Intel Berencana Naikkan Harga CPU Tahun Ini

Jakarta: Intel bersiap untuk meningkatkan harga dari chipset dan CPU karyanya. Produsen chipset ini dilaporkan akan meningkatkan harga CPU unggulan dan rangkaian chip lainnya pada akhir tahun 2022 ini, termasuk chipset WiFI dan konektivitas lainnya.
 
Intel telah menginformasikan rencana peningkatan harga ini kepada pelanggan, dan diperkirakan akan mendorong pada peningkatan harga laptop dan PC selama periode libur.
 
Mengutip Nikkei, Intel belum menentukan harga baru, namun sejumlah chipset dikabarkan berpotensi mengalami peningkatan harga sebesar 20 persen.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Selain itu, Intel telah memberikan peringatan pada awal tahun 2022 lalu saat mengkaji peningkatan harga untuk chipset tertentu, akibat inflasi yang tengah terjadi dan peningkatan biaya bahan, pengapalan dan tenaga kerja.
 
Pada laporan pendapatan Q1, Intel mengindikasikan akan meningkatkan harga pada segmen tertentu dari bisnisnya akibat tekanan terkait inflasi. Juru bicara Intel juga menyebut bahwa perusahaannya telah mulai menginformasikan kepada pelanggan terkait perubahan ini.
 
Peningkatan harga dijadwalkan untuk dilakukan sebab pengapalan PC mengalami penundaan besar-besaran, dan inflasi telah mulai mempengaruhi harga jual rata-rata PC. Gartner mengungkap pekan ini bahwa pengapalan PC global menurun hampir 13 persen pada kuartal ini.
 
Penurunan tersebut dilaporkan merupakan penurunan tertajam dalam sembilan tahun terakhir untuk pasar PC global, sebagai dampak dari tantangan geopolitik, ekonomi, dan rantai pasokan yang berdampak pada seluruh pasar regional.
 
Saat kelangkaan komponen mulai mereda, Gartner menyalahkan tekanan terkait inflasi dan penurunan tajam untuk Chromebooks pada penurunan PC. Pasar PC mengalami pertumbuhan signifikan selama dua tahun pertama pandemi.
 
Namun perpaduan peningkatan harga energi, bahan bakar, dan makanan, serta masyarakat menghabiskan lebih sedikit waktu di rumah telah mengembalikan pasar PC ke realitas.
 
Sementara itu menurut Gartner, pasar PC di seluruh Eropa, Timur Tengah, dan Afrika mengalami penurunan lebih besar, sebesar 18 persen.
 

(MMI)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.