media-nasional.com – TANGERANG – Setelah debut pada tahun 2019 lalu, kini Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2021 kembali digelar sebagai pameran khusus kendaraan listrik. Untuk tahun ini pameran digelar di tempat berbeda, yaitu di Gedung Manajemen ORPPT-BRIN, Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang Selatan.
Menjadi pameran yang berfokus pada teknologi elektrifikasi di sektor otomotif, IEMS 2021 diramaikan oleh banyak nama pabrikan besar. IEMS juga menjadi kesempatan para pelaku industri kendaraan listrik saling bertemu dan membuka peluang bisnis dan kerja sama. IEMS 2021 telah resmi dibuka hari ini, Rabu (24/11/2021), yang berlangsung sampai akhir pekan.
Hadir dengan tema “Innovation for Better Future e-Mobility”, pameran yang diselenggarakan oleh Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini memperlihatkan beragam produk kendaraan listrik serta kendaraan ramah lingkungan dari berbagai merek di Indonesia.
Beberapa nama besar yang ikuit berpartisipasi antara lain Toyota, Hyundai, Wuling, Mitsubishi Motor, DFSK, dan MAB. Untuk kendaraan listrik roda dua antara lain Astra Honda Motor, Gesits, Polygon, Volta, Gelis, serta Selis. Pameran ini juga dihadiri beberapa riset kenamaan dari perguruan tinggi seperti Arjuna UGM, Nogogeni ITS dan lain sebagainya.
Pameran yang diselenggarakan sebagai upaya mendukung industri dalam negeri dari sisi riset dan inovasi teknologi kendaraan listrik ini diharapkan dapat meningkatkan populasi kendaraan listrik. Meskipun masih jauh di bawah penjualan kendaraan konvensional, trend menunjukkan tingginya minat masyarakat Indonesia dalam menggunakan kendaraan listrik. Beberapa kendala seperti harga kendaraan listrik, harga baterai, dukungan purnajual, dan ketersediaan infrastruktur masih menjadi kekhawatiran calon pengguna kendaraan listrik.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, kegiatan riset dan inovasi pada kendaraan listrik dapat menjadi titik penting untuk menyiapkan industri dalam negeri dalam mendukung era kendaraan listrik di Indonesia. “Tidak kalah penting, regulasi serta insentif juga harus disinergikan, komitmen pemerintah telah terlihat dengan adanya target menghentikan penjualan kendaraan konvensional pada 2040 untuk roda dua, dan 2050 untuk roda empat,” ucap Handoko.
Handoko menjelaskan, BRIN hadir sebagai solusi rendahnya critical mass untuk menjadi hub kolaborasi dan enabler multi pihak baik dalam negeri maupun luar negeri. Pemerintah sudah menyiapkan ekosistem kendaraan listrik setelah terbitnya Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. “Meski perkembangan industri mobil listrik sudah berjalan cepat khususnya tiga tahun terakhir, namun untuk dapat mengejar perkembangan global maka BRIN akan fokus pada tiga teknologi kunci yaitu teknologi motor, teknologi baterai dan teknologi Charging Station,” ujar Handoko.
Penjualan Kendaraan Listrik
Penjualan kendaraan listrik sendiri di Indonesia pada dua tahun terakhir meningkat cukup pesat. Berdasarkan data jumlah Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) dari Kementerian Perhubungan, untuk kendaraan listrik roda empat, kenaikan terbesar ada pada tahun 2021
Tercatat penjualan mencapai empat kali lebih besar hingga Agustus 2021, dibandingkan sepanjang 2020. Sedangkan berdasarkan data per Agustus 2021, untuk penerbitan SRUT kendaraan roda dua kenaikannya tiga kali lebih besar, yaitu mencapai 7.526 unit.
Penguasaan teknologi motor, baterai dan charging station, menurut Handoko, juga harus diimbangi dengan perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
“Perhitungan TKDN jelas harus masuk dalam ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Periset kita harus bekerja keras untuk mengembangkan teknologi baru untuk mobil listrik, untuk menjawab bottleneck ketiga teknologi sehingga akan tercipta kendaraan listrik berbasis baterai dengan TKDN yang tinggi,” ucap Handoko.
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko dalam sambutannya mengharapkan pameran IEMS sendiri diharapkan dapat memacu inovasi dan perkembangan kendaraan listrik di Indonesia dan tempat bertemu para pemangku kepentingan bersama produsen kendaraan listrik dan komponen pendukung. Kegiatan ini juga menjadi tempat untuk regulator, produsen, asosiasi, serta badan riset dan perguruan tinggi dapat menangkap pasar yang potensial untuk mendukung industri dalam negeri menuju Indonesia Net Zero Emission 2060.
“BRIN sebagai tempat yang terbuka untuk berkolaborasi, periset bisa keluar. Pengembangan riset kendaraan listrik bisa keluar dan kolaboratif. Contoh inovator baru mendapatkan sesuatu yang bermanfaat tapi bingung mau kemana. Dengan hadirnya BRIN, semua inovator bisa ke sini, meningkatkan apa yang diperlukan dan didampingi periset di jajaran BRIN. Lingkungan yang terbuka untuk peneliti di Indonesia,” ucap Moeldoko.
Moeldoko memperjelas tentang Perpres 55 tahun 2019, terdapat aspek lingkungan dan konservasi, aspek efisiensi dan ketahanan energi serta aspek kapasitas industri dan daya saing nasional. Masing-masing diharapkan dapat menuju Indonesia yang lebih ramah lingkungan lewat kendaraan listrik berbasis baterai.
Bagi pengunjung yang berminat namun kesulitan hadir secara langsung di tempat pameran IEMS, panitia telah beradaptasi dengan kondisi pandemi dan menyiapkan secara hybrid yakni bisa melalui online. Ada beberapa seminar dan talkshow yang disiapkan selama tiga hari pameran ini bisa dinikmati melalui www.electricmotorshow.id dengan melakukan pendaftaran terlebih dahulu. (SETYO ADI / WH)