FMIPA UI dan Kemenperin Gelar Pelatihan Kompetensi Tanggap Darurat Bahan Kimia Berbahaya

Jakarta:  Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA-UI), Ditjen Pengembangan SDM Industri Kemenperin, dan Lembaga Sertifikasi Profesi Kimia Industri menggelar “Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Penanganan dan Tanggap Darurat Bahan Kimia”.
 
Kepala Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI) Kemenperin, Arus Gunawan mengatakan, program ini digelar untuk mewujudkan SDM Unggul Indonesia Maju di Indonesia Emas 2045.  Pelatihan berlangsung pada 13 Juli 2022 dan digelar secara bauran di dua lokasi sekaligus, yakni Laboratorium Multi Disiplin UI Depok, dan UI Salemba.
 
“Pelatihan ini untuk memajukan industri dengan SDM yang kompeten,” kata Arus dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 17 Juli 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Kepala Pusdiklat SDMI Tirta Wisnu Permana mengatakan, BPSDMI memiliki program Triple Skilling yang terdiri dari kegiatan skilling, reskilling dan upskilling yang dibedakan pada kualifikasi peserta yang diakhiri dengan pengakuan kompetensi dari BNSP sebagai badan yang memiliki kewenangan untuk memberikan pengakuan dengan pemberian sertifikat kompetensi.
 
“Salah satu struktur industri manufaktur adalah kompetensi industri,” katanya.
 
Dekan FMIPA-UI, Dede Djuhana mengatakan, sesi pelatihan kali ini diikuti 120 orang yang dilaksanakan secara serentak di kampus UI depok dan salemba. “Tema besar (pelatihan) penanganan darurat bahan kimia. Khusus inventori kimia bagaimana agar intinya mengurangi kecelakaan yang terkait bahan kimia,” katanya.
 
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kimia Hulu Kemenperin, Fredy Juwano mengatakan, industri kimia masih berkembang, mengingat Indonesia masih impor. Untuk mendukung itu, Kemenperin melakukan mitigasi atau menghindari agar tidak terjadi bencana-bencana kimia.
 
“Kami sudah membuat peraturan Penanggulangan tanggap darurat bahan kimia. Di dalamnya bukan hanya industri menyiapkan dokumen memitigasi bahan kimia, tapi harus ada unit kerja yang menangani apabila terjadi bencana. Kemudian harus juga ada peralatan yang harus disiapkan,” katanya.
 
Sekretaris Jenderal Inaplas, Fajar Budiono mengatakan, pihaknya punya kepentingan untuk mewujudkan industri petrokimia yang semakin aman, sehingga bisa melakukan mitigasi dari potensi bahaya. “Industri tanggap darurat punya sistem, peralatan, sekarang ada SDM kita butuhkan kompetensi. Kompetensi ada wadah, dan makin komplit. Ada sistem, peralatan, SDM,” ujarnya.
 
Presiden Direktur PT Trincio Material Indonesia Hanggara sukandar mengatakan, perkembangan pesat di sektor industri harus diimbangi kompetensi. “Terus terang industri membutuhkan karyawan kompeten dan dibuktikan sertifikat kompetensi. Kami mendukung kemenperin dan UI membantu industri. Ini menunjang perkembangan industri,” tegansya.
 
Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Bonardo Aldo Tobing memberikan apresiasi atas penyelenggaraan pelatihan ini sebagai upaya mewujudkan SDM Indonesia yang unggul.  “BNSP sangat mengapresiasi segala upaya untuk memastikan kompetensi SDM Indonesia, khususnya penanganan bahan kimia. Saya kira ini sangat penting karena ini terkait dengan safety,” ujar Bonardo. 
 

 

(CEU)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.