media-nasional.com – ternyata bisa diwujudkan melalui banyak cara.

Salah satunya dengan mengubah perilaku belanja seperti menjual atau membeli , misalnya tas branded atau barang lainnya.

Ya, mengubah perilaku belanja dengan membeli atau menjual barang preloved sama halnya dengan menerapkan gaya hidup .

Artinya kita dapat memanfaatkan barang yang tidak pernah terpakai atau jarang dipakai agar lebih bermanfaat bagi orang lain.

Dengan cara ini pula, secara tidak langsung kita dapat mengurangi limbah produksi yang dimulai dari diri sendiri karena tidak perlu terus menerus beli barang baru, sampai bisa dijadikan ladang cuan.

“Misalnya dengan melihat lagi barang mana yang sudah tidak terpakai atau jarang kita pakai. Itu bisa menjadi uang dan menjadi tambahan uang untuk barang-barang yang ingin kita jadikan milik kita,”

Demikian kata Marisa Tumbuan, founder Irresistible Bazaar & Irres Urban Bazaar saat ditemui di Grand Indonesia, Jakarta, belum lama ini.

Khususnya untuk tipe barang seperti tas branded preloved, sneakers hingga jam tangan yang tak cuma mewujudkan gaya hidup berkelanjutan , tapi juga dapat dijadikan investasi.

Menurut Marisa, harga barang preloved tersebut bisa tetap menguntungkan jika dijual di momen dan waktu yang tepat.

“Seperti saham, ada beberapa saham yang naik turun harganya.”

“Jadi memang ada beberapa model yang ternyata banyak dicari dan harganya naik. Karena tas atau barang branded lain juga dipengaruhi oleh tren fashion ya,” tambah Marisa.

Nilai jual barang preloved branded yang menguntungkan

Di samping yang membuat barang branded menjadi menguntungkan, ada sejumlah faktor yang menentukan nilai barang tersebut ketika dijual kembali.

Di antaranya adalah model tertentu, warna, tahun produksi, kondisi hingga kelengkapan.

Misalnya untuk barang seperti tas branded preloved, kata Marisa, warna yang paling dicari oleh pencinta tas saat ini adalah abu-abu.

“Warna yang paling banyak dicari juga terpengaruh oleh tren fesyen. Dulu warna merah banyak dicari, sekarang abu-abu,” ujar Marisa.

Selain itu, tren membeli juga turut berubah.

Maka dari itu, dia menyarankan daripada membeli model yang limited edition, nilainya akan lebih menguntungkan jika membeli warna dan model klasik.

Pasalnya, membeli model klasik cenderung lebih disukai karena modelnya terbilang timeless.

Limited edition itu 50-50, ada yang collectible item, ada yang bahkan harganya turun atau drop,” jelas Marisa.

Tak cukup memerhatikan soal model dan kondisi, hal lain yang memengaruhi nilai jual tas branded itu adalah waktu.

Pasalnya di setiap bulan, berbagai model tas baru kemungkinan akan terus bermunculan.

Namun momen yang tepat untuk menjual adalah di saat peminat dan daya beli masyarakat tinggi.

Tentu hal tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak hal, misalnya kondisi perekonomian suatu negara, tren fesyen yang tengah berkembang dan hal-hal lainnya seperti harga dollar atau kondisi suatu negara.

“Terutama pada itu banyak faktor yang berpengaruh. Otomatis ilmu ekonomi bekerja,” pungkas Marisa.