VIVA Kriminal – Plt Wakil Walikota Jakarta Selatan, Ali Murtadho menyampaikan kilas balik terkait dengan tawuran yang sering terjadi di wilayahnya. Katanya, tawuran di Jakarta Selatan, khususnya di Manggarai sudah ada sejak zaman Belanda hingga menjadi ikon di mata masyarakat.

“Bercerita tentang tawuran ini, informasinya sudah ada sejak dari zaman Belanda dan menjadi salah satu ikon unik dari 65 kelurahan di Jakarta Selatan,” ujar Ali dalam sambutannya, Selasa, 11 Oktober 2022.

Polisi membubarkan tawuran warga di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan.

Ali kemudian menjelaskan, terdapat beberapa identifikasi mengenai tawuran. Pertama, tawuran merupakan kegiatan para remaja yang putus sekolah atau tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

Kedua, yakni 60 persen wilayah di Manggarai berisi pemukiman yang cukup padat dan berimbas pada sarana dan prasarana interaksi untuk para pemuda. Ketiga, ia mengingat pernyataan Gus Dur yang sempat menyebut soal kerusuhan di Ambon. 

Saat itu, Gus Dur mengatakan jika ia mengirimkan satu juta tentara dan 1 juta polisi ke Ambon, sedangkan masyarakatnya tidak pernah mau damai, maka Ambon juga tidak akan pernah damai. Hal ini pun dinilai sama dengan penanganan tawuran di Manggarai. 

Merujuk pada pernyataan Gus Dur, Ali menilai jika inisiasi Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi untuk membentuk tim tawuran ini sebagai langkah yang baik. Diharapkan, tim anti tawuran ini bisa menjadi kolaborator dengan masyarakat dalam menghentikan aksi tawuran.

“Maka saya ucapkan kepada bapak Kapolres alhamdulillah baru satu minggu langsung berinisiasi membentuk tim anti tawuran yang sifatnya visioner yang mungkin tidak terpikir oleh kita. Saya berharap tim anti tawuran yang dibentuk pada saat ini bisa menjadi kolaborator dan bisa menjadi pembantu kami memikirkan apa yang sebenarnya harus kami lakukan agar tawuran bisa berkurang bahkan bisa hilang dari Manggarai,” terang Ali.

Kapolda Metro Jaya, Irjenpol Fadil Imran.

Kapolda Metro Jaya, Irjenpol Fadil Imran.

50PersenKriminalitasJakselAdadiManggarai

Sementara itu, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran menyoroti angka kriminalitas di Jakarta Selatan. Salah satunya bersumber dari aksi tawuran antar remaja yang kerap terjadi di kawasan Manggarai. 

Dalam pertemuan dengan warga Manggarai, Fadil sempat meminta Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Ary untuk menyelesaikan masalah tawuran. Menurutnya, jika tawuran di kawasan Manggarai selesai, maka 50 persen dari masalah yang terjadi di Jakarta Selatan juga tuntas.

“Saya sengaja melantik beliau, pesan saya cuma satu, urusan Manggarai selesai. Dengan begitu, maka urusan (kriminalitas) di Jakarta Selatan insya Allah selesai 50 persen,” kata Fadil di Manggarai

Dikatakan Fadil, aksi tawuran yang terjadi di Manggarai merupakan masalah yang tak terselesaikan sejak lama. Maka dari itu, ia berharap agar masalah tawuran ini nantinya bisa selesai di kepemimpinan Kombes Ade Ary.

Terlebih, saat ini, Kombes Ade Ary telah menginisiasi pembentuk tim anti tawuran di kawasan Manggarai. Diharapkan, dengan tim tersebut dan kerja sama sejumlah stakeholder, tawuran yang kerap terjadi di Manggarai bisa tuntas.

“Pak Ade Ary, ini tugas pertama dan tugas mulia untuk bapak. Mudah-mudahan Pak Ade Ary bisa sukses menyelesaikannya bersama dengan perangkat RT/RW, tokoh masyarakat, anak-anak muda karang taruna, ibu-ibu PKK, Bhabinkamtibmas dan Babinsa serta Danramil,” tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kombes Ade Ary menyatakan terdapat 120 warga yang menjadi perwakilan untuk tim anti tawuran. Selain itu pihaknya juga mendirikan dua pos pantau di sekitar underpass untuk memantau pergerakan massa yang akan tawuran.

“Tim antisipasi tawuran yang sudah dibentuk di Manggarai. Kemudian ada dua pos pantau,” kata Ade.

Kapolres Jakarta Selatan Kombes Ade Ary

Kapolres Jakarta Selatan Kombes Ade Ary

Untuk diketahui, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Ade Ary mendatangi warga Manggarai guna mencegah tawuran ‘perang mercon’ yang terjadi di Underpass Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, selama satu bulan belakangan. Hasilnya, polisi dan warga sepakat membuat tim antitawuran pada tiap rukun warga (RW).

“Akhirnya kami berterima kasih muncul kesadaran dari bapak dan ibu sekalian bahwa di setiap RW dibentuk tim antitawuran. Kemudian secara bersama-sama kita membentuk tim pantau,” kata Ade kepada wartawan, Rabu, 5 Oktober 2022. 

Ade mengaku telah mendapatkan bukti video tawuran di Underpass Manggarai dari pihak camat setempat. Karena itu, Ade mengatakan, pihaknya juga bakal mengusut para pelaku tawuran tersebut dari video yang telah dimiliki kepolisian. 

Lebih lanjut, Ade mengatakan, pihaknya akan mengedepankan pendekatan persuasif kepada pelaku ketimbang represif. Dengan begitu diharapkan mampu mengetuk kesadaran pelaku untuk tidak melakukan tindakan tawuran di lokasi. 

Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.