media-nasional.com – g src=”https://img.cintamobil.com/resize/600x-/2019/05/14/radrgpyy/tesla-cockpit-82a2.jpg”>

Dengan pesatnya perkembangan teknologi, para pabrikan berlomba-lomba memperkenalkan beragam teknologi baru, yang pada akhirnya justru menciptakan berbagai area baru yang berpotensi menjadi masalah pada mobil canggih.

Survey konsumen terbaru yang dilakukan J.D. Powers – 2019 UK Vehicle Dependability Study – menemukan bahwa masalah dengan sistem Audio, Communication, Entertainment, dan Navigation (ACEN) menjadi sumber masalah mobil canggih.

Survey tersebut mengambil data kerusakan per 100 mobil dari lebih dari 11,500 pemilik mobil berusia 12 hingga 36 bulan. Hampir 180 parameter berbeda menjadi pengukuran, baik itu sistem ACEN, masalah mesin, AC, dan kerusakan komponen mobil lainnya.

Menurut J.D. Power, sistem ACEN memiliki rataan 16,6 masalah per 100 mobil baru, memang lebih baik dari angka tahun lalu, namun masih lebih tinggi dibanding komponen lainnya. Sebagai pembanding, sistem seperti alarm atau cruise control memiliki rata-rata 1,5 masalah per 100 mobil.

Fitur keamanan seperti blind-spot monitoring juga menjadi sumber masalah pada mobil canggih

Masalahnya tidak hanya terbatas pada ACEN, sistem keamanan seperti blind-spot monitoring dan lane departure warning system juga menjadi sumber masalah. Rata-rata, sistem keamanan memberi 2,4 masalah muncul tiap 100 mobil, namun untuk mobil premium angka tersebut justru meningkat menjadi empat masalah per 100 mobil.

Salah satu fitur canggih yang masih dalam pengembangan, Hyundai Virtual Cockpit

Josh Halliburton, kepala operasi Eropa J.D. Power, mengakatkan reputasi pabrikan dalam memperkenalkan teknologi terbaru dapat mempengaruhi pengemudi dalam memanfaatkan fitur mobil canggih, semisal sistem berkendara swakemudi yang tidak lama lagi akan marak digunakan.

“Saat kita lihat angka dari beberapa fitur keamanan yang terhitung baru, jelas para pabrikan masih harus menyempurnakan sistem tersebut. Khususnya brand premium, yang menggunakannya sebagai hal yang digadang-gadang dalam penjualan,” ujarnya.

“Ini juga adalah hal vital bagi pabrikan kendaraan untuk memperoleh kepercayaan pelanggan, khususnya saat mereka ingin meyakinkan calon pembeli bahwa mobil swakemudi sepenuhnya di masa depan akan awet.

“Contohnya, para pembeli kemungkinan besar akan mempertanyakan keamanan mobil swakemudi tersebut jika merek mobil ini memiliki reputasi yang buruk dalam sistem navigasi mereka.”

Jadi bagaimana, apakah Anda lebih memiliki mobil canggih yang kaya akan fitur terbaru, atau mobil dengan fitur seadanya namun dapat diandalkan?