JawaPos.com-PSSI belum memutuskan bagaimana format kompetisi Liga Indonesia 2022–2023 jika sudah kembali bergulir pada akhir November mendatang. Namun, beberapa klub dan pemain sudah punya usul. PSS Sleman, misalnya.

Direktur Utama PT PSS Andy Wardhana mengusulkan agar kompetisi digulirkan dengan format home tournament. Atau format series seperti musim lalu.

’’Kalau itu (home-away) terlalu mepet sehingga pelaksanaannya terlalu padat. Beda dengan sistem series dari satu kota lalu pindah lagi ke kota lain. Kita sama-sama berhitung dan pertimbangkan,’’ kata Andy.

Seandainya diputar sesuai rencana, tim peserta punya waktu sekitar sebulan untuk persiapan. ’’Itu menjadi kesempatan PSS untuk berbenah,’’ ucapnya.

Beda pula usulan yang disampaikan striker Madura United Alberto Goncalves. Dia berharap format Liga 1 tidak berubah. Tetap home-away. Menurut Beto, format itu lebih fair jika dibandingkan dengan konsep series seperti musim lalu.

Musim lalu, Liga 1 dibagi menjadi lima series. Seri pertama digelar di Jabodetabek. Seri kedua dan ketiga dimainkan di Jawa Tengah-Jogjakarta. Lalu, seri keempat dan kelima diselenggarakan di Bali.

’’Kalau main di satu tempat, lalu tim tuan rumah juara, tim-tim lain akan komplain. Contohnya, Bali United. Mereka juara setelah Bali dipilih jadi tempat penyelenggaraan seri keempat dan kelima. Jadi, saya pikir format itu sulit jika harus kembali dipakai,’’ ujar Beto kepada Jawa Pos melalui pesan singkat kemarin.

Mantan pemain Persipura Jayapura itu menambahkan, pertandingan Liga 1 musim ini masih menyisakan banyak laga. Masih ada 23 pekan yang harus dijalani. Dan, jika kompetisi harus selesai April, maka 23 pekan itu harus dijalani dalam lima bulan.

Menurut Beto, memainkan 23 pertandingan dalam waktu lima bulan akan terasa melelahkan.

’’Kalau waktu kompetisi ditambah sebulan, mungkin lebih bagus. Tapi, yang pasti, saya berharap kompetisi tetap dimainkan home-away. Memang lebih melelahkan karena tim harus bermain ke sana-sini, tapi itu lebih fair. Sebab, tim bisa didukung suporternya,’’ paparnya.

’’Kalau hanya main di satu tempat, tim sulit mendapat dukungan suporter,’’ imbuh mantan penyerang Sriwijaya FC tersebut.

Editor : Ainur Rohman

Reporter : ard/fiq/c18/bas


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.