media-nasional.com

Pola pikir sebagian pemilik mobil yang ingin mendapatkan konsumsi bahan bakar lebih efisien sekaligus performa lebih baik, namun dengan cara mudah dan murah, membuat pengunaan aditif bahan bakar kerap dijadikan solusi ketimbang menggunakan bahan bakar yang lebih berkualitas. Padahal penggunaan aditif secara sembarangan sangat tidak dianjurkan, lantaran memiliki resiko mengganggu kerja komponen mesin jika menggunakan dalam jangka waktu yang lama.

Gunakan aditif bahan bakar hanya dalam kondisi terdesak

Penting untuk Anda ketahui bahwa aditif untuk bahan bakar banyak macamnya, mulai dari octane/cetane booster, gas treatment, fuel system cleaner hingga yang mengandung engine cleaner yang diklaim mampu membersihkan ruang mesin sekaligus meningkatkan kualitas bahan bakar yang digunakan. Namun kesemua aditif tersebut menggunakan bahan kimia tertentu yang patut diwaspadai penggunaannya. Karena jika sembarangan, dapat mengganggu kinerja mesin dan beberapa komponen lainnya serta berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

Catalytic converter menjadi komponen yang paling mudah rusak ketika menggunakan aditif bahan bakar secara sembarangan

Zat aditif dapat merusak mesin dan berbahaya bagi kesehatan ketika mengandung senyawa berbasis logam misalnya MMT (metilsiklopentadienil manganese tricarbonil) dan Ferrocene (disiklopentadienil iron). “Komponen mesin yang paling mudah dan cepat rusak ketika menggunakan aditif dengan senyawa logam adalah catalytic converter,” ujar Mohammad Saputra, mekanik Honda Megatama Kalimalang, Jakarta Timur. Penyebabnya, hasil pembakaran dari aditif tersebut dapat menyumbat saringan dalam catalytic converter dan menyebabkan terbakar dan rusak. Selain itu juga sangat berbahaya karena mengandung polutan.

Selain catalytic coverter, sensor oksigen menjadi komponen paling mudah bermasalah jika menggunakan aditif bahan bakar sembarangan

Selain itu, penggunaan octane booster yang mengandung zat octane enchancer non-oxygenated berpotensi merusak sensor kendaraan sehingga tidak optimal, salah satunya adalah sensor oksigen yang bertugas mengontrol emisi gas buang pada mobil. Selain sensor pada mesin, penggunaan octane booster juga akan merusak saringan pada catalytic converter akibat penumpukkan sisa pembakaran dari zat kimia yang disebutkan di atas. Padahal, “Peningkatan kualitas bahan bakar ketika menggunakan octane booster juga tak terlalu signifikan,” ujar Cahyadi Putra, punggawa bengkel Graha Mobilindo di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

Penggunaan bahan bakar yang sesuai dengan kebutuhan mesin akan membuat konsumsi bahan bakar dan performa selalu optimal

Sehingga, sangat disarankan untuk menggunakan bahan bakar yang berkualitas atau sesuai dengan spesifikasi mesin jika ingin merasakan performa dan efisiensi yang optimal dari mobil Anda. Penggunaan aditif diperbolehkan selama dalam keadaan terdesak. Contohnya ketika Anda sedang melakukan perjalanan mudik keluar kota dan terpaksa menggunakan bahan bakar dengan kualitas yang buruk. “Dengan catatan, gunakan zat aditif yang berkualitas dan sesuai takaran. Ketika sudah bisa mendapatkan bahan bakar yang sesuai dengan spesifikasi mesin, hentikan penggunaan aditif,” wanti Baharuddin.