2 menit

Inilah kisah penyamaran intel Kopassus yang sangat berani dan menarik untuk disimak karena beberapa di antaranya rela mempertaruhkan nyawanya.

Property People, Komando Pasukan Khusus atau Kopassus adalah pasukan elite TNI Angkatan Darat.

Beberapa tokoh jenderal Kopassus yang paling disegani dan terkenal antara lain Benny Moerdani, Sarwo Edhie , hingga Prabowo.

Tugas Kopassus sangatlah berat sehingga tak heran kalau para anggotanya merupakan yang terpilih.

Para anggota Kopassus harus melakukan tugas yang tak mudah, salah satunya menyamar menjadi intel.

Sebagian dari mereka menjadi intel demi menggali dan mengumpulkan informasi.

Yuk, simak kisah penyamaran intel Kopassus yang menegangkan berikut ini!

Kisah Penyamaran Intel Kopassus

1. Kisah Penyamaran jadi Penjual Durian

Sumber: kopassus.mil.id

Kisah pertama dialami oleh Sersan Badri (bukan nama sebenarnya) saat dia menyamar menjadi penjual durian.

Melansir inews.id, kisah penyamaran intel Kopassus ini dikisahkan dalam buku Kopassus untuk Indonesia karya Iwan Santosa E.A Natanegara.

Diceritakan, Sersan Badri menyamar dalam misi menumpas GAM.

Saat menjadi penjual durian, Badri mengantarkan durian dari Medan ke Lhokseumawe.

Dia memberikan durian yang sangat banyak pada aparat saat melewati pos penjagaan.

“Kalau saya berikan 2 durian, justru ditempeleng,” katanya.

Menyamar menjadi intel, Badri dengan mudah masuk ke wilayah Aceh yang dijaga GAM.

Seiring waktu, dia mendapat kepercayaan dari pasukan GAM untuk memetakan situasi lapangan.

Padahal, Badri sendiri adalah anggota Kopassus.

2. Kisah Sutiyoso Menyamar jadi Sopir

kisah penyamaran intel kopassus

Sumber: inews.id

Kisah penyamaran intel Kopassus ini dialami oleh Letjen TNI (Purn.) Sutiyoso.

Ketika itu, Sutiyoso yang berpangkat mayor menerima tugas untuk menangkap petinggi GAM Hasan Tiro.

Berhasil mengendus keberadaan Hasan, Sutiyoso mengetahui bahwa Hasan akan mengutus Menteri Keuangan GAM Usman ke rumah seorang guru ngaji.

Guru ngaji itu nantinya akan mengantarkan Usman ke rumah seorang pengusaha di Lhokseumawe.

Sutiyoso pun bergerak cepat untuk menangkap Usman terlebih dahulu dengan menemui rumah pengusaha tersebut serta mengaku sebagai pebisnis.

Singkat cerita, Sutiyoso berhasil menginterogasi pengusaha itu bersama Kapten Lintang Waluyo, seorang perwira intelijen.

Mendapat informasi dari pengusaha tersebut, Sutiyoso pun bergerak menangkap Usman dengan menyamar menjadi sopir sang pengusaha.

Di lokasi, Usman berhasil ditangkap dan banyak memberikan informasi tentang Hasan.

Sayangnya, petinggi GAM itu telah melarikan diri ke Malaysia.

3. Kisah Penyamaran Intel jadi Mayat

Kisah penyamaran intel Kopassus satu ini terbilang menegangkan.

Dikisahkan, Prada Pardjo ketika itu tengah bertugas dalam perebutan Irian Barat pada 1961-1962.

Menerima tugas ke hutan belantara Papua, dia dan yang lainnya disergap Korps Marinir Kerajaan Belanda di wilayah Fakfak.

Merasa kalah jumlah, dia pun mundur dan berlari ke sebuah perkampungan yang porak-poranda oleh pihak Belanda.

Saat berdiam di perkampungan itu, Prada Pardjo mendapat serangan dari Belanda hingga beberapa temannya gugur.

Di tengah kondisi yang memburuk, dia pun menyamar menjadi mayat dengan bersembunyi di balik jasa rekannya.

Pardjo terpaksa menyamar menjadi mayat selama 5 hari karena pihak Belanda terus berpatroli.

Saat situasi mulai kondusif, dia berhasil diselamatkan oleh warga.

***

Semoga bermanfaat, Property People.

Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan rekomendasi hunian terbaik.

Cek salah satunya Pavilia at Premier Estate 2 di Bekasi, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Artikel ini bersumber dari www.99.co.