Startup RI Disorot Media Asing, Modal Awal Cuma Rp 10 Juta

media-nasional.comStartup asal Indonesia Aruna jadi sorotan media asing CNBC Internasional. Media tersebut menceritakan kisah sukses perusahaan, termasuk dengan modal awal hanya Rp 10 juta.

Utari Octavianty, pendiri Aruna, menjelaskan tujuan perusahaan itu adalah membantu nelayan agar bisa meningkatkan pendapatannya. “Kami membantu para nelayan untuk meningkatkan pendapatan mereka dua hingga tiga kali lipat dibandingkan sebelum mereka bergabung dengan Aruna,” jelasnya kepada Make It CNBC.

Ide awalnya, Utari menceritakan karena dia menyukai seafood. Namun saat kuliah di Bandung, dia kesulitan menemukan makanan laut yang enak. Menurutnya lebih baik jika membeli seafood langsung dari nelayan di desa pesisir. Idenya itu dia bagikan dengan teman sekelasnya yakni Farid Naufal Aslam dan Indraka Fadhlillah.

Akhirnya mereka bertiga memutuskan ikut dalam kompetisi Hackathon Merdeka untuk cara mendapatkan modal. Aruna berhasil mendapatkan juara, dan setelah dirilis usaha itu mengalami perkembangan pesat.

Misalnya saja Aruna mendapatkan permintaan mencapai 1.000 ton, untuk mulai dari pelanggan, restoran, serta perusahaan importir.

Tahun lalu, Aruna juga mengekspor 44 juta kilogram seafood ke 7 negara. Jumlah kiriman terbesarnya menuju Amerika Serikat (AS) dan China.

Hingga sekarang, Aruna telah bekerja sama dengan 26 ribu nelayan. Mereka berasal dari 150 komunitas nelayan di Indonesia.

Dengan modal Rp 10 jutaan, Aruna juga telah mendapatkan pendanaan seri A senilai US$65 juta (Rp 950 miliar). Namun Utari mengaku cukup kesulitan mencari investor yang mengerti bisnis Aruna.

Di sisi lain, Utari juga mengatakan pihaknya cukup selektif memilih investor. “Sejumlah investor akan tertarik karena melihat potensi bisnis untuk berkembang. Namun kami selektif, ingin investor bukan karena potensi perusahaan namun juga dampaknya,” jelasnya.

Bulan Januari lalu, Aruna mengumumkan pendanaan seri A lanjutan senilai US$300 juta. Pendanaan dipimpin oleh Vertex Ventures Asia Tenggara dan India.

Uang tersebut digunakan untuk memperluas bisnis Aruna. Yakni dalam rangka menyasar lebih banyak desa nelayan Indonesia dan berinvestasi pada kegiatan perikanan berkelanjutan.