media-nasional.com – Proyek blockchain Telegram, TON (Telegram Open Network), telah memasuki tahap persiapan terakhir sebelum diluncurkan. Inilah teknologi blockchain tempat kripto GRAM bersemayam dan kelak digunakan di aplikasi Telegram untuk pembayaran dan beranekaragam layanan lainnya.

Kode untuk menjalankan node (simpul) blockchain diluncurkan di portal testnet TON pada Sabtu, 7 September 2019 dini hari. Sekarang pengembang dan anggota komunitas yang tertarik dengan blockchain ini dapat menguji coba full node, berperan sebagai node validator, bahkan melihat blockchain explorer-nya.

Menurut Mitja Goroshevsky, CTO dari TON Labs, yang ditunjuk oleh Telegram untuk membangun dan mengembangkan infrasruktur inti blockchain TON, saat ini ada 100 simpul yang dikelola sendiri oleh Telegram di testnet. Beberapa simpul lainnya dikelola oleh TON Labs dan sejumlah investor kripto Gram.

Coindesk menyebutkan Telegram berhasil mengumpulkan hingga $1,7 miliar pada awal 2018 untuk proyek yang tergolong ambisius dan misterius ini. Sebab, Pavel Durov sang pendiri sekaligus CEO Telegram tak banyak bicara kepada publik soal proyek ini. Public sale GRAM di Liquid dan Tokenomy saja misalnya dilakukan oleh GRAM Asia di Korea Selatan yang mengklaim sebagai hodler GRAM terbanyak di wilayah Asia.

“Kode sumber untuk full node untuk mengakses testnet, membuat dan memvalidasi blok telah diluncurkan. Lite client telah dirilis beberapa bulan lalu. TON Labs akan merilis Public Beta dari suite tools pengembangnya pada hari Senin nanti,” kata Goroshevsky kepada Coindesk.

TON Labs juga menyebutkan bahwa peluncuran mainnet TON selambat-lambatnya pada 31 Oktober mendatang.

Blockchain Telegram dirancang sebagai protokol proof-of-stake (Pos) dengan dukungan beberapa “shardchains“, yakni validator, yang dipilih dari pengguna yang memiliki sejumlah kripto GRAM untuk mengkonfirmasi blok transaksi. TON juga disebutkan akan kompatibel dengan sejumlah perangkat lunak berbasis Ethereum. [Coindesk/ed]