media-nasional.com – Invasi Rusia ke Ukraina yang bermula sejak Kamis (24/2/2022) turut berdampak ke sejumlah sektor dan industri di Rusia, termasuk industri penerbangan.

Kini, produsen pesawat Airbus dan Boeing kompak menangguhkan pengiriman suku cadang pesawat untuk maskapai-maskapai Rusia.

Selain itu, mereka juga mengatakan pihaknya tengah menyetop dukungan teknis dan perbaikan pesawat dari berbagai maskapai asal Rusia, sebagai bentuk sanksi dari invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut lembaga konsultan IBA, Rusia menyumbang 6 persen jumlah pesawat di dunia di 2021. Sebagai contoh, Maskapai Rusia Aeroflot mengoperasikan berbagai jenis pesawat produksi Airbus, seperti 53 pesawat A320, 28 pesawat A321, 10 pesawat A330, dan 4 pesawat A350 XWB.

Sementara untuk armada Boeing Aeroflot, terdapat 29 pesawat B737 dan 20 pesawat B777.

Secara keseluruhan, berdasarkan data Circum Fleets, maskapai-maskapai asal Rusia sendiri memiliki sekitar 332 unit pesawat Boeing dan 304 unit pesawat Airbus, atau sekitar duapertiga dari jumlah pesawat yang ada di Rusia.

Di luar Airbus dan Boeing, Aeroflot diketahui mengoperasikan pesawat Sukhoi Superjet, Tupolev, dan Ilyushin.

Belum diketahui sampai kapan sanksi ini akan diterapkan Boeing dan Airbus.

Kanibal

Namun dikutip KompasTekno dar The Guardian, Jumat (4/3/2022), maskapai asal Rusia yang pesawatnya butuh suku cadang pengganti, akan mendapatkan kesulitan dalam proses perbaikan pesawat.

Salah satu efeknya adalah mereka bisa mengambil suku cadang pesawat dari pesawat lain yang sama, atau kanibal suku cadang dari pesawat lain.

Suku cadang ini, menurut sejumlah analis, mungkin bisa berasal dari pesawat yang tengah diparkirkan dan tidak beroperasi.

Adapun kebutuhan akan suku cadang dan perbaikan pesawat ini akan sangat bergantung pada berapa jumlah pesawat yang dimiliki sebuah maskapai penerbangan, begitu juga berapa jumlah suku cadang yang mereka miliki di gudang.