media-nasional.com – Apakah Anda ingin membeli saham? Bingungkah Anda untuk memutuskan menjadi Trader Saham atau Investor Saham? Trading saham dan Investasi saham tentunya memiliki perbedaan prinsip yang cukup kontras.

Tidak semua orang cocok untuk memiliki prinsip trader saham, juga tidak semua cocok dengan prinsip investasi saham. Prinsip-prinsip apakah yang membuat keduanya berbeda? Yuk simak dan pahami perbedaan prinsipnya.

Menariknya Investasi Saham (Atau Trading Saham)

Saham merupakan instrumen investasi yang unik. Keunikannya ini tentunya memikat para calon investor yang ingin mencoba peruntungan darinya, tidak terkecuali pembaca setia Finansialku.

Akhir-akhir ini memang promosi Yuk Nabung Saham sedang gencar dilakukan. Tak terhindarkan, di komunitas Finansialku pun, seringkali muncul topik mengenai bagaimana cara membeli saham?

Tentunya, kami pun pernah menulis artikel mengenai bagaimana cara membuka rekening saham dan membeli saham. Tapi penjelasan ini pun belum tentu cukup memuaskan.

Di berbagai lini media kami, seperti Facebook, Instagram, dan Komunitas kami, ada saja yang menanyakan, “Min, saham apa sih yang bagus?”, atau “Min, gimana sih cara menilai saham atau membeli saham?”.

Anda dapat bergabung dalam komunitas Telegram kami dengan mendaftar di formulir pada link berikut: bit.ly/KomunitasFinansialku

Kami pun, sesuai kapasitas kami mencoba menjawab, saat membeli saham, harus memperhatikan tujuannya. Apakah Anda ingin melakukan jual beli saham dalam waktu singkat? Atau menyimpannya dalam jangka yang lama?

Dalam artikel inilah saya akan bahas, mengapa Anda perlu menetapkan tujuan Anda membeli saham, juga mengapa Anda perlu memilih prinsip mana yang cocok jika Anda ingin membeli saham. Apakah menjadi investor? Ataukah Trader?

Sebelum kita membahas lebih lanjut, saya sangat menyarankan Anda untuk membaca Ebook Panduan Berinvestasi Saham untuk Pemula berikut, sebagai langkah awal pemahaman Anda terhadap investasi saham. Ebook ini dapat Anda download secara gratis!

Gratis Download Ebook Panduan Berinvestasi Saham Untuk Pemula

Trading Saham dan Investasi Saham Berbeda

Secara umum, ada 2 tipe pelaku pasar modal yang membeli saham. Kedua tipe orang ini adalah Trader Saham dan Investor Saham.

Siapa itu Trader saham? Dan Siapa pula itu Investor saham? Sebetulnya, bergantung pada bagaimana Anda melihat sebuah saham, itulah yang mendefinisikan Anda seorang Trader saham, atau Investor saham.

Memang, investasi saham dan trading saham, sama-sama membeli saham di harga yang rendah dan menjualnya di harga yang tinggi. Tapi pola pikir dan prinsip yang dimiliki seseorang yang membelinya itu tidaklah sama.

Investor Saham Perlu Tahu Bedanya Investasi Saham dan Trading Saham

Sekarang mari kita umpamakan selembar saham seperti kambing yang dibeli oleh 2 orang pebisnis yang berbeda pola pikirnya.

Seorang pebisnis A, datang ke pasar, untuk memilih kambing dengan cermat, mulai dari kesehatannya, bulunya, bobotnya, dan banyak hal lainnya.

Dia pun memutuskan membeli kambing muda yang sehat, untuk dipeliharanya dan dijual kembali ketika sudah besar dan gemuk.

Ia pun berhasil menjual kambingnya di harga yang berkali-kali lipat lebih tinggi dari harga belinya setelah kambing tersebut besar.

Dari sini, dapat kita simpulkan bahwa pebisnis A adalah tipe investor yang memiliki pola pikir jangka panjang dalam melihat kambing, atau dalam pasar modal adalah saham. Sekarang mari kita bandingkan.

