media-nasional.com – BANBURY – Pada Grand Prix Arab Saudi 2022, akhir pekan lalu, tim Haas F1 terpaksa turun balapan hanya dengan satu mobil, yaitu milik Kevin Magnussen. Hal itu karena mobil milik Mick Schumacher rusak parah akibat kecelakaan yang dialami di sesi kualifikasi. Saking parahnya Haas sedikit mengungkap total biaya kerusakan dari tabrakan hebat itu.

Diungkap oleh tim asal Amerika Serikat itu, kerusakan mobil Schumacher jika ditaksir hampir menelan biaya US$ 1 juta. Angka tersebut jika dikonversi setara dengan uang sebanyak Rp 14,3 miliar lebih. Kira-kira uang sebanyak itu bisa dipakai untuk membeli mobil mewah atau kencang seperti misalnya Ferrari 488 Pista, Lamborghini Huracan Evo, atau McLaren 720S.

Wajar saja biayanya sebesar itu, mengingat mayoritas bagian dari mobil Haas VF-22 rusak dan hancur akibat dahsyatnya tabrakan dengan dampak 33G. Schumacher melintir di exit tikungan 10 sirkuit Jeddah Corniche, saat berusaha mencetak laptime untuk lolos dari sesi Q2. Akibat melebar dan melindas kerb tinggi, mobilnya mengalami oversteer dan menabrak tembok tikungan 11 dalam kecepatan penuh.

Karena saking kencangnya, mobil yang dikemudikan Schumacher baru terhenti di tikungan 12 setelah terpental dari sisi luar tikungan 11. Meski menabrak tembok dengan hebatnya, beruntung Schumacher tidak mengalami cedera serius setelah dilarikan ke pusat medis. Namun demi mempersiapkan mobil untuk seri berikutnya di Australia, Haas memilih untuk tidak menurunkan mobil Schumacher di balapan hari Minggu (27/3/2022).

Setidaknya ¾ sisi mobil, khususnya suspensi, hancur karena mengalami benturan keras saat tabrakan. Dan saat dievakuasi oleh marshal dengan diangkat, bagian gearbox terlepas membuat mobil terbagi menjadi dua.

“Chassisnya sendiri terlihat tidak rusak. Infrastruktur sampingnya iya, tapi Anda bisa menggantinya,” jelas bos tim Haas, Gunther Steiner. “Yang pasti kami perlu melakukan pemeriksaan yang tepat pada chassis tapi sepertinya tidak begitu parah sejujurnya.

“Mesinnya juga, saya diberitahu Ferrari, sepertinya baik-baik saja. Paket baterai juga. Tapi semuanya yang lain rusak!” lanjut Steiner.

Angka nyaris US$1 juta disebut Steiner menjadi perkiraan biaya yang ditimbulkan dari kerusakan ini. Namun seperti dikatakan, chassis mobil yang menjadi pelindung utama pembalap tidak mengalami kerusakan. Nilai yang tidak bisa dibilang sedikit ini, bahkan untuk tim F1, tentu akan berpengaruh pada batasan alokasi dana yang dipakai tim sepanjang musim 2022.

“Menurut saya biayanya cukup mahal karena semua suspensinya hancur: kecuali di depan kiri. Saya rasa masih ada. Sisanya cuma serpihan karbon,” tambahnya seperti dikutip Motorsport. “Saya tidak tahu soal uangnya tapi, antara gearbox, seluruh bodywork hilang, radiator rusak – $ 500.000 sampai $ 1 juta menurut saya.”

Mahalnya mobil F1 bukan sekadar karena rancangan demi menjadi yang terkencang di grid. Tapi tim juga dituntut untuk membuat chassis yang sangat aman untuk melindungi pembalap dari berbagai jenis kecelakaan. Selain itu biaya pengembangan semakin mahal dengan adanya sistem hybrid yang mendukung mesin V6 1.6 liter turbo yang juga dituntut bisa hasilkan performa kencang, efisien, dan reliabel.(WAHYU HARIANTONO)

Sumber: Motorsport