media-nasional.com – Psikotes merupakan salah satu tahap rekrutmen yang sudah diketahui banyak orang. Namun, karena dikenal sebagai tahapan tersulit, hingga muncul berbagai mitos seputar psikotes ini.

Alhasil, kekhawatiran tidak nyata pun menyelimuti pemikiran kandidat yang sedang mengikuti tahap rekrutmen, kamu juga?

Nah, untuk menepi semua kekhawatiranmu, yuk simak apa saja mitos seputar psikotes, berikut ini!

1. Gagal di tahap psikotes berarti tidak cerdas atau tidak memiliki kepribadian yang baik

Banyak yang beranggapan bahwa gagal pada tahap psikotes berarti tidak cerdas atau tidak memiliki kepribadian yang baik.

Padahal, gagal di tahapan ini tidak menjadi jaminan bahwa kamu tidak cerdas atau bahkan tidak memiliki kepribadian yang baik. Ini karena kriteria lolos tidaknya tahapan ini dapat berbeda di tiap perusahaan.

Misalnya, perusahaan membutuhkan orang untuk mengisi posisi dengan tekanan kerja yang tinggi.

Maka, kandidat yang diprioritaskan berdasarkan hasil psikotes adalah mereka yang tahan terhadap tekanan kerja.

Jadi, kalau kamu tidak lolos di tahapan ini, bukan berarti kamu tidak cerdas atau tidak memiliki kepribadian yang baik.

Bisa saja kamu hanya tidak memenuhi kriteria yang diinginkan oleh perusahaan.

2. Psikotes dapat dipelajari

© Freepik.com

Ada banyak jenis psikotes yang diujikan kepada kandidat dalam rekrutmen. Mulai dari tes kepribadian, tes kemampuan kognitif, hingga tes kemampuan kerja.

Banyaknya jenis tes ini membuat banyak yang beranggapan bahwa psikotes dapat dipelajari. Terlebih, terdapat beberapa tes yang meliputi tes numerik.

Sayangnya, tidak semua jenis psikotes dapat dipelajari. Bahkan, kamu tidak perlu mempersiapkan diri untuk dapat menjawab tes kepribadian dengan baik.

Tidak ada nilai “benar” atau “salah” dalam psikotes. Kamu tidak perlu khawatir tidak dapat menjawab tes tersebut dengan benar.

Ini karena tujuan psikotes sebenarnya hanya untuk memastikan apakah kamu memenuhi kriteria yang diinginkan oleh perusahaan. Sehingga, kamu tidak perlu benar-benar mempelajarinya.

3. Jangan makan sebelum tes berlangsung

© Freepik.com

Mitos ini sebenarnya muncul dari aturan yang melarang kamu meninggalkan ruangan selama tes berlangsung.

Namun, ini bukan berarti kamu tidak boleh makan atau minum sebelum mengikuti tes.

Menjalani psikotes membutuhkan fokus yang baik. Untuk itu, kamu harus dalam kondisi prima.

Para ahli psikologi bahkan tidak menyarankanmu untuk mengerjakan psikotes dalam kondisi perut kosong.

Kamu dapat mengonsumsi makanan beberapa jam sebelum psikotes berlangsung. Tapi, pastikan bahwa kamu tidak perlu ke toilet saat tes berlangsung.

Biasanya, ada waktu khusus yang diberikan oleh penguji untuk menyelesaikan urusan yang perlu diselesaikan sebelum tes dimulai.

Manfaatkan waktu ini agar kamu dapat fokus mengerjakan tes tanpa gangguan.

4. Tes kepribadian tidak ada bedanya dengan astrologi

© womensbrainhealth.org

Tes kepribadian adalah salah satu bentuk tes psikologi yang paling populer. Saking populernya, saat ini ada berbagai jenis tes kepribadian yang bisa diakses secara online dan gratis.

Saking mudahnya akses untuk mengikuti tes kepribadian, muncul anggapan bahwa tes kepribadian tidak perlu dianggap serius.

Tes kepribadian bahkan sering disamakan dengan astrologi yang tidak memiliki dasar sains.

Padahal, tes kepribadian merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh perusahaan untuk membuat keputusan penting. Mulai dari perekrutan hingga promosi.

Satu dari lima perusahaan Fortune 1000 dilansir oleh Washington Post menggunakan tes kepribadian dalam proses rekrutmennya.

Baik untuk merekrut kandiat yang tepat dan untuk mengeliminasi kandidat yang tidak sesuai kriteria.

Jadi, jawablah semua pertanyaan dalam tes kepribadian dengan sungguh-sungguh.

5. Kepribadian adalah bawaan dan bersifat tetap

© Pexels.com

Kepribadian memang dipengaruhi oleh genetik. Akan tetapi, kepribadian secara keseluruhan bukanlah bawaan. Kepribadian seseorang juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

Itulah sebabnya, kamu bisa mendapatkan hasil yang berbeda ketika mengikuti tes kepribadian dalam rentang waktu yang cukup jauh berbeda.

Dallas News menyebut bahwa gagasan mengenai kepribadian tetap ditentukan oleh dan melalui teori yang digunakan untuk menilainya.

Setiap teori memiliki interpretasinya sendiri. Apakah seseorang itu extrovert atau introvert?

Apakah itu sifat menyenangkan atau terbuka terhadap pengalaman baru? Semua tergantung pada interpretasi teori yang digunakan.

Tidak ada kepribadian yang benar-benar tetap. Kamu tidak perlu khawatir jika hasil tes kepribadianmu berbeda dengan hasil sebelumnya.

Nah, itu dia 5 mitos seputar psikotes dan berbagai fakta di baliknya. Setelah membaca artikel ini, kamu tidak perlu khawatir lagi ketika mengikuti psikotes.

Kamu hanya perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin. Kamu juga bisa mencari tahu berbagai tips dan trik seputar rekrutmen melalui Glints Komunitas, lho.

Glints Komunitas adalah sebuah forum tanya jawab tempat kamu bisa bertanya dan berdiskusi seputar dunia kerja.

Ada para profesional dari berbagai bidang dan pengguna Glints lainnya yang akan menjawab pertanyaanmu. Yuk segera gabung dan diskusi!

Sumber

    Five myths about personality tests

    Five myths about personality tests