Demi mewujudkan pembangunan infrastruktur Indonesia yang optimal, pemerintah membutuhkan dana yang tak sedikit. Berapa, ya, kira-kira? Yuk, temukan jawabannya di sini!
Selama periode kepemimpinannya, Joko Widodo diketahui semakin fokus membangun infrastruktur dari Sabang sampai Merauke.
Kondisi ini tentu membuat anggaran yang dibutuhkan untuk sektor infrastruktur terbilang sangat besar.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Rionald Silaban.
Pria kelahiran 23 April 1966 itu mengatakan, pembangunan infrastruktur Indonesia membutuhkan dana hingga ribuan triliun rupiah.
Dari mana sajakah sumber pendanaan ini?
Melansir laman economy.okezone.com, simak berita selengkapnya pada artikel berikut ini!
Pembangunan Infrastruktur Indonesia Butuh Rp6.445 Triliun
Rionald Silaban menyebutkan bahwa pembangunan infrastruktur Indonesia sepanjang 2000 hingga 2024 membutuhkan setidaknya dana sebesar Rp6.445 triliun.
“Untuk bisa mengejar pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, kita tahu membangun infrastruktur RI butuh pendanaan besar,” ujar Rionald, yang dikutip dari laman economy.okezone.com pada Kamis (06/10/2022).
Sayangnya, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hanya mampu memenuhi sebesar 37 persen dari total kebutuhan dana pembangunan infrastruktur Indonesia.
Diketahui, badan usaha milik negara (BUMN) akan mengisi biaya infrastruktur dengan porsi sebesar 21 persen.
Sementara, sisa 42 persen dari total pendanaan pembangunan akan dipenuhi swasta.
“APBN dan BUMN saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan semua infrastruktur. Untuk itu, kita mengharapkan swasta untuk bisa memenuhinya,” tambahnya.
Pentingnya Membangun Infrastruktur RI
Rionald juga menjelaskan pentingnya pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus Jokowi pada dua periode pemerintahannya.
Ia menuturkan, pemerintah membangun infrastruktur untuk mengoptimalkan potensi lain yang dimiliki Indonesia, yakni pertumbuhan ekonomi yang baik dan jumlah penduduk yang banyak.
Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia konsisten di atas lima persen selama kurun waktu 2016 hingga 2022, kecuali saat pandemi Covid-19 terjadi.
Meski sempat terkontraksi selama pandemi, PDB riil Indonesia telah kembali ke level prapandemi.
Hal ini terjadi karena didukung oleh konsumsi, investasi, ekspor, dan manufaktur.
“Pemerintah telah pemerintah telah berani menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan mencapai 5,3 persen. Kondisi ini menandakan bahwa masa pemulihan di Indonesia semakin terakselerasi,” tutur Rio.
Rionald menambahkan pembangunan infrastruktur Indonesia diharapkan mengoptimalisasi sebanyak 165 juta middle class dan aspiring middle class yang mempunyai potensi sebagai motor pertumbuhan ekonomi.
Ia juga menyebutkan, dari potensi proyek domestik, kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) infrastruktur di bidang pekerjaan umum dan perumahan sepanjang 2020-2024 mencapai Rp541 triliun.
***
Semoga pembahasan pembangunan infrastruktur Indonesia di atas dapat bermanfaat bagi Property People!
Simak terus artikel seputar berita infrastruktur lainnya hanya di Google News Berita 99.co Indonesia.
Sedang berburu hunian dijual seperti Apartemen Roseville di BSD, Tangerang?
Wujudkan angan miliki rumah idaman bersama 99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Artikel ini bersumber dari www.99.co.