Sekjen NATO mengatakan bahwa kemenangan Rusia dalam konflik Ukraina akan menjadi kekalahan bagi NATO

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menilai Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mungkin secara tidak sengaja mengakui bahwa aliansi militer tersebut tengah berperang dengan Moskow. Pasalnya, Stoltenberg pada hari Selasa menyatakan bahwa kemenangan militer Rusia di Ukraina akan menjadi kekalahan bagi NATO.

Dilansir dari RT.com, Medvedev menyebut komentar itu sebagai konfirmasi terbuka atas partisipasi NATO dalam perang melawan Rusia.

Stoltenberg, yang merupakan mantan perdana menteri Norwegia, membuat komentarnya dalam jumpa pers pada Selasa, atau sehari sebelum para menteri NATO bersiap untuk menggelar pertemuan dengan Menteri Pertahanan Ukraina Aleksey Reznikov.

Swedia Tak Akan Bagikan Hasil Investigasi Kerusakan Jalur Pipa Nord Stream kepada Rusia

Pada pertemuan itu, mereka berencana membahas mengenai sejumlah isu, terutama soal bagaimana memenuhi kebutuhan mendesak militer Ukraina untuk mengalahkan pasukan Rusia.

“Ada kebutuhan mendesak untuk pertahanan udara, tetapi tentu saja juga banyak kemampuan lain – amunisi berpemandu presisi, HIMARS, dan sistem standar NATO yang canggih dan modern lainnya,” kata Stoltenberg kepada awak media.

Dia menambahkan bahwa anggota NATO memberikan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Ukraina karena mereka memahami bahwa ada kepentingan moral, politik, dan keamanan dalam memastikan Ukraina memenangkan perang melawan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Stoltenberg juga menegaskan bahwa NATO bukanlah pihak yang terlibat dalam konflik. Meski begitu, ia bersumpah bahwa blok itu akan mendukung Ukraina “selama yang diperlukan” demi mengalahkan Rusia.

“Sangat penting bagi kita semua bahwa Ukraina memenangkan pertempuran, perang melawan pasukan Rusia yang menyerang, karena jika Putin menang, itu bukan hanya kekalahan besar bagi Ukraina, tetapi itu akan menjadi kekalahan dan sangat berbahaya bagi kita semua,” tambahnya.

Sementara itu, Medvedev kembali menegaskan bahwa keputusan negara-negara NATO menyediakan bantuan senjata dan finansial kepada Ukraina hanya akan memicu peningkatan situasi konflik.

“Cara tercepat untuk membawa konflik di Ukraina ke titik tidak bisa kembali adalah dengan mempersenjatai psikopat di Kiev dengan MRL (senjata rudal) jarak jauh,” kata Medvedev.

“Para pemimpin tua Washington dan pemula NATO terkadang harus menggunakan otak mereka yang lunak,” tambahnya.

Uni Eropa Krisis Energi, Amerika yang Diuntungkan


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.