TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 29 perusahaan dalam pipeline penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

Sejak awal tahun ini hingga saat ini, sudah sudah ada 44 emiten baru yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan total nilai emisi mencapai Rp 21,8 triliun.

Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, daftar calon emiten tersebut didominasi oleh perusahaan dengan aset skala besar, yakni sebanyak 18 perusahaan.

Baca juga: BEI: Pekan Ini, Rata-rata Nilai Transaksi Harian Bursa Naik Jadi Rp15,28 Triliun

Disusul tujuh perusahaan aset skala menengah dan empat perusahaan aset skala kecil.

Berdasarkan POJK 53/POJK.04/2017 tanggal 19 Juli 2017, perusahaan dengan skala kecil adalah yang memiliki aset tidak lebih dari Rp 50 miliar, sedangkan perusahaan skala menengah memiliki aset lebih dari Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar, dan perusahaan aset skala besar memiliki aset di atas Rp 250 miliar.

Nyoman menyampaikan, dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa diantaranya menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Calon emiten tersebut berasal dari sektor Energi, Teknologi, dan Keuangan.

“Adapun nama-nama perusahaan yang masih dalam pipeline belum dapat kami sampaikan, sampai dengan perusahaan tersebut mendapatkan izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan,” kata Nyoman yang dikutip dari Kontan, Rabu (21/9/2022).

Sebagai gambaran, dari segi sektoral, daftar calon emiten ini terdiri dari lima perusahaan sektor Teknologi, empat perusahaan sektor Barang Konsumen Non-primer, empat perusahaan sektor Kesehatan, dan empat perusahaan sektor Transportasi & Logistik. Kemudian, tiga perusahaan tergolong dalam sektor Barang Konsumen Primer.

Lalu, masing-masing dua perusahaan berasal dari sektor Energi, Keuangan, dan Perindustrian. Selanjutnya, masing-masing satu perusahaan tergolong dalam sektor Barang Baku, Properti & Real Estat, serta Infrastruktur.

Baca juga: Investor Dorong BEI Gencar Berikan Edukasi Terkait Waran Terstruktur, Termasuk Risikonya

“Dengan mempertimbangkan jumlah perusahaan pada pipeline pencatatan saham, BEI berharap jumlah pencatatan saham pada tahun ini dapat melampaui pencapaian pada tahun lalu,” ungkap Nyoman.

Pada saat yang sama, masih ada 13 emisi dari sepuluh penerbit yang terdapat dalam pipeline dan berencana untuk mencatatkan obligasi dan sukuk pada tahun 2022. Sebagai informasi, per 19 September 2022, jumlah pencatatan obligasi dan sukuk mencapai 99 emisi dari 66 penerbit dengan total dana dihimpun Rp 122 triliun. (Nur Qolbi/Kontan)


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.