Cek! 4 Skenario Harga Emas Goldman Sachs, Bisa ke US$ 2.250

media-nasional.com – Tahun 2023 jelas bukan periode yang mudah bagi emas. Sang logam mulia terus dalam tekanan meskipun sempat menjulang setelah perang Rusia-Ukraina meletus pada akhir Februari.

Emas mengawali perjalanan tahun ini di posisi US$ 1.800, 4 per troy ons. Sempat terjerembab ke bawah US$ 1.700 p-er troy ons, harga emas melonjak saat ketegangan Rusia-Ukraina meningkat.

Perang Rusia-Ukraina meletus pada 24 Februari 2022 dan harga emas mengangkasa dari US$ 1.907,55 pada 23 Februari menjadi US$ 2.052,41 per troy ons pada 8 Maret 2022. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak Agustus 2020.

Namun, emas terus melemah setelah itu. Pada perdagangan Rabu (19/10/2022) pukul 14: 30 WIB, harga emas di pasar spot internasional ada di posisi US$ 1.645 per troy ons atau melemah 0,40% dibandingkan hari sebelumnya. Emas bahkan sudah anjlok US$ 407,41 atau 20,51% dari titik tertingginya pada 8 Maret 2022.Investment Bank Goldman Sachs mengingatkan penderitaan emas belum akan berakhir. Ketidakpastian global masih akan berdampak besar kepada pergerakan emas hingga akhir tahun.

“Harga emas sangat bergejolak karena banyaknya faktor yang menjadi downside risk mulai dari proyeksi pertumbuhan, risiko inflasi, tingginya suku bunga, dan kuatnya dolar Amerika Serikat (AS). Ke depan, harga emas masih sangat volatile,” tutur Goldman Sachs, dikutip dari CNBC International.

Goldman Sachs melakukan sejumlah perhitungan atas proyeksi harga emas ke depan. Ada empat skenario terkait pergerakan emas yang menggambarkan sekuat dan selemah apa sang logam mulia akan bergerak.

Berikut empat scenario tersebut.

1. Soft landingDalam hitungan Goldman Sachs, kemungkinan skenario ini terjadi adalah sebesar 30%. Dalam skenario tersebut, emas bisa jatuh hingga ke level US$ 1.530 per troy ons.Skenario ini mempertimbangkan jika inflasi AS akan melandai tahun depan sehingga AS bisa terhindar dari resesi.

Pada skenario ini, yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun ada di kisaran 1,7%. Level tersebut jaug di bawah kisaran saat ini yakni 4,07%.”Saat ekonomi AS melandai, investor juga akan memutar dana nya dari aset aman seperti emas ke saham,” tambah Goldman Sachs

2. Resesi di AS dengan pemangkasan suku bunga yang tajamKemungkinan terjadinya scenario ini adalah sebesar 30%. Skenario ini bisa melambungkan harga emas hingga US$ 2.250 per troy ons, melonjak 37% dari harga saat ini.

Skenario ini mempertimbangkan resesi dan dampaknya yang lebih berat. Dalam kondisi resesi yang cukup dalam, The Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga secara bertahap hingga ke 0% pada 2025.

Penurunan suku bunga The Fed membuat yield obligasi pemerintah AS anjlok hingga 1% dari posisi saat ini (4,07%).