media-nasional.com – Sebuah survei yang dilakukan di bulan Agustus lalu menemukan, jumlah warga Australia yang memiliki kripto naik hampir tiga kali lipat sejak survei serupa dilakukan pada Januari, seperti dilansir dari Bitcoinist.com.

Negara seperti Malta dan Swiss sering menjadi tajuk utama berita soal uang kripto. Di Australia, wacana soal kripto juga booming tatkala sejumlah entitas dan bisnis di seantero benua menunjukkan minat yang tinggi terhadap kripto.

Sebagai contoh, Queensland mengandalkan kripto untuk mendongkrak industri pariwisata. Brisbane Airport di Queensland menjadi bandara udara pertama di dunia yang menerima kripto pada bulan Mei silam.

Bursa Cointree dan platform penagihan Gobbill mengumumkan kerjasama di bulan Agustus yang memungkinkan warga Australia membayar tagihan menggunakan kripto.

Sekarang, survei baru dari HiveEx menemukan bahwa jumlah pemilik kripto di Australia melonjak signifikan dibandingkan awal tahun. HiveEx mensurvei dua ribu individu di bulan Januari dan menemukan 5 persen responden memiliki kripto. Survei yang sama di bulan Agustus menunjukkan angka tersebut lompat ke 13,5 persen.

Menurut survei itu, 50 persen responden menyimpan kripto sebagai investasi, sementara 34 persen membeli kripto karena takut tertinggal. 26 persen mengatakan mereka menyimpan kripto untuk dana pensiun, dan lebih dari 33 persen berencana menggunakan kripto untuk membayar pajak.

Survei tersebut menemukan 80% responden siap menggunakan kripto untuk keperluan sehari-hari bila penggunaannya semudah menggunakan dolar Australia. Tetapi, beberapa responden masih ragu-ragu. 65 persen yang menunda membeli kripto merasa kripto masih sulit dipahami. Setidaknya 20 persen mengatakan kripto adalah penipuan, sedangkan 20 persen lainnya menganggap kripto adalah sebuah gelembung yang akan meletus.

Walau hasil surveinya cukup bagus, serta didukung iklim yang mendorong penggunaan kripto di negara Australia, diskusi-diskusi kripto sering memicu kontroversi. Pada bulan Juni, Tony Richards, pejabat senior di Reserve Bank of Australia, dalam sebuah acara Australian Business Economists berkomentar bahwa Bitcoin tidak akan diadopsi secara meluas di negara tersebut. Menurut Richards, Bitcoin tidak akan banyak dipakai dikarenakan kekuatan dolar Australia.

“Stabilitas dolar Australia berarti Bitcoin tidak akan banyak dipakai. Ketika sebuah negara tidak memiliki mata uang yang terpercaya, mungkin orang akan mencari yang lain. Apakah itu uang kripto atau mata uang asing seperti dolar AS adalah bahasan lain, tetapi kita di Australia memiliki mata uang terpercaya yang dinamakan dolar Australia. Kita memiliki inflasi yang rendah dan stabil selama 25 tahun, sehingga sangat kecil kemungkinan mata uang lain akan kita adopsi,” ujar Richards.

Komentar ini dibalas oleh beberapa figur di komunitas kripto Australia. Editor Bitcoin Think bernama Beautyon di Twitter mencuit bahwa sebaiknya Richards mengkaji ulang penemuannya dan bahwa semua argumen Richards yang mendiskreditkan Bitcoin adalah keliru. [ed]