media-nasional.com – Krisis ekonomi adalah salah satu hal yang paling ditakuti oleh negara di seluruh dunia. Bagaimana tidak, jika hal tersebut terjadi, kerugian akan menimpa pemerintah dan masyarakat sekaligus.

Akhir-akhir ini, masyarakat sedang marak-maraknya memperbincangkan keadaan ekonomi di Indonesia karena adanya pandemi virus corona.

Pasalnya, dilansir dari Kompas, sejumlah ekonom memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami hasil yang negatif di kuartal II dan III pada tahun 2020.

Hal tersebut membuat krisis ekonomi benar-benar mengancam Indonesia.

Nah, sebenarnya apa sih pengertiannya? Kira-kira apa penyebabnya sampai suatu negara mengalami krisis dalam hal perekonomian?

Untuk menanggapi hal tersebut, Glints telah merangkumnya secara detail untukmu.

Apa Itu Krisis Ekonomi?

© Freepik.com

Agar lebih jelas, mari kita bahas terlebih dahulu pengertian dari istilah yang satu ini.

Menurut Market Business News, krisis ekonomi adalah keadaan di mana perekonomian di suatu negara mengalami penurunan secara drastis.

Secara umum, negara yang menghadapi keadaan tersebut akan mengalami penurunan PDB (produk domestik bruto), anjloknya harga properti dan saham, serta naik turunnya harga karena inflasi.

Kejadian ini memang sangat menakutkan. Sebab, akan ada banyak sekali pihak yang dirugikan jika sampai terjadi krisis ekonomi di suatu negara.

Dilansir dari Detik, gejala yang muncul saat krisis ekonomi biasanya diawali oleh penurunan belanja dari pemerintah.

Lalu, jumlah pengangguran melebihi 50% dari jumlah tenaga kerja.

Selain itu, terjadi pula kenaikan harga pokok yang semakin meroket, penurunan konsumsi yang rendah, penurunan nilai tukar yang tidak terkontrol, dan penurunan pertumbuhan ekonomi yang drastis.

Indonesia sendiri pernah mengalami masalah ekonomi ini, lho. Kamu bisa melihat kejadiannya dalam infografik di bawah ini:

Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi

© Freepik.com

Nah, setelah mengetahui pengertiannya, kira-kira apa saja sih penyebabnya sampai terjadi kejadian seperti itu?

1. Utang negara yang berlebihan

Menurut Detik, salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi adalah karena banyaknya beban utang negara sehingga tidak mampu membayarnya.

Hal ini sama seperti halnya suatu perusahaan. Apabila memiliki banyak utang dan tidak mampu membayarnya, bisa dipastikan perusahaan tersebut akan bangkrut.

2. Laju inflasi yang tinggi

Inflasi merupakan sebuah peristiwa di mana harga barang dan jasa mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang.

Sebenarnya, inflasi tidak selalu menjadi hal yang negatif, bergantung pada tinggi rendahnya tingkat presentase inflasi.

Akan tetapi, jika inflasi terjadi dalam waktu yang lama serta mengalami laju yang tinggi, hal ini bisa mengakibatkan nilai uang turun dan membuat perekonomian di suatu negara semakin memburuk.

3. Pertumbuhan ekonomi yang macet

Penyebab lainnya dari krisis ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi di suatu negara tidak berkembang atau macet.

Semakin buruk pertumbuhannya, maka ada kemungkinan negara tersebut masuk ke jurang krisis perekonomian.

Contoh nyata karena suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat adalah karena adanya virus corona seperti saat ini.

Beberapa negara ada yang sudah mengalami resesi karena adanya pandemi virus corona.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pada kuartal II dan III, pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami hasil yang negatif sehingga terancam akan mengalami resesi.

Kendati demikian, sampai saat ini pemerintah masih terus berupaya untuk menjauh dari jurang tersebut.

Dampak Krisis Ekonomi

© Freepik.com

Krisis ekonomi memberikan dampak yang sangat besar bagi negara dan tentunya dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat.

Dilansir dari Detik, ketika suatu negara mengalami peristiwa tersebut, dipastikan banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya.

Hal tersebut dilakukan karena perusahaan tidak memiliki cukup uang untuk memberikan gaji kepada mereka.

Dengan kejadian tersebut, dipastikan juga angka pengangguran akan semakin naik. Setelahnya, angka kemiskinan juga meningkat karena orang-orang tidak memiliki pendapatan.

Selain itu, pemerintah dipastikan akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan belanja negara.

Ditambah lagi, masyarakat juga kesulitan memenuhi kehidupan sehari-hari karena harga kebutuhan naik secara tajam.

Melihat dampak yang terjadi, krisis ekonomi memang menjadi momok yang sangat menakutkan bagi suatu negara.

