media-nasional.com – Menteri Kesehatan ( Menkes ) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Indonesia masih belum aman dari kondisi Covid-19 , terlebih dengan masuknya varian XBB .

Menkes juga memprediksi bahwa Indonesia akan mengalami lonjakan Covid-19 pada awal tahun 2023, mendatang.

“Tapi ujiannya nanti, akan kita lihat di awal tahun. Kita tahu Singapura yang tadinya hanya ratusan kasusnya sekarang naik menjadi 6 ribu kasus per hari lebih tinggi dari Indonesia yang cuma 2 ribu kasus per hari padahal penduduk Singapura 5 juta, sedangkan penduduk kita 270 juta,” katanya, dikutip pada Sabtu, 29 Oktober 2022.

Meski demikian, Budi Gunadi optimis bahwa Indonesia dapat menghadapi atau justru menghindari lonjakan Covid-19 tersebut.

“Mudah-mudahan di Januari-Februari kita bisa menghadapi potensi kenaikan dengan baik seperti Agustus ini. Sehingga Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang selama 12 bulan berturut-turut tidak ada lonjakan kasus,” ujarnya.

Menurut Budi Gunadi , rasa optimis tersebut didasarkan lantaran masyarakat Indonesia telah memiliki imunitas yang lebih baik dari sebelumnya.

“Imunitas masyarakat kita sudah baik dan yang kedua protokol kesehatan kita relatif lebih konservatif,” ucapnya.

Lebih lanjut, Budi Gunadi menjelaskan jika pemerintah memiliki waktu yang tepat dalam memberikan vaksin, maka dapat melindungi masyarakat Indonesia dari varian XBB .

“Jadi kita beruntung karena timing vaksinasi kita dan waktu Omicron banyak yang kena, terinfeksi, sehingga proteksinya bagus. Selama enam bulan kita sudah tidak ada apa-apa,” tuturnya.

Oleh karena hal tersebut, Menkes meminta masyarakat Indonesia untuk segera melakukan vaksinasi hingga dosis booster.

“Kalau nanti di Februari 2023 (kasus positif) kita rendah, itu artinya kena benar-benar bisa mengendalikan pandemi. Tapi risiko tetap ada di bulan Februari, itu sebabnya kenapa boosternya kita kasih lagi di bulan Desember 2022 dan Januari 2023,” katanya.

Sebagai informasi, XBB merupakan varian baru dari Covid-19 yang juga telah terdeteksi di Indonesia. Diketahui, sebanyak empat warga negara Indonesia telah tertular varian baru tersebut.

Berdasarkan keterangan dari Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan bahwa varian XBB lebih cepat menyebar dibandingkan varian lainnya, seperti, BA.5 dan BA.2.

“Diketahui varian XBB ini lebih cepat menular, apabila kita melihat gelombang XBB di Singapura, ternyata lebih cepat menular 0,79 kali dibandingkan gelombang varian BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2,” ujarnya.

Meski demikian, varian XBB memiliki tingkat fatalitas yang lebih rendah dibandingkan dengan varian Omicron lainnya. Adapun, gejala varian XBB juga disebut sama dengan varian-varian Omicron lainnya.

“Sehingga, dapat dinilai bahwa gejala yang ditimbulkan umumnya ringan,” ucapnya.

Beberapa gejala varian XBB di antaranya adalah pilek, batuk, mual, muntah, demam, kedinginan, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, diare dan sesak napas.***