media-nasional.com – Portofolio merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kebutuhan melamar pekerjaan. Jika kamu menggeluti dunia desain grafis, portofolio merupakan hal wajib kamu susun sebagai bukti hasil karya.

Ada bermacam-macam cara untuk menyusun portofolio. Lalu, bagaimana cara untuk menyusun contoh portofolio desain grafis secara kreatif dan menarik perhatian?

Cara Membuat Portofolio Desain Grafis

© Unsplash

Jika kamu sudah belajar desain grafis atau bahkan kuliah di bidang itu, kamu akan menguasai skill penting di dunia desain grafis. Jika sudah begitu, kamu perlu membuat portofolio untuk menjual kemampuanmu.

Ingin membuat portofolio namun kamu masih bingung bagaimana cara memulainya? Beberapa tips dari Glints bisa menjadi acuan untuk mulai mengumpulkan hasil karyamu untuk dibuat menjadi portofolio. Kamu bisa menyimaknya di bawah ini:

1. Pilih karya secara selektif

Untuk memulainya, kumpulkan dahulu semua hasil proyek yang sudah kamu kerjakan. Mulai dari proyek kecil sampai juga proyek besar.

Setelah itu, kamu bisa urutkan sesuai dengan hasilnya mulai dari yang biasa saja sampai yang terbaik. Klien biasanya melihat 3-5 karya yang terbaik sebagai titik awal penilaian mereka.

Klien menyukai desainer yang memiliki berbagai keterampilan, tetapi mereka umumnya lebih suka mempekerjakan seseorang yang benar-benar ahli dalam keterampilan yang dibutuhkan.

Mereka biasanya mengutamakan itu daripada seseorang yang memiliki pemahaman dasar tentang banyak aspek desain yang berbeda.

2. Pilih platform yang jelas

Setelah kamu mengkurasi semua karya, pilihlah platform yang tepat untuk mengupload portofoliomu. Kamu bisa mencari situs atau bahkan membuat domain khusus untuk menampilkan hasil karyamu.

Selain itu, sudah banyak sekali platform atau cara yang dapat menunjukkan spesialisasimu. Contohnya pembuatan filter di Instagram bisa menciptakan awareness untuk nama pembuat di Instagram.

Semakin banyak karyamu dipakai, orang lain akan mencari tahumu lebih lanjut.

3. Kelola proyek sebaik mungkin

Jangan khawatir jika kamu belum memiliki banyak proyek yang dikerjakan. Kamu bisa memulainya dengan menerima proyek kecil-kecil yang mungkin awalnya merupakan tawaran teman.

Kerjakan proyek yang diberikan dengan sepenuh hati hingga hasilnya memuaskan. Memuaskan klien serta memuaskan hatimu. Percayalah, proyek kecil yang sudah kamu kerjakan lama-lama akan menjadi banyak

Kamu bisa mulai untuk menciptakan style atau personal branding dalam desain sehingga klien bisa melihat konsistensi dari karyamu.

4. Jelaskan proyek secara singkat

Setelah mengumpulkan banyak karya, kini saatnya menyiapkan portofolio! Kebanyakan klien akan menghabiskan waktu 60 detik saja untuk melihat kumpulan karyamu dan memutuskan untuk menggunakan jasa seorang graphic designer.

Hal yang harus dilakukan adalah menguraikan masalah awal dan diskusikan bagaimana cara penyelesaiwnnya. Jelaskan peranmu dalam proses desain serta tunjukkan prosesnya dengan deskripsi singkat.

Selain itu, tampilkan sketsa awal dan jelaskan masalah yang ditemui saat mengerjakan proyek, jelaskan bagaimana kamu mengatasi masalah tersebut. Terakhir, tunjukkan desain-desain yang sudah kamu kerjakan tersebut.

5. Buat first impression yang kuat

Dengan segala karya yang sudah kamu buat, buatlah klien memiliki gambaran jelas saat pertama kali melihat karyamu. Gambaran jelas ini maksudnya seperti style gambar, fokus, dan juga spesialisasi desainmu.

Jika kamu membuat portoflio di dalam website, kamu harus menampilkan dengan jelas siapa diri dan kemampuanmu.

6. Buat situs mudah dibaca

Catatan penting lagi jika kamu ingin membuat portofolio di website, buatlah semudah mungkin saat dibaca. Klasifikasikan karyamu sesuai dengan jenisnya.