Jika terjadi, bisa dipastikan keadaannya akan sangat kacau. Bahkan, bisa jadi penjarahan dan perampokan akan terjadi di mana-mana.

Perbedaan Krisis dan Resesi Ekonomi

© Freepik.com

Sejak penjelasan di awal, mungkin kebanyakan dari kamu bertanya-tanya mengenai perbedaan krisis dan resesi ekonomi.

Nah, menurut ekonom sekaligus Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah lewat Liputan 6, pengertian umum dari resesi adalah pertumbuhan ekonomi yang negatif selama 2 triwulan atau kuartal berturut-turut.

Tambahnya lagi, resesi itu merupakan siklus bisnis dan sesuatu yang wajar terjadi di negara. Terlebih dengan adanya virus corona seperti saat ini.

Menurut Piter, yang lebih berbahaya dari resesi adalah krisis ekonomi. Sebab, itu bukan lagi merupakan siklus bisnis, melainkan kondisinya sudah menjadi lebih buruk.

Jadi, secara sederhananya, resesi itu merupakan perlambatan ekonominya menurun tetapi masih terbilang sehat.

Sementara itu, krisis sudah menurun sangat parah dan sudah tidak sehat.

Krisis Ekonomi di Indonesia

© Freepik.com

Indonesia sendiri pernah mengalami krisis ekonomi pada tahun 1998 lalu.

Mengutip dari Kompas, saat itu ekonomi Indonesia anjlok sangat dalam, terkontraksi 17,9 persen pada kuartal III.

Dampak yang diberikan dari peristiwa tersebut sangat besar.

Menurut catatan dari Detik, ratusan perusahaan mulai dari skala kecil hingga konglomerat bertumbangan pada krisis tahun 1998.

Sekitar 70% lebih perusahaan yang tercatat di pasar modal mendadak bangkrut.

Kemudian, pengangguran melonjak ke level yang belum pernah terjadi sejak akhir 1960-an, yaitu sekitar 20 juta orang atau 20% lebih dari angkatan kerja.

Akibat itu, angka kemiskinan pun juga meningkat. Tercatat, angka kemiskinan pada tahun 1998 mencapai sekitar 50% dari total penduduk.

Melihat dampak tersebut, saat ini pemerintah sedang berusaha dengan maksimal agar krisis pada tahun 1998 tidak akan terulang lagi.

Cara Menyikapi Krisis Ekonomi

© Freepik.com

Meskipun pemerintah sudah mempersiapkan banyak strategi untuk mencegahnya, belum tentu krisis ekonomi tidak akan terjadi lagi.

Kamu harus selalu waspada akan berlakunya peristiwa satu ini, terutama di masa-masa tidak menentu seperti sekarang.

Nah, supaya kamu tidak terkena dampak buruknya, berikut adalah beberapa hal yang harus kamu lakukan untuk menyikapi krisis ekonomi.

1. Mempersiapkan keuangan

Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi adalah dengan mempersiapkan keuangan.

Memiliki kondisi finansial yang baik saat ekonomi negara tumbang sifatnya sangatlah penting.

Hal satu ini kamu perlukan untuk menghadapi kondisi ekonomi yang semakin tidak menentu dan sedang jatuh.

Kamu bisa mulai melakukannya dengan menabung, mempersiapkan dana darurat, dan menekan jumlah pengeluaran untuk hal-hal yang kurang penting.

2. Mengurangi biaya pengeluaran

Mengurangi biaya untuk pengeluaran per bulan juga dapat menjadi cara yang baik untuk menyikapi bahaya krisis ekonomi.

Menurut The Provident Prepper, jika bisa mengurangi pengeluaran serendah mungkin, kamu tidak akan memiliki kesulitan untuk membayar tagihan saat kondisi keuangan sedang memburuk.

Maka dari itu, mulailah dengan melihat anggaranmu dan tentukan hal-hal yang kamu rasa tak terlalu dibutuhkan.

Prioritaskan pembelian dan pengeluaran khusus barang-barang serta hal lainnya yang menjadi kebutuhan pokokmu dan keluarga.

3. Mengurangi utang

Hal berikutnya yang dapat kamu lakukan untuk menyikapi kemungkinan terjadinya krisis ekonomi adalah dengan mengurangi utang.

Ingat, di masa jatuhnya ekonomi negara, semua orang terancam kehilangan pekerjaan dan berbagai aset lain seperti rumah dan kendaraan yang disebabkan oleh utang.

Maka dari itu itu, cobalah untuk mengurangi dan segera melunasi utang yang tersisa sebagai upaya untuk menghadapi kondisi ekonomi yang sedang jatuh.