Pebisnis B, datang ke pasar. Sebelum berkeliling pasar, dia bertanya-tanya ke sekitar bila ada yang berminat membeli kambing.

Setelah melihat minatnya cukup besar maka dia pun baru membeli kambing sesuai banyaknya permintaan pasar yang ada.

Pebisnis B pun tidak terlalu perduli dengan kondisi kambingnya, yang penting ada dan bisa dijual kembali sesuai pasar yang dia lihat. Dia pun melakukan aksi jual beli kambing secara terus menerus untuk mendapatkan keuntungan.

Nah, dari perumpamaan ini, Anda pun bisa menerka bahwa pebisnis B memiliki pola pikir seorang trader.

Anda pun memahami bahwa ternyata pebisnis A dan pebisnis B memiliki cara pandang yang sama sekali berbeda terhadap kambing yang dibelinya. Begitu pula dengan trader saham dan investor saham.

Mereka memiliki prinsip tersendiri yang membuat cara pandang mereka berdua sangatlah berbeda terhadap pergerakan harga saham di bursa saham. Seperti apa perbedaannya? Mari kita lihat satu per satu.

Prinsip Trading Saham Seorang Trader Saham

Kita mulai dengan membahas prinsip yang dimiliki oleh Trader saham. Dalam artikel kami sebelumnya pun, pernah membahas apa itu Trading?

Trading Saham sendiri merupakan aktivitas jual beli saham dalam jangka pendek. Tujuannya untuk memperoleh keuntungan yang konsisten tapi dari banyak transaksi jual beli, seperti aktivitas berdagang.

Karena sifatnya yang “berdagang saham” ini, tak heran jika trader saham memberi perhatian lebih pada pergerakan harga saham.

Tentunya ada prinsip yang wajib dianut oleh trader saham. Trader saham pun harus disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip ini. Prinsip-prinsip ini antara lain:

#1 Prinsip Pasar Saham Selalu Efisien

Prinsip utama dalam melakukan trading adalah, bahwa pasar modal selalu efisien. Prinsip ini juga dikenal dengan sebutan: “Market Action Discounts Everything”.

Segala hal yang mempengaruhi pergerakan pasar, baik fundamental perusahaan, politik, bencana alam, dan faktor psikologis pelaku pasar, telah tercermin dalam pergerakan harga sahamnya.

Dalam prinsip tersebut, semua hal yang berhubungan dengan pasar, baik yang rasional maupun irasional, akan mempengaruhi harga saham. Prinsip inilah yang menempatkan harga saham di atas segalanya.

Para Trader Percaya pada Efisiensi Pasar, Perubahan Harga Mewakili Kondisi Pasar

Dengan kata lain, jika harganya turun, maka diasumsikan perusahaan tersebut sedang dalam kondisi buruk. Dan bila harganya naik, maka diasumsikan perusahaan tersebut sedang dalam kondisi yang baik.

Karena itu tidak jarang, jika berdiskusi saham dengan seorang trader, dia akan selalu berkata: “Lihat saja harga sahamnya!”. Pengambilan keputusan jual beli saham pun didasarkan dari pergerakan harga saham itu sendiri.

#2 Wajib Mengikuti Trend dan Indikatornya

Prinsip kedua dari trading saham adalah, bahwa harga tidak bergerak acak. Harga saham selalu membentuk suatu pola atau trend tertentu, yang akan terus berlangsung hingga ada pembalikan arah. Prinsip ini juga dikenal dengan sebutan: “Prices Move in Trends”.

Trend yang dimaksud di sini adalah arah harga. Bisa saja naik, turun atau mendatar. Selengkapnya mengenai pergerakan Trend harga saham dapat dibaca di artikel ini.

Harga Selalu Bergerak Dalam Trend Harga, yang Merupakan Bagian Sebuah Siklus Pasar

Jadi, menyambung poin sebelumnya, bagi seorang trader, selain harga saham, trend harga juga hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Dalam prinsip ini, trend harga saham dianggap sudah mewakili kondisi fundamental perusahaannya.

