UMKM Wajib Tahu! Brand Image Semakin Meroket Melalui Psikologi Warna

media-nasional.com – Datangnya usaha pendatang baru membuat persaingan bisnis semakin ketat. Produk berkualitas dengan kreatifitas yang tinggi semakin beragam. Peta kompetisi bisnis tak terelakkan terjadi. Untuk itu pelaku usaha perlu terus mengamati bagaimana karakteristik dari konsumennya dan menciptakan inovasi supaya produk selalu dilirik oleh konsumen.

Warna memainkan peran utama dalam pemasaran produk. Hal ini dikarenakan warna memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku pembelian konsumen. Tanpa disadari, warna adalah alat pemasaran yang kuat dan secara signifikan mempengaruhi pembelian konsumen, sedemikian rupa sehingga menyumbang 85% dari alasan mengapa seseorang memutuskan untuk membeli produk (Hemphill, 1996).

Pemasar harus memahami psikologi warna agar dapat menggunakannya secara efektif. Psikologi warna adalah studi tentang rona sebagai penentu perilaku manusia. Warna mempengaruhi persepsi yang tidak jelas, seperti rasa makanan. Warna juga dapat meningkatkan efektivitas plasebo.

Warna memang bisa mempengaruhi seseorang; namun, penting untuk diingat bahwa efek ini berbeda di antara orang satu dengan lainnya.

Faktor-faktor seperti jenis kelamin, usia, dan budaya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan warna.

Psikologi warna juga banyak digunakan dalam pemasaran dan branding. Banyak pemasar melihat warna sebagai bagian penting dari pemasaran karena warna dapat digunakan untuk mempengaruhi emosi dan persepsi konsumen terhadap barang dan jasa.

Perusahaan juga menggunakan warna ketika memutuskan logo merek. Logo-logo ini tampaknya menarik lebih banyak pelanggan ketika warna logo merek sesuai dengan kepribadian barang atau jasa, seperti warna merah yang banyak digunakan pada merek makanan cepat saji.

Sebuah produk termasuk kemasan dan grafik/citra visual dapat dirancang dengan baik, namun memiliki palet warna yang tidak bernyawa atau hiasan dapat berkontribusi pada kurangnya antusiasme konsumen terhadap produk. Hal Ini juga berlaku untuk desain produk dan kemasan atau gambar grafis/visual, yang mungkin memiliki kombinasi warna yang menarik, tetapi dirancang dengan buruk dalam hal bentuk, ergonomi, atau fungsionalitas.

Penggunaan warna yang tepat dapat dengan mudah membujuk konsumen untuk tertarik pada produk meskipun desainnya buruk. Sangat penting dalam desain untuk menggabungkan bentuk, fungsi, estetika, dan harmoni warna dalam satu produk.

Akankah konsumen ingin membeli desain yang dipikirkan dengan buruk berdasarkan kombinasi warna yang menarik? Akankah konsumen mengabaikan atau menolak grafis atau produk yang dirancang dengan baik berdasarkan kombinasi warna yang buruk?

Pemilihan warna yang tepat merupakan faktor penting dalam menciptakan kesan yang dibutuhkan untuk mempengaruhi pemilihan merek dan produk (Gofman 2010). Kemasan warna memiliki peran penting dalam membantu pelanggan membedakan produk perusahaan yang satu dengan yang lainnya.

Cheskin (1957) mengatakan bahwa pemilihan warna dan kombinasi warna merupakan proses yang diperlukan untuk menciptakan desain kemasan yang baik. Warna adalah elemen kunci desain karena fakta menunjukkan bahwa warna lebih mudah diingat. Warna kemasan dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan konsumen untuk mengenali produk.

Warna kemasan mampu menarik perhatian konsumen. Setiap warna menciptakan makna yang berbeda sesuai dengan persepsi konsumen. Warna putih dan hitam digunakan untuk menciptakan citra kekuasaan, merah untuk energi, biru untuk kepercayaan, hijau untuk keseimbangan. Memilih warna yang tepat untuk digunakan, berdampak besar pada penjualan produk.

Warna mengkomunikasikan Citra Merek. Warna membantu dalam membangun pengenalan merek. Artinya warna juga menyampaikan ciri-ciri tentang kepribadian perusahaan, atau, citra merek. Dalam pengertian ini, warna berfungsi sebagai bahasa bawah sadar.

Warna merupakan sumber informasi yang sangat berpengaruh ketika orang membuat keputusan pembelian. Pelanggan umumnya membuat penilaian awal pada suatu produk dalam waktu 90 detik setelah berinteraksi dengan produk tersebut dan sekitar 62% -90% penilaian tersebut didasarkan pada warna. Orang sering melihat logo merek atau perusahaan sebagai representasi dari perusahaan tersebut.

Warna merupakan faktor penting yang mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen. Hal ini bukan sekadar peninjauan terhadap pengemasan produk dan branding perusahaan.

Pemasar dan pengusaha perlu menginvestasikan waktu yang cukup dalam memilih warna yang mencerminkan nilai-nilai perusahaan dan preferensi target konsumennya. Begitu juga dengan peningkatan penjualan, pengenalan merek, dan loyalitas konsumen.

Kemasan produk, branding, dan kesadaran konsumen semua beroperasi pada prinsip psikologis yang berbeda. Warna memiliki peran besar dalam memaksimalkan kesuksesan. Oleh karena itu, penting untuk memahami harmoni warna, dampak dan prinsipnya, sehingga mengantisipasi dan merencanakan bagaimana konsumen akan bereaksi terhadap warna yang dipilih.

Penting untuk diketahui bahwa tren warna tidak permanen, dan dapat berfluktuasi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, penting untuk tetap mengikuti perkembangan riset pemasaran terkini tentang warna untuk membuat keputusan terbaik bagi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Gofman, A., Moskowitz, H. R., & Mets, T. (2010). Accelerating structured consumer-driven package design.Journal of Consumer Marketing, 27(2), 157-168.

Hemphill, M. (1996). A note on adults’ color–emotion associations. The Journal of genetic psychology, 157(3), 275-280

Penulis : Dewi Deniaty Sholihah – Dosen Prodi Manajemen UPN Veteran Jawa Timur

KOMPASIANA ARENA

    Survei Pembaca Kompasiana 2022 Berhadiah 1 Juta Rupiah!

    Survei Berhadiah Tentang Employer Branding

    TTS – Teka – Teki Santuy Eps 102 Tanaman Obat Paling Populer di Indonesia

Survei Pembaca Kompasiana 2022 Berhadiah 1 Juta Rupiah!

Survei Berhadiah Tentang Employer Branding

TTS – Teka – Teki Santuy Eps 102 Tanaman Obat Paling Populer di Indonesia