Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jabar.jpnn.com, KABUPATEN BOGOR – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem masih akan terjadi di beberapa wilayah di Jawa Barat dalam sepekan ke depan.

Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat, Indra Gustari mengatakan berdasarkan analisis terkini bahwa kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih berpotensi memicu cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan kedepan.

“Hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan. Kemudian masih aktifnya fenomena gelombang atmosfer seperti MJO (Madden Jullian Oscillation) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin juga secara tidak langsung masih akan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk sebagian wilayah Jawa Barat dalam beberapa hari ke depan,” jelasnya, Minggu (9/10).

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang akan terjadi pada 9 Oktober hingga 15 Oktober 2022 di Jawa Barat.

“Wilayah yang akan terdampak di antaranya, Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten dan Kota Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten dan Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, dan Kabupaten Pangandaran,” ungkapnya.

Dalam menghadapi potensi peningkatan curah hujan ini, BMKG merekomendasikan agar pemerintah daerah di wilayah terdampak dapat segera melakukan antisipasi dan mitigasi di area yang rentan terjadi bencana seperti banjir, genangan tinggi, longsor, dan lain sebagainya.

“Penataan kondisi lingkungan, seperti merapikan pohon yang tinggi dan dapat membahayakan jika terjadi hujan lebat disertai angin kencang. Melakukan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan atau pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi),” kata Indra.

Selanjutnya, lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antarpihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.

BMKG sebut ada beberapa wilayah di Jawa Barat yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem dalam sepekan kedepan berdasarkan hasil prakiraan cuaca.

Artikel ini bersumber dari jabar.jpnn.com.