Trend ini boleh diumpamakan sebagai musim, ada musim hujan, dan ada musim kemarau. Jika di musim hujan, kemungkinan terjadi hujan akan lebih banyak daripada di musim kemarau.

Demikian pula dalam trend turun, maka kemungkinan harga saham mengalami penurunan jauh lebih besar daripada saat trend naik. Dan untuk memperkirakan naik turunnya harga saham, di sinilah para trader menggunakan indikator saham.

#3 Membeli Saham dan Pantau Pergerakan Harga

Karena sifatnya yang “berdagang saham”, maka seorang trader setelah membeli saham, wajib untuk memantau pergerakan harganya. Tidak hanya itu, seorang trader yang disiplin pun wajib menentukan:

    Di harga berapa dia akan beli sahamnya?

    Di harga berapa dia akan take profit?

    Di harga berapa dia akan cut loss?

Sebagai contoh, berikut adalah rekomendasi saham yang biasanya dikirimkan oleh broker saham untuk trading.

Biasanya broker akan menyebutkan analisa sahamnya dan memberi rekomendasi harga beli, harga target jual, sampai harga cut loss.

Saham ABCD:

Current position = 1.000

Buy if break = 1.100

Cut loss if = 950

Target = 1.250

Atau jika harga terus naik, dan Anda tidak berencana menjualnya, kecuali bila turun cukup dalam dari harga tertingginya, maka Anda juga bisa memasang trailing stop. Carilah aplikasi trading saham yang menyediakan fitur trailing stop yang selalu mengikuti arah harga saham.

#4 Analisa Teknikal Untuk Transaksi Jangka Pendek

Terakhir, untuk memenuhi kebutuhan trading saham, sesuai dengan prinsip yang disebutkan di atas, maka seorang trader saham membutuhkan alat bantu yang bernama analisis teknikal.

Analisis teknikal adalah suatu pendekatan analisis harga saham yang mempelajari aktivitas pasar dengan menggunakan data-data historis harga saham. Dalam hal ini, termasuk grafik harga, yang telah terjadi di masa lalu, untuk memprediksi dan mengantisipasi pergerakan harga yang akan datang.

Dengan analisis teknikal, seorang trader saham dapat melakukan analisis pergerakan harga saham jangka pendek. Data yang dianalisis antara lain: harga pembukaan, penutupan, tertinggi, terendah saham, serta volume perdagangan.

Bursa Saham seperti Hutan Belantara, Trader pun butuh Kompas yaitu Analisis Teknikal

Itulah Prinsip-prinsip yang perlu dipegang erat oleh para trader saham. Dengan memiliki prinsip trading yang kuat, dan kedisiplinan dalam mengatur keuangan, tentunya trader akan sukses dalam melakukan trading.

Hal yang perlu diingat adalah disiplin terhadap prinsip yang dianut. Tanpa kedisiplinan, maka keuangan seorang trader akan berantakan.

Ingat! Tujuan Anda di sini membeli saham bukan untuk diinvestasikan lama, melainkan untuk segera dijual ketika telah memberikan keuntungan. Jadi, jangan serakah dan terapkan disiplin ala militer dalam aktivitas trading Anda.

Prinsip Investasi Saham Seorang Investor Saham Fundamentalis

Setelah kita membahas prinsip-prinsip seorang trader saham, selanjutnya mari kita bahas prinsip seorang investor saham.

Tentunya investor akan memiliki cara pandang yang sama sekali berbeda dengan trader, terhadap sebuah lembar saham. Sebelumnya kami pun telah menulis artikel mengenai 8 cara investasi saham.

Ada 8 Cara Investasi Saham Jangka Panjang yang Dapat Investor Lakukan

Investasi saham sendiri merupakan kegiatan membeli saham sebuah perusahaan, dengan harapan nilai perusahaan tersebut akan meningkat di masa depan.

Dengan kata lain, membeli saham perusahaan bagi seorang investor, sama dengan membeli masa depan perusahaan tersebut di harga saat ini.