Buatlah semudah mungkin saat dibaca oleh klien supaya mereka dapat memilah karya yang relevan untuk kebutuhannya.

7. Buatlah tampilan yang jelas dan unik

Portofolio yang kamu upload ke dalam website dapat dikatakan adalah gambaran dari siapa dirimu. Kamu dapat membuatnya menjadi unik namun tetap jelas saat dibaca.

Dilansir dari International Design School, jangan lupa juga untuk memasang kontak seperti email, nomor telepon atau bahkan formulir untuk mempermjdah berhubungan denganmu.

Memasang kontak akan memberi peluang besar untuk klien menghubungimu pertama kali.

Platform Portofolio Desain Grafis

1. Carbonmade

©vanschneider

Carbonmade merupakan salah satu website untuk untuk mengupload portofolio desain grafis. Website Carbonmade memiliki user-friendly dan flexible interface sehingga mudah digunakan.

Carbonmade memiliki 2 opsi; berbayar dan gratis. Sayangnya, untuk free account kamu hanya bisa mengupload secara terbatas, 5 proyek dan 35 foto saja.

2. Wix

© Wix

Wix merupakan web-builder yang biasa digunakan para desainer untuk membangun sendiri tampilan websitenya. Dalam Wix kamu bisa melakukan pengaturan tampilan, navigasi, dan juga nama dari web yang kamu inginkan.

Dalam Wix terdapat ratusan template yang bisa kamu gunakan untuk membuat tampilan webmu makin menarik. Tinggal drag dan drop, pembuatan website tidak sesulit jika kamu melakukan coding dari nol.

Website yang kamu buat dalam Wix juga bisa disambungkan ke dalam media sosial yang kamu miliki untuk memudahkan orang lain mencarimu. Secara khusus, salah satu kelebihan dari Wix selain mudah adalah gratis.

3. Dribbble

©dribbble

Dribbble merupakan salah satu web yang berisi komunitas dari graphic designer, illustrator, dan juga web designer untuk saling membagikan screenshoot dari proyek yang mereka kerjakan.

Proyek yang kamu upload bisa dinilai oleh pengguna lain sebelum menjadi public. Dengan banyaknya engagement di post yang kamu miliki, akan semakin besar kesempatanmu untuk dilirik oleh klien.

Selain itu, penilaian para user lain bisa menjadi salah satu bahan pembelajaran untuk ke depannya.

4. Behance

© fhive

Dapat dikatakan bahwa Behance merupakan salah satu web terbesar untuk para designer dalam memarken hasil karyanya.

Tidak hanya diminati oleh para desainer, Behance juga sangat diminati oleh orang-orang yang ingin mencari jasa desain.

Dengan tampilan web yang mudah dibuka dan sederhana, Behance dapat dikatakan menjadi salah satu website contoh portofolio desain grafis favorit.

Behance tersambung langsung dengan web-builder Prosite yang bisa kamu manfaatkan untuk menciptakan web-mu sendiri.

Tidak hanya itu, Behance juga terintegrasi dengan tools penting seeperti: drag-and-drop editor, font customizer (TypeKit), Google Analytics dan social media sharing.

5. Karya Karsa

Jika keempat web di atas merupakan website berskala internasional, Karya Karsa merupakan website asal Indonesia. Karya Karsa merupakan sebuah website yang bisa kamu gunakan untuk memamerkan hasil karya.

Karya yang dimaksud bisa berupa komik, video, ilustrasi, dan lain-lain.

Website lokal ini juga bukan hanya diminati oleh para desainer, tetapi juga oleh orang-orang yang ingin mencari kreator sesuai kebutuhan mereka.

Saat kalian masuk ke dalam web, kamu akan disambut dengan 2 navigasi; cari kreator dan daftar jadi kreator.

Tidak hanya dapat memamerkan hasil karya, kamu juga bisa berjualan merchandise eksklusif, membuka kelas, bahkan terima order secara langsung, lho!

Jadi, apakah kamu sudah mulai mengumpulkan semua hasil karya yang sudah kamu buat? Sudah mencari tahu mana platform yang terbaik untuk hasil karyamu?

Jika sudah, segera buat jadi contoh portofolio desain grafis, ya!

Nah, kalau portofliomu sudah siap, kamu bisa memulai untuk mencari lowongan graphic designer di Glints! Segera sign up dan temukan kesempatan yang paling cocok untukmu.

Sumber

    Tips Membuat Portfolio Desain Grafis