media-nasional.com – Wali Kota Hokota Kishida Kazuo meyakini produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan segera melampaui Jepang, dengan posisi Indonesia yang kini semakin memperlihatkan keberadaannya menuju negara maju.
“Semua sudah tahu, posisi Indonesia di kancah dunia semakin hari semakin memperlihatkan keberadaannya. Indonesia dalam proses menuju negara maju. Kami meyakini dengan program pemindahan ibu kota, tidak lama lagi PDB Indonesia melampaui Jepang,” ujar Kishida.
Hal itu disampaikan Wali Kota Kishida saat menerima delegasi DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel beserta Duta Besar RI untuk Jepang dan Mikronesia Heri Akhmadi, di Kantor Serbaguna milik pemerintah Hokota, di Hokota, Prefektur Ibaraki, Jepang, Rabu.
Kishida menyampaikan, Hokota sebagai kota penghasil sayur-mayur dan buah-buahan nomor satu di Jepang, memiliki jumlah penduduk 47 ribu jiwa.
Melihat potensi Indonesia yang sangat baik, Kishida menekankan pihaknya sangat antusias membangun kerja sama bidang pertanian dengan Indonesia.
Dubes Heri Akhmadi mengatakan kepada Kishida, daerah pertanian yang besar dan terkemuka di Indonesia salah satunya adalah Lampung yang menjadi daerah penghasil, pisang, alpukat dan jagung yang sangat besar di Indonesia.
Selain Lampung, Indonesia juga memiliki Kota Gorontalo yang menjadi wilayah produsen jagung terkemuka di Indonesia.
“Saya kira ini memungkinkan juga pengusaha-pengusaha Hokota untuk melanjutkan kegiatan usaha di Indonesia ke depan,” ujar Dubes Heri.
Dia mengundang pengusaha Hokota berkunjung ke Indonesia untuk melihat prospek bisnis pertanian di Indonesia.
Wakil Ketua DPR RI/Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan Rachmat Gobel dalam kesempatan tersebut mengatakan tahun depan Indonesia-Jepang memperingati 65 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Rachmat Gobel mengatakan kunjungan delegasi DPR RI ke Jepang, salah satunya untuk mendorong perluasan hubungan kerja sama antara masyarakat Indonesia dan Jepang di sektor pertanian dan kelautan.
“Kami ingin banyak belajar dari Jepang, karena suksesnya. Dan saat ini karena geopolitik dunia kita mengalami krisis pangan dan energi, terlebih perubahan iklim yang besar, tentu pertanian sangat mendukung mengurangi emisi CO2,” ujar dia.
Artikel ini bersumber dari antaranews.com