Biaya Tes DNA di Rumah Sakit dan Prosedur Lengkapnya

Manfaat tes DNA

Di Indonesia sendiri, tes DNA paling umum diketahui untuk membuktikan kebenaran anak kandung.

Selain itu, masih banyak manfaat dari tes DNA lainnya yang sangat berguna untuk manusia. Apa saja?

1. Melacak hubungan kekerabatan 

Sebagaimana disebutkan di awal, tes genetik atau tes DNA dapat mengetahui susunan genetik sehingga dapat menjelaskan garis keturunan.

Dari hasil tes DNA bisa dilihat dari susunan DNA anak, lalu dibandingkan dengan kedua orang tuanya. Kalau susunan DNA ibu dan ayah itu ada pada anak, berarti anak itu adalah anak kandung.

2. Mengetahui kelainan genetika

Selanjutnya, manfaat tes DNA untuk mendiagnosis atau menyingkirkan kemungkinan kelainan genetik pada seseorang dengan gejala tertentu yang mengarah pada kelainan genetik.

Tes ini bisa dilakukan pada bayi hingga orang dewasa, yang menunjukkan kelainan genetik tertentu, misalnya sindrom Down dan stone man’s disease.

3. Memantau kondisi bayi baru lahir

Bayi baru lahir dapat dilakukan Tes DNA untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan genetik yang dapat diatasi sejak awal. Misalnya gangguan pada metabolisme, seperti fenilketonuria.

Bahkan, setiap bayi di Inggris dilakukan tes DNA untuk melihat kemungkinan ada-tidaknya cystic fibrosis.

Kondisi ini merupakan kelainan genetik yang menyebabkan lendir tubuh menjadi lengket dan menghambat sejumlah saluran di dalam tubuh seperti saluran pernapasan.

4. Tes pra-implantasi dalam prosedur bayi tabung

Tes DNA berfungsi sebagai tes pra-implantasi (preimplantation genetic diagnosis).

Tes pra-implantasi bisa jadi pilihan untuk pasangan yang berencana program hamil lewat in vitro fertilization atau bayi tabung.

Melalui tes DNA maka akan dipantau apakah ada gen abnormal pada embrio sebelum diletakkan pada rahim.

Jenis tes DNA ini juga direkomendasikan bagi mereka yang bayinya berisiko memiliki kelainan genetik atau kromosom.

5. Mengungkap penyakit bawaan

Tak hanya diagnostik, tes DNA anak maupun orang dewasa juga bisa memprediksi apakah seseorang bisa menderita penyakit yang sama karena latar belakang keluarganya.

Untuk itulah, tes DNA juga berfungsi sebagai carrier testing atau uji pembawa yang digunakan untuk mengidentifikasi seseorang yang memiliki kondisi genetik tertentu.

Jenis tes DNA ini amat bermanfaat bagi pasangan untuk menentukan keputusan perencanaan kehamilan.

6. Uji forensik

Tes DNA berupa uji forensik umumnya digunakan untuk mengetahui identitas orang tua dari seorang anak.

Bisa juga untuk mengidentifikasi jasad atau bagian tubuh korban bencana alam tsunami atau kebakaran dan berguna juga sebagai uji forensik untuk kepentingan hukum.

7. Perbaikan gaya hidup

Tes DNA juga berguna untuk mengetahui kecenderungan metabolisme tubuh yang bisa berbahaya bagi kesehatan dan respons terhadap makanan tertentu.

Tak hanya itu, melalui tes DNA kamu juga bisa memahami jenis olahraga yang paling sesuai, risiko cidera, dan irama sirkadian.

Bahkan, lebih spesifik seperti tes DNA nutrisi dan diet untuk mengetahui jenis makanan yang berpengaruh pada berat badan, kecenderungan obesitas, dan respon olahraga terhadap berat badan.

Penyakit yang bisa dideteksi dari tes DNA

Dari tes DNA, kita bisa mengetahui jenis penyakit genetika. Beberapa penyakit yang dapat terdeteksi antara lain:

1. Kanker payudara, ovarium, dan prostat.

Tes DNA bisa mengetahui risiko seseorang untuk mengalami tiga jenis kanker ini.

