BRIN Gandeng ITB Genjot Kualitas SDM Nuklir

Jakarta:  Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya SDM nuklir, menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dengan peningkatan kualitas SDM, akan menghasilkan output inovasi yang lebih baik, terutama dari segi kualitas dan kuantitasnya.
 
Untuk mewujudkan hal tersebut, BRIN melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN), mengadakan kegiatan webinar bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), yang mengusung tema “Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) dan Bimbingan Teknis Pendaftaran Program Studi S2 dan S3 Ilmu dan Rekayasa Nuklir ITB”, secara daring.
 
“Salah satu program besar atau program utama di ORTN adalah dalam hal penguatan SDM nuklir, karena SDM inilah salah satu aset yang paling berharga dalam pengembangan teknologi nuklir,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala ORTN BRIN, Rohadi Awaludin dalam siaran persnya dikutip Minggu, 10 Juli 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurutnya, kegiatan ini merupakan kesempatan yang berharga untuk dapat bersinergi antara ITB dengan BRIN, khususnya ORTN, terkait dengan pengembangan SDM.  “Saat ini, ada gap yang cukup besar antara generasi lama dan baru di ORTN, maka, kita perlu memperkuat SDM terutama generasi muda yang masih baru yang ada di ORTN,” tambahnya.
 
Rohadi meyakini, kerja sama ini akan menjadi kerja sama pengembangan SDM nuklir yang kokoh, yang akan semakin terlihat untuk 20 hingga 30 tahun ke depan. “Mudah mudahan ini akan menjadi kerja yang luar biasa, yang maksimal, sehingga dapat mengeluarkan SDM-SDM baru untuk memperkuat SDM nuklir kita saat ini,” harapnya.
 
Hadir sebagai narasumber, Ketua Prodi Magister Ilmu dan Rekayasa Nuklir ITB, Sidik Permana, memberikan penjelasan dan informasi serta bimbingan mengenai program studi di ITB, khususnya untuk pendidikan S2 dan S3 Ilmu dan Rekayasa Nuklir. “Seperti yang kita ketahui, untuk tingkatan dari personal kompetensi dari masing-masing institusi khususnya dikaitkan dengan iptek nuklir, tentunya berjenjang dari pendidikan formal. ITB sebagai institusi pendidikan berperan di level pendidikan formal dari S1 hingga S3,” kata Sidik.
 
Dalam prosesnya, jelas Sidik, untuk mahasiswa baru atau pelamar, termasuk dari beasiswa BRIN, calon mahasiswa melakukan pendaftaran ke program pascasarjana atau magister Ilmu dan Rekayasa Nuklir. Nantinya, akan ada seleksi dokumen yang bersifat administratif, dan seleksi prodi yang bersifat substantif, di mana calon mahasiswa melakukan tes tertulis dan wawancara.
 
“Untuk jalur program degree by research, diperlukan portofolio karena targetnya harus ada publikasi ilmiah, di mana di portofolio itu dapat dilihat kemampuan atau track record untuk bisa publikasi,” tambahnya.
 
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN), ORTN BRIN, Topan Setiadipura, mengajak semua generasi muda di ORTN BRIN untuk berpartisipasi secara aktif, meningkatkan kompetensinya.
 
“Mari kita optimalkan pengembangan SDM semaksimal mungkin, terutama untuk kita yang saat ini masih diberikan kesempatan untuk terus berkarya, agar terus bersemangat dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya semaksimal mungkin,” harap Topan.
 

 

(CEU)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.