media-nasional.com – Jakarta – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang naik terbatas pada perdagangan saham Kamis, (20/10/2022). Rilis suku bunga acuan Bank Indonesia akan bayangi IHSG.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas William Suryawijaya menuturkan, jelang rilis data ekonomi tingkat bunga disinyalir belum akan mengalami perubahan di 4,25 persen, sedangkan pergerakan IHSG terlihat masih cenderung bergerak sideways.
William menilai, peluang koreksi wajar dapat dimanfaatkan investor untuk akumulasi beli saham mengingat kinerja emiten yang terlihat pada kuartal II 2022 membaik dan berpotensi akan lebih baik pada kuartal III 2022.
“Hal ini tentunya dapat memberikan laporan kinerja yang dapat membantu mendongkrak performa IHSG dalam beberapa waktu mendatang. Hari ini IHSG berpotensi menguat di kisaran 6.789-6.945,” ujar William dalam catatannya.
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG ditutup menguat 0,4 persen ke 6.860 pada perdagangan 19 Oktober 2022, penguatan IHSG juga disertai dengan munculnya tekanan beli meskipun belum begitu besar. Selama IHSG tidak terkoreksi ke bawah 6.747 sebagai supportnya, pergerakan IHSG masih berada pada bagian dari wave b dari wave (y) dari wave [y] dari wave B, sehingga IHSG masih berpeluang menguat ke 6.950.
“Pun nanti IHSG terkoreksi, nampaknya akan menguji 6.778-6.800,” ujar dia.
Herditya prediksi, IHSG akan berada di level support 6.680,6.747 dan resistance 6.850,6.930 pada Kamis pekan ini.
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Sedangkan William memilih saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Selain itu, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikalnya:
1.PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) – Buy on Weakness (1.825)
Saham ANTM ditutup menguat 1,7 persen ke 1.825 pada perdagangan 19 Oktober 2022, penguatan saham ANTM pun diiringi dengan munculnya volume pembelian.
“Namun, posisi ANTM diperkirakan masih berada pada bagian dari wave [c] dari wave B sehingga dapat dimanfaatkan untuk BoW,” ujar dia.
Buy on Weakness: 1.700-1.765
Target Price: 1.930, 2.150
Stoploss: below 1.665
2.PT Barito Pasific Tbk (BRPT) – Buy on Weakness (795)
Saham BRPT ditutup terkoreksi ke 795 pada perdagangan 19 Oktober 2022 dan masih tertahan oleh MA20. Posisi BRPT saat ini diperkirakan sedang berada di wave [v] dari wave C dari wave (B) sehingga BRPT masih rawan koreksi dan dimanfaatkan untuk BoW.
Buy on Weakness: 745-770
Target Price: 830, 890
Stoploss: below 700
3.PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) – Buy on Weakness (9.125)
Saham ICBP ditutup menguat 2 persen ke 9.125 pada perdagangan 19 Oktober 2022, meskipun break resistance tetapi masih tertahan Upper Band.
“Posisi ICBP diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave iii dari wave (c) dari wave [b], sehingga ICBP berpeluang melanjutkan penguatannya,” tutur dia.
Buy on Weakness: 8.925-9.100
Target Price: 9.300, 9.450
Stoploss: below 8.575
4.PT Vale Indonesia Tbk (INCO) – Buy on Weakness (6.900)
Saham INCO ditutup menguat 3,8 persen ke 6.900 pada perdagangan 19 Oktober 2022, penutupan INCO pun masih tertahan resistance dan Upper Band. Posisi INCO diperkirakan sedang berada di awal wave (iii) dari wave [c] dari wave Y, sehingga INCO masih berpeluang melanjutkan penguatannya.
Buy on Weakness: 6.775-6.825
Target Price: 7.250, 7.950
Stoploss: below 6.475
Penutupan IHSG pada 19 Oktober 2022
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah dan bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan Rabu (19/10/2022). Mayoritas sektor saham menghijau.
