media-nasional.com – Otoritas Iran menegaskan kematian wanita muda bernama Mahsa Amini usai ditahan polisi moral bulan lalu, bukan disebabkan oleh pemukulan. Dijelaskan Teheran bahwa Amini meninggal dunia akibat sejumlah kondisi medis, termasuk hipoksia serebral.
Dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (19/10/2022), Kedutaan Besar Iran di Jakarta menjelaskan bahwa penyebab kematian Amini telah diungkap oleh Organisasi Kedokteran Forensik Iran pada 7 Oktober lalu.
“Dalam keterangan tersebut disebutkan bahwa kematian tersebut bukan disebabkan oleh pukulan di kepala atau organ vital dan anggota tubuh melainkan almarhumah Mahsa Amini meninggal dunia akibat hipoksia serebral, gangguan irama jantung mendadak, penurunan tekanan darah dan kehilangan kesadaran, serta kekurangan oksigen ke otak,” demikian pernyataan Kedubes Iran.
Disebutkan oleh Kedubes Iran bahwa Organisasi Kedokteran Forensik di negara mana pun merupakan lembaga yang paling kompeten dan terspesialisasi untuk mengeluarkan pendapat tentang masalah seperti penyebab kematian.
Kedubes Iran menyayangkan beberapa mekanisme hak asasi manusia (HAM) dan beberapa negara telah berprasangka dan menghakimi sejak awal, bahkan menyebut adanya pemukulan dan kekerasan pada bagian kepala Amini.
“Meski sejak hari-hari pertama kejadian ini, sudah jelas bahwa tidak ada unsur pemukulan maupun kekerasan apa pun. Kini dengan adanya pernyataan dari Organisasi Kedokteran Forensik, sangat diharapkan bahwa mereka akan segera memperbaiki kesalahan ini,” jelas Kedubes Iran dalam pernyataannya.
Dalam pernyataannya, Kedubes Iran juga menegaskan bahwa pemerintah Iran menerapkan transparansi dan keadilan sebagai pendekatan utamanya dalam menangani insiden yang melanda Amini. Kedubes Iran menuduh negara-negara Barat dan Israel telah memanfaatkan hal tersebut.
“Kerusuhan baru-baru ini di Iran dengan memanfaatkan dalih kematian Mahsa Amini digunakan oleh para musuh untuk mencampuri urusan dalam negeri Iran dan memicu lebih banyak kerusuhan,” sebut Kedubes Iran.
“Dalam kerusuhan baru-baru ini, para pemimpin politik AS, rezim zionis Israel dan sebagian Eropa bersama media mereka, menyalahgunakan insiden tragis yang telah diselidiki dengan mendukung kerusuhan di Iran. Padahal jutaan orang Iran muncul di jalan-jalan untuk mendukung negara mereka dan menentang kekacauan belakangan ini,” imbuh pernyataan tersebut.
Lebih lanjut, Kedubes Iran juga menyatakan bahwa menurut Pemimpin Agung Republik Islam, kerusuhan yang terjadi di Iran tidak ada hubungannya dengan kematian Amini, hijab dan hak-hak perempuan.
“Para musuh Iran khususnya AS (Amerika Serikat) dan rezim Zionis Israel hanya memanfaatkan alasan ini dan mulai menciptakan kekacauan dengan desain dan rencana mereka yang berkelanjutan,” tuduh Kedubes Iran.