media-nasional.com – Tahukah kamu bahwa passive investing atau investasi secara pasif adalah salah satu alternatif strategi yang bisa dicoba khususnya bagi pemula?

Kalau kamu belum terlalu mengerti tentang investasi ataupun cukup sibuk untuk memantau naik-turunnya kondisi investasimu, strategi ini boleh menjadi pilihan.

Nah, bagaimana, sih, cara kerja investasi pasif?

Semuanya akan Glints bahas dalam artikel ini.

Jadi, baca sampai akhir dan catat semua yang penting, ya!

Baca Juga: 10 Jenis Investasi Reksa Dana Syariah yang Bisa Jadi Pilihanmu

Apa Itu Investasi Pasif?

© Freepik.com

Kalau kamu pernah mendengar strategi buy and hold, investasi pasif kurang lebih sama.

Strategi investasi ini kadang juga disebut dengan istilah passive management atau manajemen pasif.

Jika strategi ini yang dipilih, berarti kamu harus bisa memaksimalkan keuntungan dengan aktivitas jual beli yang minim.

Investopedia mengatakan bahwa investasi pasif adalah metode yang berupaya menghindari biaya yang dikenakan jika kita melakukan aktivitas trading.

Karena disebut buy and hold, berarti kita membeli suatu aset investasi dan menyimpannya untuk jangka waktu yang panjang.

Jadi, meskipun pasar berfluktuasi, kita tidak berfokus untuk mencari keuntungan dari hal tersebut.

Pasalnya, strategi ini berasumsi bahwa dalam jangka panjang, kita pasti akan memperoleh keuntungan.

Tentunya dibutuhkan kejelian dalam memilih tempat berinvestasi untuk strategi ini.

Baca Juga: Resmi Memasuki Resesi, 4 Pilihan Investasi ini Masih Menguntungkan, lho!

Pilihan Investasi Pasif

© Freepik.com

Melansir Smart Asset, biasanya orang yang memilih strategi passive investing akan memilih aset seperti sekuritas.

Pasalnya, keuntungan dari investasi di sekuritas kemungkinan besar akan selalu bertumbuh dalam jangka waktu yang panjang.

Namun, ada beberapa alternatif lainnya yang juga diminati investor pasif.

Investopedia menyimpulkan bahwa ada empat investasi yang cocok untuk strategi pasif, yaitu:

1. Properti

Investasi di bidang properti cenderung selalu membawa keuntungan meski memang tetap ada fluktuasi di pasarnya.

Semakin lama asetmu dimiliki, harganya semakin tinggi.

Sebagai gambaran, meskipun banyak sektor industri yang terdampak pandemi corona, real estate atau properti merupakan satu dari tujuh sektor yang tumbuh positif.

Di tahun 2020, Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) memprediksikan bahwa sektor properti bisa bertumbuh 7 hingga 8%.

2. Peer-to-peer lending

Peer-to-peer lending adalah jenis investasi pasif yang bekerja dengan meminjamkan uang pada seseorang atau bisnis.

Kita akan mendapat imbalan hingga 12%.

Dibanding investasi lain, jenis investasi ini memiliki barrier to entry yang lebih sedikit.

Selain itu, kamu bisa memulai dengan nominal yang kecil, tidak seperti investasi saham.

3. Saham dividen

Saham dividen merupakan salah satu alternatif passive investing yang paling mudah.

Kita akan selalu mendapatkan pembagian dividen dari keuntungan perusahaan tempat kita berinvestasi secara rutin.

Biasanya, pembayaran akan dilakukan per kuartal, yaitu setiap tiga bulan sekali.

Dengan memilih alternatif ini, kita bisa yakin bahwa akan selalu ada keuntungan tiap jangka waktu tertentu tanpa harus memperhatikan pergerakan pasar.

4. Reksa dana indeks

Reksa dana indeks merupakan investasi yang mengacu pada suatu indeks, misalnya indeks obligasi atau indeks saham.

Oleh karena itu, cara kerjanya berbeda dengan reksa dana konvensional dan sedikit lebih rumit.

Namun, alternatif ini adalah pilihan yang cocok untuk dikelola secara pasif.

Caranya adalah dengan menyusun portofolio investasi yang mirip dengan indeks yang dijadikan acuan.

Risiko dan Kekurangan Investasi Pasif

© Freepik.com

Kalau kamu adalah tipe investor yang ingin merahasiakan portofolio, investasi ini kurang tepat.

Pasalnya, untuk jenis investasi ini, kamu akan berinvestasi reksa dana yang harus dikelola manajer investasi.

Oleh karena itu pula, keputusan investasi cenderung ada di tangan manajer investasi.

Bisa dibilang bahwa investasi pasif kurang fleksibel dan wewenangmu dalam membuat keputusan cukup terbatas.

Selain itu, meski risikonya cukup minim, kamu perlu menunggu cukup lama untuk mendapatkan keuntungan.

Baca Juga: 10 Jenis Investasi Reksa Dana Syariah yang Bisa Jadi Pilihanmu

Jadi, apakah menurutmu strategi investasi pasif tepat untukmu?

Mungkin kamu masih ragu. Namun, jangan khawatir.

Di blog Glints, ada banyak artikel tentang investasi yang bisa kamu baca sebagai bahan pertimbangan jenis investasi mana yang paling cocok buatmu.

Yuk, langganan newsletter blog-nya supaya bisa selalu mendapatkan rekomendasi artikel langsung ke inbox emailmu.

Kamu hanya perlu sign up dan mendaftarkan email saja, kok. Mudah, kan?

Jadi, langsung daftar dan berlangganan, ya!

Sumber

    Passive Investing

    How a Passive Investing Strategy Works

    Passive Income Investments: 4 of the Best

    REI: Pasar Properti Masih Bertumbuh di 2020

    Explain the Difference Between a Stock & a Dividend