Jakarta, MINA – Perusahaan 4848 Group sudah mulai bertransformasi, sejak 2004, ke beberapa usaha lainnya karena manajemen melihat jenis usaha jasa transportasi kedepannya akan mengalami banyak tantangan baik dari sisi regulasi, kondisi usaha, kemacetan dan juga persaingan global.
“Sejak awal kami mempelajari pola shuttle service sangat memberatkan operator angkutan, sehingga terbukti perintis shuttle ini sudah cukup lama gulung tikar,” kata CEO/Presiden Direktur 4848 Group, H. Dadan Pahlawan Irawan MBA di Jakarta, Selasa (23/8).
4848 Group merupakan jenis bisnis keluarga. Di banyak negara, tak terkecuali di Indonesia, bisnis keluarga terbukti menjadi mesin pertumbuhan bagi perekonomian, menciptakan lapangan pekerjaan dan memainkan peran kunci di dalam perekonomian.
Pada 2010 fenomena lahirnya Uber di beberapa negara maju pun tidak terbendung. Sehingga pada 2014, 4848 Transportasi telah merancang ulang usahanya fokus kepada bidang logistik, dan perusahaan juga telah melakukan konsolidasi ke dalam dimana usaha-usaha 4848 lainnya yang telah dirintis sebelumnya pada 2004 sudah dapat melahirkan usaha- usaha yang cukup mapan untuk menjadi penopang 4848 Transportasi menjadi 4848 Group.
Sejumlah universitas negeri terkemuka di Amerika Serikat (AS), Inggris dan Arab Saudi tertarik dengan transformasi 4848 dan telah mengundang Dadan Pahlawan Irawan untuk berbagi keberhasilannya membawa 4848 ke pentas dunia.
“Saya diundang untuk berbicara di Universitas Texas, Arlington, dan Clayton States University, Atlanta, pada Oktober nanti,” kata Dadan.
Ia mengakui masih banyak orang/pihak yang belum mengetahui perkembangan terkini 4848 yang mengalami transformasi dari sebuah operator penyedia jasa transportasi ulang-alik Jakarta-Bandung-Jakarta menjadi perusahaan Indonesia yang melebarkan sayapnya ke mancanegara.
Adalah Irawan Sarpingi, sang pendiri pernah berpesan kepada Dadan sebagai CEO/Presiden Direktur 4848 Group saat ini, agar menjaga nama dan mengembangkan bisnis untuk membantu masyarakat.
“Bapak saya memberi nasihat-nasihat agar mengelola dan mengembangkan bisnis keluarga ini,” kata Dadan yang pernah menimba ilmu di AS.
Dengan tekad kuat dari sunset company untuk menghadapi era globalisasi, Dadan sebagai “sopir baru yang visioner” menunjukkan kemampuannya memperbaiki perusahaan antara lain di bidang sistem manajemen, jejaring, kerja sama dan kapital.
Sentuhan demi sentuhan profesional, 4848 Group yang memiliki visi: To be the World’s Class Company dan misi : To Connect Global Partners – We are in Venture not an Adventure, saat ini telah menjadi sebuah perusahaan keluarga yang modern.
Alhasil entitas bisnis ini memiliki usaha selain di Indonesia juga di beberapa negara seperti di Singapura, Malaysia, Dubai (UAE), Saudi Arabia dan Amerika Serikat.
Tidak sedikit perusahaan berkelas dunia memakai jasa 4848 Group. Usaha-usaha lain yang digelutinya berbentuk IT Kebandaraan, Umroh/Haji, Properti, Kontraktor Pengerukan, Konsultan Bisnis, Penyewaan Kapal, Perkebunan dan Pertanian.
Cikal bakal
4848 Group pertama kali didirikan pada 4 Agustus 1959 oleh H. Irawan Sarpingi, seorang putra Jawa Barat kelahiran Tasikmalaya.