Saat nilai perusahaan meningkat, harga sahamnya juga meningkat, tentunya investor mendapatkan keuntungan yang besar saat menjualnya. Lalu prinsip-prinsip apa saja yang perlu diperhatikan oleh investor saham? Mari kita bahas.

#1 Memahami Perbedaan Nilai vs Harga

Investor saham, melihat adanya perbedaan nilai sebenarnya sebuah perusahaan, dibanding harga sahamnya. Ada saham yang dihargai terlalu rendah, padahal nilai aslinya sangat tinggi, ada juga sebaliknya.

Prinsip ini dijelaskan dengan baik oleh Warren Buffett dalam ungkapan: “Price is What You Pay, Value is What You Get”.

Ungkapan tersebut jelas sekali memisahkan makna “Nilai / Kualitas” dengan “Harga” yang tertera. Investor cenderung lebih menyukai “kualitas” akan barang yang dibelinya, apa lagi jika “harga” barang tersebut murah.

Dalam investasi saham pun, tiap saham memiliki nilai instrinsiknya sendiri yang tidak terlihat. Nilai intrinsik ini dapat berubah sewaktu-waktu bergantung pada fundamental perusahaan yang bersangkutan.

Investor Saham Lebih Mementingkan Nilai Daripada Harga di Pasar Saham

Nilai intrinsik, atau nilai wajar ini lah yang menjadi pusat perhatian investor saham, bukan harganya. Dengan memahami nilai instrinsik tersebutlah investor saham dapat memutuskan untuk membeli ketika harganya jauh di bawah nilai wajar, dan menjualnya ketika harga jauh di atas nilai wajar.

#2 Pasar Modal Tidak Pernah Efisien

Berbeda dengan prinsip yang dianut oleh para trader, investor cenderung justru menganggap bahwa ada perbedaan antara nilai dan harga dalam sebuah saham. Karenanya, investor tidak percaya bahwa pasar modal adalah efisien.

Jika trader percaya bahwa harga sudah mencerminkan fundamental perusahaannya saat itu, investor malah melihat perbedaannya, dan itulah peluang investasi yang nyata baginya.

Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa, pelaku pasar modal, sama seperti kita semua, adalah manusia biasa, yang dapat bertindak emosional dan cenderung irasional terhadap sebuah saham.

Di saat fundamental sebuah perusahaan membaik, nilai wajarnya pun naik, namun para pelaku pasar selalu berspekulasi mengenai harga sahamnya, dan mengangkat harganya sangat tinggi.

Sebaliknya, jika fundamental perusahaan memburuk, dan nilai wajarnya turun, maka pelaku pasar dapat berebutan untuk menjual saham hingga harganya terjatuh sangat dalam jauh di bawah nilai wajar.

Karena itulah, akan selalu ada saham yang dihargai terlalu murah dibandingkan nilai wajarnya. Ada pula saham yang dihargai terlalu mahal dibandingkan dengan nilai wajarnya.

#3 Membeli Saham Ketika Yang Lain Menjualnya

Dari prinsip-prinsip sebelumnya, maka kita sudah mengenal bahwa pola pikir seorang investor, tidak terlalu melihat kepada harga saham yang tertera, namun lebih kepada nilai wajarnya.

Karena hal ini lah, terkadang meskipun secara trend harga, masih turun, investor justru terkadang mencicil beli untuk saham yang dianggapnya bagus, dengan harapan harganya kembali terangkat ke “nilai wajar” aslinya.

Khususnya seorang Value Investor, seperti Warren Buffett, malah memiliki prinsip: “Be Fearful when others are Greedy, and Be Greedy when others are Fearful”

Artinya, kepanikan pasar yang membuat harga saham menjadi terlalu rendah hingga jauh di bawah nilai wajar, justru adalah peluang seorang investor saham untuk membeli saham.

Sebaliknya, Jika eforia yang terjadi di pasar mengangkat harga terlalu tinggi hingga banyak orang yang mulai berbondong-bondong membelinya, adalah waktu terbaik untuk menjual saham tersebut.

