Presiden Rusia menjelaskan bahwa AS sengaja merusak jalur pipa gas Nord Stream agar Uni Eropa bersedia membeli LNG-nya.
JAKARTA, JITUNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pihak yang paling diuntungkan dengan rusaknya jalur pipa gas Nord Stream adalah pelaku pengrusakan tersebut. Putin mengisyaratkan jika pelakunya adalah Amerika Serikat.
“Semua orang mengerti siapa yang berada di balik ini dan siapa yang diuntungkan. Seseorang sekarang dapat memaksa gas alam cair dari AS ke negara-negara Eropa dalam skala yang jauh lebih besar,” kata Putin dalam pidato di forum Pekan Energi Rusia di Moskow, Rabu (12/10) dikutip RT.com.
Putin menunjukkan bahwa gas alam cair (LNG) AS “jelas kurang kompetitif daripada gas pipa Rusia” karena harganya yang jauh lebih tinggi.
PM Liz Truss Bakal Anggap China sebagai Ancaman Inggris
Mengenai ledakan di jalur pipa Nord Stream 1 dan 2, Putin mengatakan: “semua fakta telah terbukti dan didokumentasikan. Dan para ideolog dan sponsor kejahatan itu adalah penerima manfaat akhirnya; mereka, yang mendapat untung dari ketidakstabilan dan konflik.”
“Siapa yang berdiri di belakang tindakan sabotase terhadap jaringan pipa Nord Stream? Jelas, mereka yang ingin sepenuhnya memutuskan hubungan antara Rusia dan Uni Eropa, merusak kedaulatan politik Eropa, melemahkan kapasitas industrinya, dan menguasai pasarnya,” kata presiden.
Mereka juga adalah mereka yang “memiliki kapasitas teknis untuk melakukan ledakan seperti itu dan telah melakukan sabotase seperti itu – tertangkap basah saat melakukannya, tetapi menghindari tanggung jawab,” tambahnya.
Pipa Nord Stream 1 dan 2, yang dibangun untuk mengirimkan gas Rusia ke Uni Eropa melalui Jerman, tiba-tiba kehilangan tekanan pada 26 September 2022, menyusul serangkaian ledakan bawah laut yang kuat di lepas pulau Bornholm, Denmark. Ledakan itu disinyalir menyebabkan kebocoran gas besar-besaran dan membuat jalur pipa tidak dapat dioperasikan. Moskow kemudian mengatakan bahwa salah satu jalur Nord Stream 2 tetap tidak terpengaruh dan menawarkan untuk memasok gas ke Eropa melalui jaringan tersebut. Namun, Nord Stream 2 sejauh ini masih belum mendapatkan ijin operasional dari pemerintah Jerman dan Uni Eropa.
Media Barat berspekulasi bahwa Rusia bisa saja meledakkan jaringan pipanya sendiri untuk menempatkan Uni Eropa di bawah tekanan yang lebih besar di tengah krisis energi. Klaim tersebut langsung dibantah oleh pemerintah Rusia.
Menlu Arab Saudi Jelaskan soal Keputusan OPEC Kurangi Produksi Minyak
Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.