Misalnya, wanita dengan gen BRCA1 memiliki risiko 55-65 persen untuk mengalami kanker payudara, sementara wanita tanpa gen tersebut pada umumnya memiliki risiko sebesar 12 persen.

2. Talasemia

Kelainan darah yang diturunkan atau diwariskan dalam keluarga, di mana tubuh memproduksi hemoglobin secara abnormal.

Hemoglobin berfungsi membawa oksigen di dalam sel darah merah. Akibatnya, penderita talasemia rentan mengalami anemia.

3. Defisiensi alfa 1-antitrypsin (A1AT).

A1AT adalah protein yang diproduksi oleh hati dan berguna untuk melindungi paru-paru.

Pada penyakit ini, penderitanya mengalami kekurangan A1AT sehingga kerusakan perlahan-lahan terjadi pada paru-paru dan juga hati.

4. Crohn

Pada penyakit Crohn terjadi peradangan dalam saluran pencernaan sehingga menimbulkan nyeri perut, diare, dan penurunan berat badan. Komplikasi lain yang bisa terjadi adalah anemia dan artritis.

5. Fibrosis kistik

Kelainan ini menyebabkan lendir lebih kental secara abnormal pada organ-organ tubuh seperti paru-paru, sistem pencernaan, organ reproduktif, dan ginjal.

Akibatnya, penderita fibrosis kistik mengalami gangguan pernapasan, pencernaan, malanutrisi, dan kemandulan.

5. Intoleransi laktosa

Kondisi ketika sistem pencernaan tidak mampu mencerna laktosa sehingga mengakibatkan diare, sakit perut dan perut kembung.

6. Anemia sel sabit

Saat sel darah merah tidak berbentuk normal namun seperti sabit, maka seseorang dipastikan terkena Anemia sel sabit.

Pada keadaan normal, sel darah merah berfungsi membawa oksigen dengan bantuan hemoglobin.

Sedangkan pada penderita anemia sel sabit, sel darah merah tidak mampu membawa oksigen yang cukup ke seluruh tubuh.

7. Sindrom Down

Sindrom Down juga dikenal dengan trisomi 21. Ini adalah kondisi genetik yang menyebabkan ketidakmampuan belajar pada tingkat tertentu dan karakteristik fisik yang khas.

Biaya medis di rumah sakit untuk mengobati penyakit kritis memang mahal. Tapi kamu tidak perlu cemas jika punya proteksi dari asuransi penyakit kritis. Dapatkan rekomendasinya hanya di Lifepal!

Apa syarat untuk tes DNA?

Pada dasarnya tidak terdapat persyaratan khusus untuk melakukan tes ini.

Apabila tes DNA dilakukan untuk mengetahui garis keturunan seperti memastikan status ayah seseorang, maka kedua orang tersebut baik calon ayah dan calon anak harus bersedia diambil sampel DNA-nya untuk kemudian diuji di laboratorium.

Untuk bagian tubuh, hampir semua bagian tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, air liur, kuku, atau jaringan tubuh lainnya.

Sampel DNA yang digunakan bisa dari inti sel maupun mitokondrianya. Namun yang paling akurat adalah inti sel karena inti sel tidak bisa berubah.

Sampel darah adalah sampel yang paling sering digunakan. Namun yang diambil bukanlah sel darah merah melainkan sel darah putih, karena sel darah merah tidak memiliki inti sel.

Berikut jenis sampel untuk tes DNA.

  • Darah yang diambil dengan jarum suntik dari pembuluh darah atau dengan menusuk mata kaki bayi.
  • Air ketuban dari rahim wanita hamil.
  • Jaringan dari bagian atau organ tubuh tertentu.
  • Sampel ulas (swab sample) dari bagian dalam pipi.
  • Sampel lain, seperti rambut, kulit, atau cairan tubuh.

