media-nasional.com – Pembangunan sumber daya manusia (SDM) serta pengembangan inovasi terutama dalam aspek digitalisasi, merupakan solusi untuk melesatkan kinerja UMKM, seperti yang telah dilakukan Jepang.

“Kuncinya adalah inovasi dan membangun kualitas SDM. Dua konsep besar dalam industri Jepang membuat saya kagum,” kata Anggota Komisi VI DPR RI Subardi dalam rilis di Jakarta, Kamis.

Subardi merupakan bagian dari Delegasi DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan Rahmat Gobel, yang telah melakukan lawatan ke Tokyo, Jepang, dalam rangka menghadiri agenda Forum Forestry Investment Dialogues 2022.

Dalam forum itu, Delegasi DPR RI bertemu dengan pelaku usaha dan perwakilan organisasi perdagangan Jepang, serta peneliti dari Jepang.

Menurut Subardi, industri di negeri Sakura itu berkembang dengan dua filosofi besar, yakni monozukuri atau inovasi dalam produksi, dan hitozukuri atau membangun kualitas sumber daya manusia.

Dua konsep besar itu, ujar dia, juga didukung oleh riset, di mana Pemerintah Jepang memiliki lembaga khusus yang membantu industri dalam negeri berkembang.

“Industri di Jepang semakin maju karena didukung riset. Tentu riset yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Itulah yang membuat kualitas SDM di Jepang semakin maju,” kata Subardi.

Menurutnya, di dunia industri Jepang, dikenal budaya ‘kepuasan konsumen’, yaitu pelaku industri sangat peduli dengan produknya agar dicintai pembeli. Budaya ini mulanya merupakan tradisi bagi pengrajin kecil di Jepang.

Kemudian, orang Jepang terus memperbaiki produksi maupun pelayanan, untuk mendapat apresiasi dari konsumen. Tradisi ini semakin kuat hingga melahirkan budaya, bahwa kepuasan pengguna dapat memuaskan penciptanya.

“Budaya mengutamakan konsumen sangat kuat. Disini tidak asal bikin barang yang penting laku. Itu tidak ada. Jadi ada perhatian dari produsen agar pengguna puas. Saya merasa berbisnis di sini seperti seni. Ada kepuasan tersendiri, dan tradisi ini terus diwariskan dalam berbisnis,” ujar politisi Partai Nasdem tersebut.

Terkait dengan digitalisasi UMKM, sebelumnya Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyatakan bahwa struktur demografi populasi di Republik Indonesia saat ini merupakan salah satu faktor yang mempermudah untuk melakukan transformasi digitalisasi ke UMKM.

“Digitalisasi menjadi suatu hal krusial bagi UMKM lantaran struktur demografi Indonesia yang didominasi generasi milenial memungkinkan adanya pengadopsian teknologi digital dengan sangat cepat,” kata Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar, Kemenkop UKM,Fixy.

Fixy mengatakan digitalisasi menjadi penting karena dapat membantu UMKM meningkatkan hasil pendapatan atau transaksi. Kemudian, membuat pencatatan keuangan lebih teratur, serta meningkatkan literasi keuangan.

Selain itu, ia menyebutkan 41 persen transaksi ekonomi digital di Asia Tenggara saat ini juga berasal dari Indonesia. Menurut Fixy, hingga akhir tahun 2022 pemerintah telah menargetkan 20 juta UMKM dapat onboarding, yang mana sampai saat ini data menunjukkan baru ada sekitar 18,5 juta UMKM.

Artikel ini bersumber dari antaranews.com