media-nasional.com – Bitcoin dan sejumlah aset kripto besar lainnya masih merana, demikian pula aset kripto di sektor DeFi. Hancur lebur.

Berdasarkan data dari Coin360, siang hari ini, Bitcoin (BTC) anjlok -3,11 persen di kisaran US$10.093 (148 juta), terpaut jauh beberapa waktu lalu yang hepi bertengger di Rp180 jutaan.

Setali tiga uang, Ether (ETH) merah pekat US$325 (Rp4,7 juta), turun hingga 15 persen dalam 24 jam terakhir.

Litecoin (LTC) yang beberapa hari sebelumnya juga sangat apik, harus menerima kenyataan lebih pahit. Nilainya anjlok hingga US$47 (Rp693 ribu).

Khusus Bitcoin data dari Binance, dalam skala 30 menit, turun 20,9 persen sejak 17 Agustus 2020 dari US$12.442 menjadi US$9.840 (6 September 2020 dini hari).

Penurunan paling gila tentu saja terjadi sejak awal September 2020 ini. Raja Aset Kripto itu terkoreksi 18,3 persen hanya dalam tempo 4 hari. Bitcoin pun kehilangan nilai hingga 32,5 juta.

Yang lebih miris tentu saja adalah sektor DeFi yang amat sangat bergantung pada nilai Ether (ETH). Sejumlah aset kripto terkait DeFi anjlok parah, berdasarkan data dari Coingeck.com.

Chainlink (LINK) yang berkapitalisasi terbesar misalnya, terakumulasi turun dalam 7 hari menjadi -38 persen. Menyusul YFI -24 persen. Yang paling parah adalah Tellor (TRB) pecah hingga -64 persen di rentang waktu serupa. Malah dalam 24 jam terakhir anjlok -42 persen.

Tekanan jual itu mengakibatkan Total Value Locked (TVL) sektor DeFi meluncur cepat hingga US$7,27 miliar. Padahal akhir bulan September sempat mencapai US$9,55 miliar. [red]