Situs Ini Pakai Blockchain Agar Pembaca Bisa Memverifikasi Perubahan Artikel

media-nasional.com – Situs Yakinsehat.id yang fokus membahas seputar akupuntur, menggunakan teknologi blockchain agar pembaca bisa memverifikasi perubahan naskah setiap artikel.

“Di Indonesia sedikit sekali, bahkan mungkin hampir tidak ada, pengelola situs yang memanfaatkan teknologi blockchain guna memberikan nilai tambah kepada pembacanya. Teknologi itu memastikan pembaca Yakinsehat.id bisa memeriksa secara mandiri setiap perubahan naskah di artikel yang telah terbit,” kata dr Jimi Wihono Pendiri Yakinsehat.id, yang juga ahli akupuntur asal Medan.

Menurut Jimi, peranti lunak yang disematkan di situsnya itu memungkinkan naskah setiap artikel “di-time stamping” alias diberikan “cap digital”, lalu direkam ke blockchain EOS.

“Misalnya, ketika kali pertama artikel diterbitkan, ‘time stamping‘ pertama diterapkan dan direkam di blockchain EOS berupa transaksi. Sifat rekaman itu bersifat kekal dan tidak bisa diubah. Nah, ketika misalnya artikel itu direvisi oleh penulis, maka ‘time stamping‘ baru pun dibuat lagi dan direkam ke blockchain lagi. Setiap perubahan secara otomatis akan ditandai di situs Yakinsehat.id dan bisa dilihat secara kronologis di blockchain,” kata Jimi.

Sebelumnya pada awal Oktober 2020, redaksi Blockchainmedia.id menerapkan hal serupa dengan peranti lunak yang sama di sejumlah artikel, juga sebagai langkah ujicoba. Beberapa di antaranya bisa diklik di sini dan di sini.

Sistem yang dibuat oleh perusahaan WordProof asal belanda itu sebenarnya juga menyertakan file PDF sertifikat blockchain. Hanya saja tidak dilampirkan di laman situs, sehingga pembaca bisa mengunduhnya secara langsung.

File itu tersimpan di akun penerbit di WordProof. Satu contoh Anda bisa unduh di sini untuk satu artikel di blockchainmedia.id ini.

Kami dari redaksi Blockchainmedia.id menyimpulkan bahwa sistem baru ini cukup apik, untuk menumbuhkan trust antara penerbit media dengan pembacanya.

Bahkan bulan lalu, Verizon, perusahaan telekomunikasi asal Amerika Serikat melakukan hal yang sama, untuk setiap siaran pers yang diterbitkan di situsnya.

Hanya saja, selama 30 hari terakhir dalam ujicoba sederhana itu, beberapa kendala kami hadapi, misalnya satu artikel yang seharusnya secara otomatis bisa di-stamp stamping, ternyata kerap gagal. [red]