Bayarlah utang yang memiliki tingkat bunga paling tinggi terlebih dahulu. Dengan cara ini, dijamin kamu bisa mengurangi beban biaya bunga yang harus dibayar dalam jangka waktu panjang.

4. Diversifikasi aset

Apabila hendak berinvestasi, penting bagimu untuk memiliki diversifikasi aset yang merata.

Mengapa demikian? Sebab, aset akan menjadi komponen yang sangat penting untuk menghadapi bahaya krisis ekonomi.

Apabila hanya berfokus pada satu instrumen, kamu berisiko mengalami kerugian yang cukup tinggi.

Sebagai contoh, saat industri perbankan kolaps karena mengalami kredit macet, rekening simpanan, baik itu dalam bentuk tabungan atau deposito, umumnya akan sulit untuk diakses dan dicairkan dalam kurun waktu yang cepat.

Nah, hal ini tentunya dapat kamu antisipasi bila memiliki investasi pada aset atau instrumen lainnya.

5. Memiliki pendapatan tambahan

Memiliki pendapatan tambahan merupakan salah satu cara terbaik untuk menyikapi bahaya krisis ekonomi.

Seperti yang sudah Glints paparkan, setiap pekerja berisiko terkena PHK dan kehilangan sumber pendapatan.

Nah, maka dari itu, solusi paling jitu adalah untuk memiliki sumber penghasilan tambahan yang stabil.

Hal ini bisa kamu dapatkan dengan cara memperkaya skill dan mencari pekerjaan dari bidang yang digemari. Kamu juga bisa berinvestasi atau mencari peluang kerja freelance.

6. Periksa cakupan asuransi

Langkah selanjutnya yang perlu kamu ambil untuk mengantisipasi krisis ekonomi adalah dengan memerika cakupan asuransi yang dimiliki.

Menurut laman Investopedia, memiliki cakupan asuransi yang baik dapat mencegah satu krisis finansial untuk menumpuk di atas yang lain.

Penting juga untuk memastikan bahwa kamu memiliki asuransi dengan cakupan yang benar-benar dibutuhkan dan bukan hanya minimal. Ini berlaku untuk polis yang sudah kamu miliki, serta polis yang mungkin perlu dibeli.

7. Mempersiapkan stok bahan pangan

Mempersiapkan stok untuk kebutuhan pangan juga menjadi hal yang penting untuk dilakukan guna menyikapi bahaya krisis ekonomi.

Hal satu ini mungkin terlihat sepele. Akan tetapi, kolapsnya ekonomi sering terjadi karena adanya kelangkaan bahan pokok makanan. Walaupun tersedia, harga bahan pangan akan menjadi sangat mahal.

Nah, untuk menyiasatinya, kamu bisa menyimpan stok makanan sebelum ekonomi negara benar-benar jatuh.

Namun, kamu tidak perlu stok makanan dengan jumlah yang berlebihan. Jenis makanan yang disimpan pun harus yang tidak gampang busuk.

8. Dekatkan diri dengan keluarga dan orang-orang yang dicintai

Cara terakhir untuk menyikapi kemungkinan terjadinya krisis ekonomi adalah mendekatkan diri dengan keluarga serta orang-orang yang dicintai.

Tanpa disadari, jatuhnya ekonomi negara dapat memengaruhi kehidupanmu secara signifikan. Kehilangan pekerjaan dan aset tentunya dapat menjadi sesuatu yang dapat memicu stres tinggi.

Maka dari itu, kamu akan selalu memerlukan dukungan dari keluarga dan orang-orang yang dicintai, entah itu untuk keperluan emosional atau finansial.

Nah, demikian penjelasan mengenai krisis ekonomi beserta penyebab dan dampaknya.

Semoga pengetahuanmu semakin bertambah ya mengenai krisis dan resesi setelah membaca artikel ini.

Selain informasi di atas, kamu bisa dapatkan informasi menarik lainnya yang serupa di kanal Finansial Glints Blog.

Di sana, tersedia banyak pembahasan mengenai istilah dan tips keuangan lainnya yang sudah Glints rangkum jadi artikel ringkas khusus buat kamu.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, baca kumpulan artikelnya sekarang juga. Gratis!

Sumber

    Kementerian BUMN: Krisis Ekonomi Bukan Hal Baru Bagi Indonesia

    What is an economic crisis? Definition and examples

    Resesi, Krisis dan Depresi Ekonomi, Apa Bedanya?

    Resesi dan Krisis, Mana yang Lebih Berbahaya?

    Ngerinya Krisis Ekonomi: Dolar AS Meroket, PHK di Mana-mana

    10 Ways to Prepare for a Personal Financial Crisis

    12 Ways to Prepare to Survive an Economic Collapse