Memudarnya Kekhususan Jalur Busway TransJakarta

Jakarta, CNN Indonesia

Jalur “busway” yang secara khusus diperuntukkan bagi bus TransJakarta tak lagi asing di jalanan Ibu Kota. Kehadiran jalur khusus ini jelas menegaskan bahwa jalur paling kanan itu adalah jalur istimewa yang mestinya tidak boleh dilewati kendaraan lain.

Namun, jalur khusus ini kerap kehilangan kekhususannya. Seringkali jalur khusus TransJakarta ini juga digunakan pengguna roda empat ataupun roda dua, biasanya untuk menghindari kemacetan.

CNNIndonesia.com menelusuri jalur Koridor 4 TransJakarta trayek Pulogadung 2-Tosari pada Kamis (15/9).

Terpantau kendaraan roda dua ikut melintas di jalur busway di sepanjang jalur halte Manggarai-Halimun. Sementara itu, lalu lintas di jalur biasa juga terpantau padat.

Namun, kendaraan roda dua masih terpantau berseliweran di jalur busway meskipun lalu lintas di jalur biasa sudah tak lagi padat.

Selain itu, palang “Dilarang masuk kecuali bus TransJakarta” di antara halte Manggarai dan Pasar Rumput, tepatnya di Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan tampak terbuka tanpa ada penjagaan petugas.

Sedangkan dari arah sebaliknya, antara halte Manggarai dan Matraman, tepatnya di Jalan Tambak, Jakarta Pusat tampak kendaraan roda empat melintas di jalan khusus busway meski telah terpajang rambu “Jalur Khusus bus TransJakarta” dan “Dilarang masuk kecuali bus TransJakarta”.

Masuknya kendaraan roda empat dan roda dua ke jalur busway itu dinilai menganggu oleh penumpang moda transportasi TransJakarta, salah satunya Sakinah (25).

“Terganggu sih. Jadi kalau ada busway jadi lama. Maksudnya enggak lancar jadi jalan buswaynya juga. Jadi semaunya dipake jalannya,” ujar Sakinah saat dijumpai CNNIndonesia.com.

Sakinah berharap masyarakat dapat sadar diri untuk tak melewati jalur yang tidak semestinya. Ia juga berharap palang “Dilarang masuk kecuali bus TransJakarta” ditutup untuk mencegah pengguna jalan menikmati jalur khusus ini.

Selain terganggu, penumpang lain Acep (24) menilai tindakan pengguna jalan yang masuk ke jalur khusus TransJakarta itu tidak etis.

Acep berharap masyarakat lebih taat peraturan agar antara sesama pengguna jalan sama-sama nyaman.

Acep juga menyinggung risiko yang mesti ditanggung pengguna jalan jika terjadi kecelakaan di jalur busway.

“Kan sering kejadian, masuk-masuk jalur busway, yang kena seruduk lah. Karena ya, salah sendiri. Risikonya ke pengguna jalan yang masuk jalur yang gak sesuai jalurnya,” katanya.

Penumpang lainnya, Aulia (24) mengatakan kendaraan yang lewat jalur khusus busway itu menghambat lalu lintas TransJakarta. Sebab, bus TransJakarta mesti menunggu kendaraan lain untuk melintas.

Namun, ia masih menoleransi kendaraan dalam keadaan darurat, seperti mobil ambulans, mobil polisi, hingga mobil pemadam kebakaran untuk melintas di jalur khusus busway.

“Harapannya enggak ada yang lewat jalur TransJakarta lagi ya. Soalnya kan udah punya jalur masing-masing. Kalau memang jalur kendaraan biasa macet, ya sudah nikmatin saja. Atau enggak, naik Tj aja biar enggak macet,” tutur Aulia.

Senada, Reza (22) juga menyebut masuknya kendaraan pribadi ke jalur khusus busway itu menghambat perjalanan bus TransJakarta. Ia berharap tilang bagi kendaraan yang melanggar dan masuk ke jalur busway lebih ditegakkan.

“Mungkin untuk tilang elektronik dan sebagainya lebih bisa ditindaktegaskan lagi, lebih ditegakkan lagi. Karena kan tilang elektronik juga masih kurang jelas. Mungkin di setiap pintu masuk busway ada palang pintunya kan, untuk petugas mungkin lebih dibanyakin lagi,” tuturnya.

CNNIndonesia.com telah menghubungi pihak TransJakarta dan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo untuk meminta tanggapannya terkait hal tersebut. Namun, belum mendapatkan respons.

(pop/tsa)

[Gambas:Video CNN]




Artikel ini bersumber dari www.cnnindonesia.com.