media-nasional.com – JAKARTA, Investor.id – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyebut laju inflasi September sebesar 5,9% (yoy) masih tergolong rendah, dibandingkan proyeksinya.

Apalagi pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan non subsidi alhasil berpotensi kerek inflasi lebih tinggi pada awal September. “Setelah penyesuaian harga pertalite dan solar inflasi bulan lalu 5,9% (yoy) masih lebih rendah, dibandingkan perkiraan sebesar 6,2% (yoy),” ucapnya dalam Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, Rabu (19/10).

Dia menjelaskan bahwa inflasi September yang terkendali di tengah kenaikan harga BBM tidak terlepas dari koordinasi dan sinergi yang erat antara pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi dampak rambatan penyesuaian harga BBM ke harga makanan.

“Kami terimakasih ke DPR dan Bu Menteri Keuangan dengan subsidi kepada masyarakat dan golongan rendah dan perlindungan sosial dalam bentuk bansos inflasi kita lebih rendah dari negara lain. Jadi kenapa harga pangan, angkutan kenaikan enggak setinggi diperkirakan,” ucapnya.

Dengan kondisi ini terkini, maka laju inflasi hingga akhir tahun diproyeksi 6,3% (yoy) dari semula di kisaran 6,6-6,7% (yoy). Laju inflasi yang rendah dan terkendali dinilainya penting untuk mempertahankan dan mendorong daya beli masyarakat serta menggerek konsumsi rumah tangga.

Meski inflasi tahun ini masih cenderung naik, Perry berjanji akan memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk menekan laju inflasi. Harapannya inflasi akan kembali menurun pada kuartal III 2023 kembali di kisaran 3 plus minus 1%.

“Inflasi inti tunjukan kekuatan permintaan dan penawaran lebih rendah. Inflasi inti lebih rendah dari permintaan semula 4,6% (yoy) perkiraan kami terakhir 4,3% bulan Desember. Kemudian akan menurun di Januari, Februari, kami akan memastikan bersama pemerintah mulai kuartal III 2023 akan lebih rendah dari 4% atau atau masuk sasaran 3 plus minus 1 persen,”ucapnya.