media-nasional.com – Menteri Luar Negeri Retno Marsudimendorong pembangunan kemitraan konkret Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Australia di kawasan Indo-Pasifik.
“Australia adalah mitra dialog pertama dan juga Mitra Strategis Komprehensif bagi ASEAN. Hal ini terjadi bukan karena kedekatan geografis antara negara ASEAN dan Australia, tetapi merupakan bentuk kepercayaan bahwa Australia dapat menjadi mitra yang terpercaya dalam menghadapi berbagai tantangan bersama,” kata Retno dalam ASEAN-Australia Ministerial Meeting di Phnom Penh, Kamboja, Kamis.
Dalam keterangan tertulisnya, Retno menjelaskan kerja sama yang kuat dan konkret berdasarkan atas kepercayaan juga diharap dapat dilakukan di Indo-Pasifik.
Menlu menyampaikan bahwa sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan kerja sama konkret, Indonesia akan menyelenggarakan Indo-Pacific Infrastructure Forumsaat Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN pada 2023.
Retno menyampaikan terdapat tiga hal yang penting untuk dilakukan agar kemitraan di Indo-Pasifik dapat menciptakan perdamaian dan kemakmuran.
Pertama, dia mengatakan pentingnya mengubah defisit kepercayaan menjadi kepercayaan strategis.
Kedua, dengan terus mempromosikan penghormatan terhadap hukum internasional dengan terus mengimplementasikan nilai dan norma dalam Treaty of Amity and Cooperation (TAC) serta Bali Principles.
Ketiga, Retno juga mendorong kerja sama inklusif karena Indonesia percaya inklusivitas merupakan dasar bagi munculnya kepercayaan. Sejumlah kelompok minilateral diharapkan dapat menjadi pijakan guna mendukung ASEAN-led mechanisms.
Terakhir, Retno juga berharap Australia dapat menjadi jembatan dan mitra bagi pengembangan kerja sama dengan sejumlah negara Pasifik Selatan.
Dalam pertemuan kali ini, ASEAN dan Australia menyepakati Rencana Aksi Kemitraan Strategis Komprehensif.
Australia memberi komitmen sebesar 154 juta dolar Australia (sekitar Rp1,6 triliun) untuk pembiayaan berbagai kegiatan di bawah rencana tersebut, termasuk transisi ke teknologi rendah emisi, transformasi digital, serta penguatan Pusat ASEAN untuk Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit Baru (ACPHEED).
Baca juga:
Artikel ini bersumber dari antaranews.com