media-nasional.com – Demam berdarah dengue atau DBD adalah salah satu dari sekian penyakit yang menjangkit masyarakat luas. Kebanyakan kasus DBD terjadi di wilayah beriklim subtropis dan tropis.

Di Indonesia sendiri, angka kasus DBD masih termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara dan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Angka kematian akibat penyakit DBD pun masih terpantau tinggi di berbagai daerah. Karena itu, DBD menjadi isu penting pemerintah yang terus diupayakan penanganannya.

Meski bukan jenis penyakit menular secara langsung, namun DBD dapat menular melalui gigitan nyamuk yang membawa virus Dengue yaitu nyamuk Aedes aegypti. Gejala DBD yang dibiarkan begitu saja dapat berubah menjadi lebih parah dan bahkan mengancam nyawa.

Selain itu, gejala DBD juga dapat menyebabkan sejumlah masalah komplikasi kesehatan seperti batuk berdarah dan mimisan. Anda bisa chat dokter gratis untuk mendapat informasi lebih lanjut mengenai komplikasi yang disebabkan karena gejala DBD.

Maka dari itu, orang yang memiliki tanda-tanda telah terjangkit DBD harus segera dirujuk ke pusat layanan kesehatan agar mendapat penanganan medis lebih awal. Untuk pengetahuan dini, berikut beberapa informasi penting mengenai DBD yang wajib Anda ketahui.

Apa Itu DBD?

DBD atau Dengue Hemorrhagic Fever atau demam berdarah dengue adalah penyakit menular tidak langsung yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk tersebut membawa virus Dengue yang ditularkan ke dalam darah saat nyamuk menggigit tubuh manusia.

Selain DBD, ada pula jenis penyakit demam berdarah lain yaitu demam dengue atau dengue fever. Perbedaan kedua jenis demam berdarah tersebut adalah pada kasus dengue fever tidak terjadi kebocoran pembuluh darah, sementara pada DBD terjadi kebocoran.

Virus yang menginfeksi darah menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi melemah dan sangat rentan, sehingga kebocoran plasma darah tidak terhindarkan. Kondisi pendarahan tersebut semakin diperparah oleh turunnya kadar trombosit.

Penurunan trombosit memang menjadi salah satu gejala khas dari penyakit DBD yang mudah dideteksi. Rendahnya trombosit diduga karena lapisan plasma darah yang rusak karena virus dengue berdampak pada penggumpalan trombosit dan penurunan produksi trombosit di sumsum tulang belakang. Kadar trombosit yang rendah akan berimbas pada kekuatan dan daya tahan tubuh yang melemah pula.

Kebanyakan kasus DBD terjadi pada anak-anak usia di bawah 15 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan orang dewasa dan lansia pun bisa terinfeksi.

Maka dari itu, ibu hamil sangat penting untuk memeriksakan kesehatan kandungannya secara berkala serta menerapkan pola hidup sehat. Sebab, ibu hamil yang kontak dengan nyamuk Aedes aegypti dan terinfeksi virus dengue dapat menularkannya ke janin dalam kandungan.

Faktor Penyebab DBD

DBD disebabkan karena gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya terinfeksi virus Dengue (DENV). Selain itu, kondisi lingkungan dan tubuh juga dapat meningkatkan faktor penyebab tertularnya DBD, di antaranya:

1. Curah hujan tinggi

Intensitas hujan yang tinggi membuat genangan air di mana-mana, hingga masuk ke permukiman dan terbentuk di talang air, kaleng dan botol bekas. Lingkungan basa dan berair tersebut sangat disukai nyamuk untuk berkembang biak, termasuk nyamuk Aedes aegypti. Sehingga faktor penyebab DBD lebih tinggi.

2. Memiliki daya tahan tubuh lemah

Tingkat daya tahan tubuh mempengaruhi respons terhadap infeksi, baik bakteri maupun virus. Karena itu, seseorang dengan sistem imun yang rendah cenderung mudah terkena infeksi, termasuk virus Dengue yang menyebabkan DBD.

3. Kebiasaan menggantung baju

Siapa sangka, baju-baju yang digantung di balik pintu kamar juga jadi sarang favorit nyamuk betina. Nyamuk menyukai tempat gelap untuk istirahat, termasuk di sela-sela gantungan baju. Karena itu, hindari menggantung baju terlalu banyak dalam waktu yang lama.

Gejala DBD

Salah satu cara untuk mencegah memburuknya penyakit DBD yaitu dengan memahami apa saja gejala DBD yang muncul pada tubuh.

DBD memiliki gejala yang serupa dengan gejala flu. Hal tersebut membuat tidak sedikit orang yang sebenarnya telah terinfeksi virus dengue mengabaikan gejalanya karena mengira sedang terkena flu biasa.

Gejala DBD umumnya baru muncul 4-7 hari setelah mendapat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Selain sakit kepala, beberapa tanda-tanda DBD yang kemudian muncul di antaranya:

1. Demam tinggi secara mendadak

Gejala umum yang menyertai DBD yaitu demam tinggi yang terjadi tiba-tiba. Suhu tubuh dapat mencapai 40°C dan berlangsung selama 2-7 hari.

Pada fase ini, Anda perlu waspada karena pada hari ke-4 atau ke-5 biasanya demam akan turun. Namun, di hari berikutnya suhu tubuh kembali naik. Pengawasan perlu tetap diperhatikan karena dikhawatirkan dapat terjadi sindrom syok dengue.

2. Mual dan muntah

Mual dan muntah sering tidak terhindarkan pada hari ke-2 sampai ke-7. Kondisi ini diikuti oleh penurunan nafsu makan, berat badan turun, dan kurangnya asupan energi dalam tubuh.

3. Nyeri otot

Infeksi virus dengue juga dapat menyebabkan nyeri pada otot, tulang, dan persendian. Terkadang kondisi ini disertai dengan gejala lain seperti berkeringat dingin dan menggigil.

4. Ruam di beberapa bagian tubuh

Pada hari ke-2 hingga ke-5 biasanya akan muncul ruam berbentuk bintik-bintik merah yang letaknya berdekatan di sekitar wajah, leher, lengan, atau kaki.

Pada kondisi yang lebih parah, gejala DBD yang menyertainnya bisa berupa:

Apabila gejala DBD sudah memasuki fase yang parah seperti di atas, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan dan pemantauan intensif.

Cara Mengatasi Demam Berdarah Dengue

Banyak kasus DBD yang sembuh. Orang yang terbebas dari DBD kebanyakan memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik, sehingga membantu mempercepat pemulihan.

Sebenarnya belum ada obat khusus untuk menyembuhkan DBD. Namun, Anda bisa mengatasi DBD menggunakan obat pereda nyeri seperti asetaminofen. Selama itu, hindari konsumsi aspirin yang bisa memperburuk perdarahan. Selain itu, perbanyak istirahat dan minum banyak cairan agar tidak dehidrasi, lalu temui dokter untuk mendapat petunjuk pemulihan yang lebih tepat.

Cara Mencegah Penularan DBD

Risiko penularan DBD lebih tinggi terjadi pada daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan daerah kumuh. Oleh karena itu, bagaimana kebersihan lingkungan sangat berpengaruh pada penularan DBD.

Namun, Anda tidak perlu takut karena penularan DBD dapat diatasi dengan upaya pencegahan yang bisa diterapkan mulai dari diri sendiri. Beberapa cara mencegah penularan DBD yaitu:

Vaksinasi dengue pada anak usia 9-16 tahun.***