media-nasional.com – DFSK ikut serta uji coba Solar B30 yang digalakkan pemerintah. Inilah bentuk dukungan terhadap upaya pemerintah, yang berupaya menghadirkan bahan bakar ramah lingkungan. Road test juga dilakukan dengan menggandeng beberapa produsen otomotif, yang memiliki kendaraan bermesin diesel lainnya.

Pabrikan asal Cina ini, meminjamkan dua unit Super Cab. Keikutsertaan mobil pikap andalannya, turut dimanfaatkan DFSK untuk melakukan riset, guna mencari efek solar biodiesel terbaru itu terhadap mesin.

“Kami melihat pemerintah memiliki itikad baik terhadap industri otomotif di Indonesia dengan menyediakan bahan bakar berkualitas kepada masyarakat. Terlebih Penggunaan Solar B30 memiliki pengaruh skala ekonomi dan juga efek lingkungan lebih baik. DFSK sangat mendukung dan ikut berperan aktif terhadap kebijakan pemerintah untuk menuju ke arah lebih baik,” ungkap Managing Director PT Sokonindo Automobile of Sales Centre, Franz Wang melalui keterangan resmi (16/06).

Adapun pengujiannya, DFSK Super Cab varian 1.3 T Diesel itu diisi solar B20 dan B30. Keduanya menempuh total jarak 50 ribu km, dengan rute Lembang – Cileunyi – Nagreg – Kuningan – Tol Babakan – Slawi – Guci – Tegal – Tol Cipali – Subang – Lembang. Setidaknya mereka melibas trek sejauh 560 km tiap harinya. Mereka nantinya melewati berbagai jenis kontur jalan dan kondisi. Dengan metode itu, DFSK juga ingin melihat seberapa tangguh mesin SFD 1,3-liter, yang mampu menghasilkan tenaga 76 PS dan torsi 190 Nm yang digendong Super Cab.

Hadirnya solar B30, dianggap bermanfaat bagi kelestarian lingkungan. Bahan bakar ini sudah tidak sepenuhnya dihasilkan dari minyak bumi. Pengembangan biodiesel adalah program strategis pemerintah untuk meningkatkan ketahanan energi. Melalui diversifikasi dengan mengutamakan potensi energi lokal.

“DFSK mengembangkan Super Cab sudah sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia, sebuah kendaraan pikap tangguh, andal, kuat, namun juga irit bahan bakar. Keikutsertaan Super Cab tentu bisa menjadi bukti bagaimana kendaraan kami. Harapannya semoga hasil uji coba ini juga bisa menjadi acuan DFSK untuk menghadirkan kendaraan yang lebih baik, dan sesuai masyarakat Indonesia, namun harga tetap terjangkau,” sambung Franz Wang.

Solar B30 merupakan salah satu bentuk inovasi solar dengan perpaduan antara 70 persen minyak solar dengan 30 persen minyak nabati (FAME). Saat ini Solar yang ada di Indonesia masih di tahap campuran 20 persen FAME atau yang lebih dikenal dengan nama Solar B20, sesuai SK Dirjen Migas Nomor 28 tahun 2016. (Hfd/Odi)