Selain itu Investor saham juga perlu memperhatikan Margin of Safety ketika membeli saham sebuah perusahaan. Pastikan bahwa harga sahamnya sudah terdiskon cukup jauh dari harga wajar aslinya, sehingga risiko yang ditanggung pun semakin kecil.

Investor Saham Perlu Memperhatikan Margin of Safety Saat Membeli Saham

#4 Analisis Fundamental Untuk Investasi Jangka Panjang

Saat membeli saham untuk disimpan dalam jangka panjang, tentunya Anda tidak ingin ‘membeli kucing dalam karung’ bukan? Nah, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Anda mutlak memerlukan alat bantu yang bernama analisis fundamental saham.

Analisis fundamental adalah pendekatan analisis yang mempelajari fundamental sebuah perusahaan, seperti laporan keuangan, kondisi manajemen dan prospek perusahaan ke depannya. Tentunya banyak rasio-rasio keuangan yang perlu dipelajari.

Investor dapat menganalisis sebuah perusahaan dari laba bersih yang dihasilkannya, juga dari laporan arus kan dan laporan neraca.

Ada beberapa rasio yang perlu menjadi perhatian investor seperti Earning Per Share (EPS), Price to Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Return On Equity (ROE), dan banyak rasio lainnya.

Investor Saham Perlu Menganalisa Rasio Keuangan Perusahaan yang Dibelinya

Itulah Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan oleh investor saham. Dengan memiliki prinsip tertentu untuk berinvestasi saham, maka investor pun dapat dengan tenang meletakkan uangnya pada saham yang berpotensi meroket di masa depan.

Anda sebagai investor juga perlu memantau perkembangan fundamental sebuah perusahaan, apabila terjadi perubahan pada perusahaan yang Anda miliki sahamnya menjadi buruk, segeralah ambil tindakan dengan menjualnya.

Ingat! Di sini tujuan Anda adalah untuk membeli saham yang berfundamental baik untuk jangka panjang. Tidak perlu terpancing dan takut oleh perubahan harga jangka pendek, namun tetaplah bersabar pada rencana investasi Anda.

Mencampurkan Kedua Prinsip, Atau Memilih Salah Satu?

Di sini kita telah membahas perbedaan prinsip pokok antara trading saham dan investasi saham. Pertanyaannya, bisakah kita campurkan kedua prinsip tersebut?

Bagaimana pun, menurut kami, menganggap sebuah saham bernilai secara fundamental namun tidak bernilai secara teknikal, hanya akan menimbulkan konflik ketika ingin melakukan keputusan transaksi saham.

Melihat ada beberapa perbedaan prinsip yang cukup bertolak belakang, saran kami, pilihlah prinsip yang sesuai dan bisa diterima oleh akal sehat Anda. Tidak semua orang cocok untuk melakukan trading, namun sebaliknya, tidak semua orang cocok untuk sabar berinvestasi di saham.

Bila Anda tetap ingin melakukan trading sekaligus investasi, saran dari kami adalah, pisahkan dana untuk membeli saham ke dua rekening yang berbeda.

Dengan begitu Anda dapat melakukan trading saham sambil memiliki rencana investasi saham jangka panjang. Selamat berinvestasi!

Itulah perbedaan prinsip antara trading saham dan investasi saham. Nah, kira-kira prinsip manakah yang cocok untukmu? Yuk sharing pendapat kamu dengan mengetikkan komentar di bawah. Terima kasih

Sumber Referensi:

    Gunawan Indra Lesmana. 2016. Kenali Siapa Anda, Trader atau Investor? Trade Story

    Foreximf.com. 2014. Dasar Analisis Teknikal. https://goo.gl/XNf5ma

    Ryo Kusumo. 2014. Value Investing: Apa itu Value Investing? https://goo.gl/uefrSN

    Desmond Wira. 2011. Investasi atau Trading? https://goo.gl/brt6sn

Sumber Gambar:

    Money – https://goo.gl/SLXY8

    Money 2 – https://goo.gl/BMufLN

    Calculator – https://goo.gl/UZRs6d

    Chart – https://goo.gl/XSZ6vd

    Finger – https://goo.gl/3NC7sE

Download E-Book Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an (GRATIS)