Dimulai dengan layanan taksi dalam kota dan jasa ekspedisi, operator ini menjadi cikal bakal perusahaan taksi di Indonesia. Nama 4848 berasal dari saat pendirian perusahaan itu,
Taksi 4848 pernah berjaya di era tahun 1960-1990-an. Tertanan dalam ingatan para penggunanya saat itu taksi Suburban dan Holden Kingswood 4848 melintasi jalan raya Jakarta-Bandung-Jakarta melalui Puncak.
Para penumpang diantar sampai depan rumah. Sopirnya selalu menawarkan jaminan cepat sampai Jakarta atau Bandung dengan aman dan selamat.
Ada penumpang yang suka memilih duduk di kursi depan di samping sopir karena senang melihat gaya dan cara sopirnya mengendalikan mobil.
Tidak ugal-ugalan. Dengan mobil sedan Holden Kingswood tua dan berpenumpang lima orang, mobil bisa sampai Jakarta atau Bandung hanya dalam waktu 3,5 jam.
Para sopir 4848 dikagumi penumpang karena membawa mobil dengan cepat dan aman khususnya ketika mendahului beberapa mobil di depannya di daerah Puncak, Citatah atau Purwakarta.
Sang sopir dengan keahliannya selalu dengan pas dan berani mendahului di tiap-tiap tikungan dengan cepat dan tidak membahayakan. Mesin mobilnya terasa bertenaga besar. Hampir tidak pernah terdengar ada kecelakaan menimpa taksi 4848.
Saat itu belum ada jalan tol dan jumlah pemainnya masih tak sebanyak operator dewasa ini. Pada umumnya banyak orang bepergian menggunakan kereta api atau bus. Akan tetapi karena sulitnya mendapatkan angkutan antarkota, Irawan Sarpingi mendapat ide untuk mendirikan angkutan umum yang memudahkan perjalanan antarkota.
Pada awalnya Irawan Sarpingi saat itu masih bertugas sebagai anggota TNI dan mendampingi Wakil Kepala Staf AD Jenderal Gatot Soebroto. Namun dia melihat banyak kawan sesama anggota TNI yang kesulitan untuk pulang atau berakhir pekan ke Bandung setelah bertugas.
Setelah melihat kesulitan itu tercetuslah ide untuk mencoba membantu dengan cara menyewa mobil Suburban yang dikemudikan langsung oleh Irawan Sarpingi sendiri dan nantinya dapat dijadikan layanan bagi masyarakat maupun TNI (yang saat itu bernama ABRI).
4848 biasanya menjemput penumpang langsung ke rumah dan mengantarkannya sampai ke tujuan (door to door service).
Pada awalnya kendaraan yang digunakan oleh 4848 adalah mobil produksi AS seperti Cheverolet jenis Suburban, Dodge dan lain-lain.
Mobil tersebut umumnya berkapasitas sembilan orang penumpang. Ada juga digunakan mobil Sedan Holden produksi Australia dan umumnya berkapasitas lima penumpang.
Tahun 1980-an, merupakan puncak kejayaan 4848 saat bisnis taksi dalam kota dan antarkota merajai jalanan di kota Bandung. Hal ini disebabkan belum adanya tol Cipularang yang menghubungkan Jakarta-Bandung seperti saat ini.
4848 masih melayani jasa transportasi rute Bandung menuju kota-kota di Jawa Barat, seperti Garut, Pangandaran, Banjar, Ciamis, Cirebon dan Kuningan. Tidak hanya itu, 4848 tetap melayani pengiriman ekspedisi untuk beberapa wilayah di Jawa Barat dan Jakarta.
Dalam usia ke-63 tahun, 4848 telah mempersiapkan estafet ke generasi berikutnya agar visi misi dan kiprah 4848 dapat berkesinambungan.
“Menghadapi penurunan ekonomi global saat ini, selaku pelaku usaha, kita mengenal para pejuang dulu memiliki slogan: Merdeka atau Mati. Saat ini slogan tersebut dapat kita gunakan juga, Efisiensi atau Mati. Dan 4848 tetap terpacu untuk meningkatkan kinerja dan tetap optimistis,” pungkas Dadan.(AK/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Sumber : minanews.net