Merdeka.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan penertiban keramaian remaja asal Citayam, Depok, Bogor di Terowongan Kendal dan sekitar Dukuh Atas. Bahkan, Satpol PP Jakarta mendirikan tenda sebagai posko pengawas di sekitar Dukuh Atas.

Penertiban tersebut dilakukan lantaran keramaian tersebut menimbulkan rasa ketidaknyamanan bagi pengguna jalan sekitar. Sampah gelas plastik, tusukan bekas cilok, puntung rokok berserakan di mana-mana. Di selipan tanaman ada saja puntung rokok.

Pemprov DKI kemudian mengambil sikap untuk melarang starling (starbucks keliling), plesetan penjaja kopi menggunakan sepeda berjualan.

“Sudah seminggu lebih enggak boleh melintas ke sana,” kata salah satu starling, Arman dengan raut wajah kesal.

Dia merasa kebijakan seperti itu tidak adil. Karena sampah yang dibuang sembarangan tersebut bukan salah dirinya. Bukan masa bodo dengan sampah-sampah plastik yang dihasilkan dari jajanannya, hanya saja Pemprov DKI tak menyediakan tempat sampah di kawasan yang sudah menjadi tempat tongkrongan.

Ade, penjual cilok di kawasan Dukuh Atas, memahami apa yang dirasakan Arman. Sebelum ada kebijakan pembatasan pedagang jajanan berlalu lalang, dagangannya laku keras. Seperti pepatah, di mana ada gula di situ ada semut, remaja tanggung menjadi bak gula bagi para pedagang jajanan.

“Saya siapin karung kecil buat mereka buang sampah sisa jajan, tapi kan enggak semua bisa begini, keburu dilarang ya sudah,” keluhnya.

Kesadaran para remaja yang nongkrong di kawasan tersebut, tentang kebersihan dan kenyamanan tempat publik, memang masih minim. Dalih mereka, ada petugas Dinas Lingkungan Hidup maka sudah sewajarnya membersihkan sampah yang berserakan.

“Lagian tempat sampah jauh, jarang juga, salah siapa?” kata Usman, remaja kelas 8 asal Buaran, Jakarta Timur.

Merdeka.com mengamati tongkrongan yang menjadi sorotan sejak sore hingga malam. Petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Pusat berkeliling membawa kantong sampah atau karung, kemudian disodorkan kepada remaja agar membuang sampah masing-masing ke dalam kantong tersebut.

Petugas juga beberapa kali menyuarakan pengumuman melalui pengeras suara, mengingatkan agar tidak buang sampah sembarangan. Hasilnya? Tidak ampuh 100 persen. Masih saja terdapat sisa kopi di gelas plastik tersembunyi di sisi tanaman. Puntung rokok pun masih berserakan. [fik]

Baca juga:
Ramai Remaja ‘SCBD’, Satpol PP Jakpus Dirikan Posko di Dukuh Atas
Sosialisasi Aturan Nongkrong di Dukuh Atas, Satpol PP Gandeng Jeje Slebew
Cara Memakai Dasi SMP dengan Benar, Mudah Dipraktikkan
Fenomena Citayam Fashion Week, Anies: Jangan Menganggap Ada Hak Atas Gaya di Sudirman
Tantang Anak Nongkrong Citayam Buat Konten Wisata, Sandiaga Siapkan Beasiswa
Citayam Fashion Week, Catwalk Jalanan di Tengah Jakarta