Mengutip data RTI, IHSG naik 0,38 persen ke posisi 6.860,41. Indeks LQ45 bertambah 0,28 persen ke posisi 974,07. Seluruh indeks acuan menghijau. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.883,91 dan terendah 6.806,11. Sebanyak 245 saham melemah sehingga menekan IHSG. 295 saham menguat dan 155 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham 1.187.349 kali dengan volume perdagangan 20,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 13,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.431.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXenergy susut 0,74 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXfinance menguat 1,39 persen, dan catat penguatan terbesar.
Diikuti indeks sektor saham IDXnonsiklikal bertambah 1,29 persen, indeks sektor saham IDXbasic menanjak 1,01 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal naik 0,76 persen, indeks sektor saham IDXtechno mendaki 0,69 persen, indeks sektor saham IDXtransportasi bertambah 0,51 persen.
Selanjutnya indeks sektor saham IDXinfrastruktur menguat 0,34 persen, indeks sektor saham IDXindustry naik 0,33 persen. Lalu indeks sektor saham IDXhealth bertambah 0,55 persen, indeks sektor saham IDXproperty naik 0,20 persen,
Bursa Saham Asia pada 19 Oktober 2022
Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 19 Oktober 2022 mengikuti wall street. Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 2,38 persen ke posisi 16.511,28. Indeks Hang Seng teknologi susut 4,19 persen. Bursa saham China tertekan.
Indeks Shanghai merosot 1,19 persen ke posisi 3.044,38, dan indeks Shenzhen terpangkas 1,43 persen ke posisi 11.027,24.
Indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,56 persen ke posisi 2.237,44. Indeks Jepang Nikkei bertambah 0,37 persen ke posisi 27.257,38. Indeks Topix naik 0,19 persen ke posisi 1.905,06. Yen Jepang berada di posisi 149 terhadap dolar AS.
Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,31 persen ke posisi 6.800,10. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 1 persen.
China menunda rilis data harga rumah yang seharusnya disampaikan pada Rabu pekan ini. Bank Indonesia memulai rapat dewan gubernur selama dua hari pada Rabu pekan ini.
Semalam di Amerika Serikat, laporan laba yang kuat memicu kenaikan saham. Indeks Dow Jones bertambah 337,98 poin atau 1,12 persen ke posisi 30.523,80. Indeks S&P 500 naik 1,14 persen ke posisi 3.719,98. Indeks Nasdaq bertambah 0,90 persen ke posisi 10.772,40.
“Saham menguat pada hari kedua di tengah sesi perdagangan yang agak bergejolak, karena investor menimbang prospek laba terhadap kenaikan suku bunga,” tulis Analis ANZ Research.
Penutupan Wall Street 19 Oktober 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Rabu, 19 Oktober 2022. Wall street berjuang untuk memperpanjang reli di tengah kenaikan tajam imbal hasil obligasi AS atau treasury.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melemah 0,85 persen ke posisi 10.680,51. Indeks S&P 500 turun 0,67 persen ke posisi 3.695,16. Indeks Dow Jones tergelincir 99,99 poin atau 0,33 persen ke posisi 30.423,81. Koreksi wall street ini mengakhiri penguatan beruntun selama dua hari meski pun rata-rata indeks acuan menguat pada pekan ini.
Musim laporan laba dimulai dengan awal yang solid, tetapi imbal hasil obligasi AS tetap tinggi pada Rabu pekan ini menunjukkan kekhawatiran resesi masih ada. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun tetap tinggi sekitar 4,136 persen, level tertinggi sejak 23 Juli 2008.
“Jika Anda menjaga hal-hal sederhana dan mengatakan treasury 10 tahun bebas risiko yang pada dasarnya sebagian besar kelas aset lain di dunia diberi harga. Itu akan menyebabkan pasar berombak di seluruh papan,” ujar co-CIO dan Chief Market Strategist Truist Advisory Services, Keith Lerner, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (20/10/2022).
Ia menambahkan, pasar secara keseluruhan agak tergantung di sana. “Saya tidak ingin mengatakannya dengan baik, tetapi tidak seburuk yang dapat diberikan bahwa 4 persen adalah garis demarkasi yang benar-benar menekan saham,” ujar Lerner.