media-nasional.com – Mahasiswa kedokteran yang diketahui bernama Hamed Sabouri diculik dan ditembak mati oleh tentara Taliban di Afghanistan karena orientasi homoseksualnya.

Peristiwa ini dikonfirmasi pihak keluarga dan sang kekasih yang mengatakan bahwa sebelum ditembak, Hamed ditahan terlebih dahulu di sebuah pos keamanan di Kabul.

Saat berada di pos keamanan itu, Hamed disiksa dengan cara tidak manusiawi selama tiga hari berturut-turut sebelum akhirnya Hamed ditembak mati oleh tentara Taliban .

Dilansir Pikiran-rakyat.com dari The Guardian, Taliban dengan sengaja mengirimkan video eksekusi Hamed ke anggota keluarganya. Lantaran merasa terancam keselamatan mereka, keluarga dan kekasih Hamed Sabouri kini meninggalkan Afghanistan .

“Tentara Taliban dengan keji membunuh Hamed dan mengirimkan video eksekusi tersebut ke saya serta ke keluarganya” kata Bahar, kekasih Hamed.

Bahar juga menegaskan, bahwa dia dan keluarga Hamed kini terpaksa melarikan diri dan harus bersembunyi dari Taliban .

Menurut Bahar, Taliban memperlakukan Hamed seperti seorang penjahat.

Selain itu, Bahar juga mengaku kerap mendapatkan ancaman dan teror dari Taliban karena orientasi seksualnya.

Sebelum Hamed, ia juga pernah ditangkap, dipukuli, diperkosa, dan disiksa menggunakan sengatan listrik oleh para tentara Taliban pada Agustus 2021 lalu. Tetapi, ia berhasil meloloskan diri dari Taliban .

Hamed menjadi korban terbaru yang ditembak mati karena orientasi homoseksualnya dari serangkaian kekerasan terhadap komunitas LGBTQ+ di Afghanistan .

Kelompok LGBTQ+ mengatakan, seiring waktu Taliban meningkatkan ancamannya disertai dengan penculikan terhadap anggota komunitas tersebut. Hingga kini, tercatat sudah ribuan orang yang berorientasi homoseksual melarikan diri dari Afghanistan karena merasa nyawanya terancam.

Kematian ekstrem yang dialami Hamed, menurut Nemat Sadat selaku ketua kelompok LGBTQ+ terus menghantui komunitasnya.

“Kematian Hamed Sabouri menghantui saya dan kawan-kawan. Tetapi kami tidak akan membiarkan Hamed hidup sia-sia. Saya akan terus mempejuangkan hak-hak kami di Afghanistan agar untuk bisa lolos dari ekseskusi Taliban dan bisa hidup lebih lama lagi” kata Nemat.***