Dengan IT atau digitalisasi, semua bisa berkembang lebih mudah dan lebih akurat. Termasuk juga dengan koperasi

Denpasar (ANTARA) – Anggota DPD Made Mangku Pastika berpandangan dengan penerapan digitalisasi pada berbagai aspek pengelolaan koperasi di Provinsi Bali akan menjadikan lembaga soko guru perekonomian ini lebih cepat berkembang dan meminimalisasi praktik korupsi.

“Dengan IT atau digitalisasi, semua bisa berkembang lebih mudah dan lebih akurat. Termasuk juga dengan koperasi,” kata Pastika saat melakukan reses ke Koperasi Mitra Karya dan Koperasi Dana Rahayu, di Denpasar, Sabtu.

Dua koperasi yang berada di kawasan Desa Sidakarya, Kota Denpasar, tersebut merupakan dua diantaranya dari 51 koperasi di Pulau Dewata yang sudah mengimplementasikan aplikasi yang disiapkan oleh startup “Djoin” PT Solusi Anak Sakti yang digawangi oleh para generasi milenial.

Menurut dia, dengan pengaplikasian teknologi informasi pada koperasi juga dapat meminimalisasi biaya transaksi dan biaya distribusi. “Demikian pula, teknologi telah menyebabkan seakan sudah tidak ada batas daerah maupun bangsa,” ucap mantan Gubernur Bali dua periode itu.

Oleh karenanya, Pastika memotivasi agar koperasi-koperasi yang ada di Pulau Dewata tidak cukup wilayah operasionalnya berada di Bali, namun agar dikembangkan lebih meluas.

Selain itu, tambah dia, yang tidak kalah penting diperlukan kolaborasi dan saling sinergi antar-koperasi, serta ada pihak yang bisa mengorkestrasi, sehingga hal-hal yang menjadi kebutuhan koperasi satu dengan yang lainnya bisa saling dilengkapi.

Pastika pun mencontohkan betapa Gojek dan Bukalapak menjadi begitu hebat, itu karena kemampuan pihak-pihak yang menjadi dirigen mampu untuk mengorkestrasi berbagai kepentingan dan kebutuhan.

“Sekarang ‘kan sudah 51 koperasi yang menggunakan aplikasi dan teknologi yang disediakan Djoin. Kalau ini bisa lebih dari 2.000 koperasi di Bali yang menggunakan, sehingga koperasi menjadi lebih terbuka,” kata Pastika yang juga Wakil Ketua Badan Kehormatan DPD RI itu.

Mantan Kapolda Bali ini pun mengingatkan agar Dinas Koperasi di daerah juga bisa melek teknologi informasi, karena ujungnya juga sama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para pengurus koperasi.

Sementara itu, Ketua Koperasi Mitra Karya Nyoman Dana mengatakan pihaknya langsung berani berkolaborasi dengan Djoin karena melihat betapa semangat para generasi muda yang fokus sebagai penyedia teknologi bagi koperasi.

Menurut dia, koperasi bisa jatuh karena faktor internal dan eksternal. Fakto internal diantaranya ketika ada oknum pengurus yang “nakal”. Sedangkan faktor eksternal ketika ada nasabah yang memang sedari awal berniat ingin merugikan koperasi. Hal tersebut tentunya dapat diminimalisasi dengan digitalisasi.

Oleh karena itu, ia berharap ada sinergi antarkoperasi dan ada sistem untuk mengecek profil calon peminjam kredit di koperasi. Jangan sampai ketika menunggak kredit di satu koperasi, kemudian berusaha mengulangi perilaku yang sama di koperasi yang lain.

Ketua Koperasi Dana Rahyu Dewa Putu Suija juga berharap hal senada yakni adanya kolaborasi antar-koperasi. Terhadap hal-hal yang masih menjadi hambatan agar dapat disempurnakan. Sedangkan contoh-contoh koperasi yang sudah baik, tentunya layak untuk ditiru dan dikembangkan.

Baca juga: Proyek Pusat Kebudayaan Bali agar disosialisasikan lebih luas

Baca juga: Anggota DPD sebut perlu kebijakan khusus agar BPR di Bali bertahan

Baca juga: Mangku Pastika usulkan bentuk BPPN selamatkan aset pengusaha Bali

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.