media-nasional.com – Dilansir dari Badan Pusat Statistik dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, saat ini, masih terjadi kesenjangan gaji antara pekerja perempuan dan pekerja laki-laki.

Selain itu, dikutip dari CNBC, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mengatakan bahwa perempuan menerima gaji 23% lebih rendah daripada laki-laki.

Nah, Tirto juga mengungkapkan hal yang sama. Meski selalu terjadi kenaikan upah untuk perempuan Indonesia dari tahun ke tahun, upah yang diterima oleh perempuan selalu lebih rendah daripada upah yang diterima laki-laki.

Padahal, telah ada kebijakan antidiskriminasi upah antara laki-laki dan perempuan, tepatnya pada Undang-undang Nomor 80 Tahun 1957 tentang Persetujuan Konpensi Organisasi Perburuhan Internasional No. 100.

Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, lho. Dilansir dari World Economic Forum di tahun 2018, secara global, perempuan hanya dibayar sebesar 63% dari upah laki-laki.

Mengapa hal ini terjadi, dan bisa menjadi masalah? Lalu, apa ada upaya-upaya yang telah dilakukan agar kesenjangan gaji ini menghilang?

Mengapa Kesenjangan Gaji Ada?

© Freepik

Kesenjangan gaji tentu tidak terjadi secara tiba-tiba, ada beragam alasan mengapa hal ini bisa terjadi. Dilansir dari Future Woman, ini adalah alasan kenapa terjadi perbedaan upah ini:

1. Diskriminasi dan bias

Ternyata, bias dan diskriminasi masih terjadi pada kita, bahkan sejak alam bawah sadar.

Laki-laki sering kali dianggap lebih kompeten untuk bekerja oleh calon recruiter. Hal ini akan berujung pada kurangnya kesempatan bekerja untuk perempuan.

Selanjutnya, hal ini bisa menurunkan upah rata-rata yang diterima oleh perempuan.

2. Bonus yang berbeda

Salah satu masalah kesenjangan gaji antara perempuan dan laki-laki adalah perbedaan bonus yang diterima selama bekerja.

Laki-laki ternyata lebih mungkin menerima bonus daripada perempuan. Dalam hal ini, bonus yang dimaksud adalah bonus atau tunjangan kinerja.

3. Perempuan dituntut mengurus keluarga

Dilansir dari The Conversation, perempuan Indonesia, terutama yang berusia di bawah 30 tahun, mengalami perbedaan pendapatan yang signifikan bila dibandingkan dengan laki-laki.

Apabila perempuan telah mencapai usia di atas 30 tahun, dengan posisi manajerial di kantor, perbedaan ini kian menipis.

Sayangnya, tidak banyak perempuan yang bertahan untuk bekerja hingga posisi manajerial.

Tuntutan masyarakat bagi perempuan untuk memilih keluarga adalah akarnya.

Hal ini membuat banyak perempuan yang memilih untuk resign dan mengurus keluarga, atau pindah dan memilih pekerjaan dengan waktu yang lebih fleksibel dengan upah yang lebih kecil.

4. Sulit kembali bekerja setelah melahirkan

Apabila memilih untuk kembali bekerja setelah memiliki anak dan menyusui, perempuan akan mengalami berbagai kesulitan, terutama tekanan masyarakat bahwa perempuan sebaiknya tidak bekerja dan mengurus anak.

Apabila perempuan resign saat melahirkan dan melamar kerja kembali, kemungkinan baginya untuk dipanggil di sesi interview akan lebih kecil daripada laki-laki atau perempuan yang belum memiliki anak.

Hal inilah yang dapat membuat kesenjangan gaji antara perempuan dan laki-laki semakin besar.

Kenapa Kesenjangan Gaji Menjadi Masalah?

© Freepik

Apabila kesenjangan gaji terjadi, dan kita mengetahui apa alasan dibaliknya, apa perbedaan upah antara perempuan dan laki-laki dapat menjadi sebuah masalah?

Dikutip dari Kompas, kesenjangan gaji ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental perempuan.

Salah satu tekanan yang dapat memengaruhi stres psikososial perempuan adalah upah yang lebih rendah daripada laki-laki, padahal pekerjaan yang dijalani keduanya sama.

Hal ini dapat memicu perempuan untuk merasa perempuan dapat menjadi frustrasi, tertekan, cemas, hingga depresi.

Selain itu, perempuan juga sering kali dituntut untuk mengurus rumah tangga dengan porsi yang lebih besar daripada laki-laki.

Kurangnya partisipasi suami dalam mengurus hal-hal seperti membersihkan rumah, berbelanja bahan makanan, mengatur jadwal, merawat anak, dan lain-lain, akan membuat perempuan merasa lebih tertekan.

Usaha Kesetaraan

© Freepik

Menyelesaikan masalah kesenjangan gaji tentu butuh kerja sama dan kontribusi dari berbagai pihak. Kata The Conversation, pemegang kebijakan perlu menyebarkan kembali apa itu kesetaraan gender.

Biasanya, laki-laki dan perempuan melihat definisi kesetaraan gender dengan cara yang berbeda.

Banyak laki-laki yang menganggap bahwa kesetaraan telah tercapai. Namun, banyak perempuan yang menganggap kita masih sangat jauh dari kata setara.

Berikan informasi yang tepat, maka mitos soal perempuan karier dapat memudar dan mendukung gaji yang lebih setara.

Nah, kebijakan ini tentu perlu didukung oleh perusahaan tempat perempuan bekerja itu sendiri.

Dilansir dari Kompas, kesetaraan gaji antara perempuan dan laki-laki bisa diraih dengan menghilangkan stigma bahwa perempuan dan laki-laki memiliki hasil kerja yang berbeda.

Oleh karena itu, kesempatan dan jumlah upah yang diterima keduanya seharusnya setara.

Dalam kesempatan lainnya, Kompas juga menyebutkan, transparansi gaji sesama pekerja bisa menjadi Pendorong kesetaraan gaji antara laki-laki dan perempuan.

Jalan menuju penghilangan kesenjangan gaji juga bisa ditempuh melalui lembaga swadaya masyarakat (LSM)

Di Indonesia sendiri telah berdiri sebuah LSM yang fokus pada pemberdayaan perempuan dalam lingkungan kerja, seperti Yayasan Annisa Swasti, atau LSM-LSM lainnya.

Selain itu, ada juga organisasi lainnya seperti Organisasi Buruh Internasional hingga serikat pekerja atau serikat buruh yang ada di Indonesia.

Itu dia informasi soal kesenjangan gaji, mengapa bisa terjadi, mengapa harus dihilangkan, dan upaya-upaya yang telah ada untuk mengatasinya.

Kalau kamu masih ingin berdiskusi lebih banyak soal masalah perbedaan upah antara perempuan dan laki-laki, atau hal lainnya soal dunia karier, komunitas Glints adalah tempatnya. Segera daftarkan dirimu!

Sumber

    Badan Pusat Statistik dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

    Rerata Penghasilan Perempuan Masih Jauh di Bawah Gaji Laki-Laki

    Undang-undang Nomor 80 Tahun 1957

    The Global Gender Gap Report 2018

    5 Reasons The Gender Pay Gap Exists (Yes, There’s Not Just One)

    Research: gender pay gap exists in Indonesia, especially for women under 30

    Kesenjangan Gaji Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Wanita

    Perusahaan Bisa Berperan dalam Kesetaraan Gender, Begini Caranya

    Survei: Transparan Soal Gaji Bisa Persempit Kesenjangan Gaji Gender

    Sri Mulyani: Gaji Perempuan 23% Lebih Rendah Dibanding Pria