2 menit

Dikenal sebagai polisi jujur, Jenderal Hoegeng sempat dikirimi santet setelah menggagalkan penggelapan minyak di Medan. Penasaran dengan kisahnya? Intip selengkapnya di sini!

Hoegeng Iman Santoso atau lebih dikenal dengan sebutan Jenderal Hoegeng adalah sosok polisi yang tidak pandang bulu dalam mengusut sebuah kasus.

Bahkan, pria kelahiran 14 Oktober 1921 ini tak gentar menghadapi mafia kelas kakap yang merugikan negara.

Namun, sikap tersebut membuatnya kerap mendapatkan teror hingga perlakuan tak menyenangkan.

Salah satunya adalah dikirimi santet oleh rekan sejawatnya usai ketahuan menyokong salah satu kegiatan ilegal di Medan.

Melansir laman merdeka.com, simak kisah selengkapnya berikut ini!

Jenderal Hoegeng Tolak Gratifikasi dan Pilih Tinggal di Hotel

sumber: nasional.kompas.com  

Sejak masih sekolah di Akademi Kepolisian atau Akpol, Hoegeng sudah dikenal sebagai orang yang menjunjung tinggi integritas diri.

Hal ini juga ia bawa saat menjabat Reserse Kriminal Sumatera Utara.

Saat itu, pria kelahiran Pekalongan rela hidup sederhana demi menolak berbagai gratifikasi.

“Saat pindah ke rumah dinas di Medan dari Surabaya, kita kaget karena isinya penuh dengan barang mewah. Bapak (Hoegeng) tidak sudi menyentuh barang tersebut dan kami memilih pindah ke hotel,” tutur Meriyati Roeslani, istri Hoegeng, yang dikutip dari laman merdeka.com pada Kamis, (22/09/22).

Usut punya usut, kiriman barang mewah tersebut berasal dari salah satu mafia di ibu kota Sumatra Utara.

Disantet Usai Bongkar Skandal Kepolisian

kisah jenderal hoegeng disantet

sumber: depoktoday.hops.id

Selama memimpin Reskrim di Medan, Jendral Hoegeng sering menangani kasus perjudian, termasuk penggelapan minyak nilam di Teluk Nibung ke Penang.

Suatu ketika, ia berhasil menciduk anggota polisi dan tentara yang menyokong usaha ilegal itu.

Saat itu, anggota polisi yang digelandang berpangkat Kompol.

Merasa tak terima usahanya digagalkan oleh Hoegeng dan tim, perwira ini menaruh dendam.

Demi melampiaskan dendamnya, perwira tersebut berupaya menyantet Hoegeng lewat perantara dukun.

Menariknya, sang dukun justru menghadap Hoegeng usai gagal menyantet dan meminta maaf atas perbuatannya.

Ia pun menawarkan diri untuk menyembuhkan Hoegeng.

Abadi sebagai Sosok Polisi Jujur

dianggap ancaman oleh Soeharto

sumber: medan.tribunnews.com

Kejujuran yang dimiliki Jenderal Hoegeng justru tidak sukai oleh sejumlah pihak.

Selain perwira di Medan, ia juga dianggap ancaman rezim baru di bawah pemerintahan Soeharto.

Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan usaha memensiunkan dini jenderal polisi tersebut.

Selain itu, Soeharto sempat berupaya menyingkirkan Hoegeng dari Indonesia dengan menawarinya jabatan sebagai diplomat di luar negeri.

Merasa ada yang tidak beres dengan pemerintah, Hoegeng memilih mundur dari institusi kepolisian dan pemerintahan.

Ia pun memutuskan untuk kembali melakoni hobi bermusik dan memilih menjadi pelukis.

***

Semoga pembahasan kisah jenderal Hoegeng di atas dapat bermanfaat ya, Property People!

Intip terus artikel seputar kisah inspiratif lainnya hanya di Berita 99.co Indonesia.

Sedang berburu rumah dijual seperti Mustika Village Sukamulya di Cikarang, Bekasi?

Wujudkan angan mempunyai hunian impian bersama 99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Artikel ini bersumber dari www.99.co.