Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pemerintah Ukraina-lah yang menolak terlibat pembicaraan damai dengan Rusia

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Jumat (14/10) menjelaskan kepada awak media tentang alasan pihaknya tidak melanjutkan negosiasi damai dengan pemerintah Ukraina. Menurut Putin, pemerintah Ukraina lah yang secara terang-terangan menolak untuk terlibat dalam pembicaraan untuk mengakhiri konflik antara kedua negara.

“Pemerintah Kiev telah mengatakan bahwa mereka menginginkan pembicaraan dan seolah-olah memintanya, tetapi sekarang mereka mengeluarkan keputusan resmi yang melarang mereka,” katanya dalam konferensi pers di Astana, Kazakhstan, dilansir dari RT.com.

Pada awal September kemarin, Zelensky menandatangani dekrit yang melarang negosiasi dengan Vladimir Putin. Zelensky menyatakan bahwa Ukraina hanya akan berbicara dengan Rusia jika Putin sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden.

Buntut Uji Coba Rudal Balistik Korea Utara, Korsel Jatuhkan Sanksi terhadap Rezim Kim Jong-un

Berbicara kepada wartawan pada hari Jumat, Putin mengatakan bahwa mediasi oleh negara lain, termasuk Turki, mungkin diperlukan, jika suatu saat pemerintah Ukraina mengubah sikapnya.

Putin ingat bahwa Rusia dan Ukraina hampir saja mencapai kesepakatan awal yang dapat menghentikan pertempuran, saat kedua delegasi menggelar pembicaraan yang dimediasi Turki pada akhir Maret 2022 kemarin.

“Perjanjian itu hampir dimulai. Tetapi segera setelah pasukan ditarik kembali dari Kiev, kepemimpinan di Kiev kehilangan semua keinginan untuk melakukan pembicaraan,” katanya.

Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan penarikan pasukan dari ibukota Ukraina setelah tersiar kabar bahwa para perunding di Istanbul telah menyetujui rancangan perjanjian. Berdasarkan ketentuannya, Ukraina akan berjanji untuk mempertahankan status netral dan tidak mengizinkan pasukan asing dan instalasi militer di tanahnya, dengan imbalan jaminan keamanan dari negara asing, termasuk Rusia.

Beberapa hari kemudian, Presiden Vladimir Zelensky menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang, mengklaim bahwa bukti ditemukan di Bucha, salah satu kota dekat Kiev yang ditinggalkan tentara Rusia. Dia menyatakan bahwa rakyat Ukraina tidak akan mengizinkannya untuk bernegosiasi dengan Rusia setelah penemuan bukti itu. Moskow mengklaim bahwa bukti itu sengaja dibuat sebagai alasan Ukraina untuk memutus pembicaraan.

Eropa Bisa Dapatkan Pasokan Gas Alam Rusia dari Turki


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.