Prosedur tes DNA

Nah, kalau kamu ingin menjalani tes DNA, ada beberapa prosedur yang dapat kamu lakukan, yaitu:

1. Pengumpulan sampel

Tahapan pertama dari tes DNA adalah pengumpulan sampel. Sampel dapat berupa cairan tubuh atau rambut seseorang, keduanya membawa DNA sehingga dapat dijadikan bahan uji.

Misalnya paling sederhana dengan sampel menggunakan liur. Kamu cukup meludah saja di tabung yang sudah disediakan.

2. Ekstraksi sel

Kemudian sel akan diekstraksi. Cara ini dilakukan dengan cara memecah membran sel. Umumnya tahap ini dilakukan dengan cara menambahkan enzim ke dalam larutan yang mengandung sampel DNA.

3. Pemisahan DNA

Prosedur selanjutnya yaitu pemisahan DNA. Cara memisahkan DNA yang paling umum adalah proses elektroforesis. Metode ini menggunakan medan listrik untuk mengurutkan molekul dalam sampel.

4. Penyalinan DNA

Proses penyalinan DNA disebut juga dengan PCR. Salinan DNA ini-lah yang nantinya akan diuji untuk penanda genetik.

Mesin PCR dapat melakukan reaksi untuk memperbanyak DNA secara keseluruhan. Proses PCR terdiri dari tiga tahap yaitu denaturasi, annealing, dan ekstensi.

5. Pengujian DNA

Pengujian dilakukan untuk menemukan penanda genetik dalam DNA yang dapat mengidentifikasi hubungan. Ada ribuan penanda genetik yang diketahui.

Namun, tes ini hanya akan melaporkan 16-21 penanda genetik yang lebih spesifik.

6. Pembandingan DNA

Setelah menemukan penanda genetik, proses selanjutnya adalah pembandingan DNA.

Dalam kasus DNA untuk mengetahui status anak dan ayah, calon ayah harus cocok dengan setengah dari penanda genetik anak, karena setengah lainnya berasal dari ibu.

Hasil tes DNA akan dijalankan dari pasien baru dapat dilihat 2-4 minggu.

Lindungi keuanganmu dengan asuransi untuk bisa tes DNA

Mengingat pentingnya tes DNA untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan kesehatan mungkin saat ini kamu harus mempertimbangkan untuk memiliki asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa.

Terutama untuk mengantisipasi masalah kesehatan yang mungkin terjadi setelah kamu melakukan tes DNA.

Terlebih, BPJS Kesehatan tidak menanggung biaya tes DNA.

Menariknya, kalau kamu ikut asuransi, ada beberapa asuransi yang membebaskan biaya tes DNA untuk beberapa penyakit tertentu, seperti asuransi milik PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali).

Memilih asuransi perlu dilakukan secara cermat dan disesuaikan dengan kebutuhanmu.

Ada banyak pilihan asuransi yang kamu bisa manfaatkan, yaitu:

Demikian informasi harga tes DNA. Semoga bermanfaat bagi kamu yang ingin melakukan tes DNA, ya!

Pertanyaan seputar biaya tes DNA

Tes DNA bisa dilakukan di beberapa rumah sakit Jakarta dan Bandung. Kisaran biaya tes DNA di rumah sakit Jakarta dimulai dari Rp6,5 jutaan hingga Rp10 juta. Sedangkan di Bandung berkisar pada Rp9 jutaan.

BPJS Kesehatan tidak menanggung biaya tes DNA.

Bisa. Tes DNA bisa dilakukan untuk janin di dalam kandungan dengan mengambil cairan amnion atau air ketuban melalui prosedur amniosentesis atau dengan chorionic villus sampling yang mengambil sampel jaringan plasenta.

Tes DNA sendiri adalah uji yang sangat ampuh sebagai alat untuk identifikasi. Saat ini, dengan semakin berkembangnya teknologi, tes DNA dapat digunakan untuk identifikasi dengan akurasi hampir 100 persen.

Artikel ini bersumber dari lifepal.co.id.