Salah satu petinggi intelijen Estonia meyakini bahwa Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir dalam konflik Ukraina

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Salah satu petinggi Pusat Intelijen Pertahanan Militer Estonia, Kolonel Margo Grosberg, pada Jumat (7/10) mengatakan bahwa Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir dalam konflik Ukraina, karena hal itu secara militer tidak “masuk akal,”.

“Saya menekankan bahwa dalam istilah militer, penggunaan senjata jenis ini tidak masuk akal dengan cara apa pun, itu tidak akan mencapai efek,” kata Grosberg, menurut penyiar berita ERR Estonia.

Namun, di tengah laporan di media Inggris bahwa Moskow sedang mempersiapkan latihan yang melibatkan kekuatan nuklirnya, dia menambahkan bahwa “ancaman nuklir harus tetap diwaspadai, meski tidak terlalu besar.”

Turki Dukung Finlandia Gabung dengan NATO, Tidak Dengan Swedia

Kremlin menolak laporan yang ditulis oleh media-media Barat, dengan mengatakan tidak akan mengambil bagian dalam “retorika nuklir”.

Pembicaraan tentang kemungkinan serangan nuklir Rusia di Ukraina telah mencapai puncaknya di media Barat dalam beberapa pekan terakhir, setelah intelijen, diplomat, dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden sendiri membahas serangan seperti itu sebagai kemungkinan yang realistis.

Berbicara pada Kamis malam, Biden menyatakan bahwa “kami memiliki ancaman langsung dari penggunaan senjata nuklir jika pada kenyataannya hal-hal terus berlanjut di jalur yang mereka tuju,” seraya memperingatkan bahwa ledakan nuklir akan mengarah pada “ Armagedon.”

Sementara itu, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky pada hari yang sama juga meminta NATO untuk meluncurkan “serangan pencegahan” terhadap Rusia selama diskusi tentang senjata nuklir.

Juru bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan bahwa pernyataan Zelensky itu merupakan upaya untuk memicu perang dunia, yang akan menyebabkan “konsekuensi bencana yang tak terduga.”

Menurut media Rusia, doktrin nuklir Rusia saat ini memungkinkan penggunaan senjata nuklir jika ada pihak yang melancarkan serangan nuklir terhadap wilayah atau infrastruktur Rusia, atau jika keberadaan negara Rusia terancam oleh senjata nuklir. Sebelum empat bekas wilayah Ukraina dimasukkan ke dalam Federasi Rusia minggu ini, Presiden Vladimir Putin menyatakan bahwa dia akan mempertahankan kedaulatan dan integritas Rusia dengan menggunakan “segala cara yang tersedia”.

Belgia Beberkan Alasan Tak Dukung Paket Sanksi Tambahan Uni Eropa terhadap Rusia


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.