Pejabat pemerintah AS mengatakan bahwa keputusan OPEC+ memangkas produksi minyak mulai November mendatang sudah membuat Presiden Joe Biden kecewa

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat Joe Biden “kecewa” dengan keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, memangkas produksi minyak mulai November sebesar 2 juta barel per hari dari tingkat produksi yang diperlukan Agustus 2022.

“Presiden (Joe Biden) kecewa dengan keputusan picik OPEC+ untuk memangkas kuota produksi sementara ekonomi global menghadapi dampak negatif lanjutan dari invasi (Presiden Rusia Vladimir) Putin ke Ukraina,” kata penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan penasihat ekonomi utama Brian Deese, dalam pernyataan tertulis, dikutip Anadolu Agency.

Kedua pejabat itu menilai keputusan OPEC+ tersebut akan berdampak negatif pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah

Elon Musk Beri Saran soal Penyelesaian Konflik Ukraina-Rusia, Moskow: Dia Mencari Hasil yang Damai

“Pekerjaan Presiden di dalam negeri, dan dengan sekutu di seluruh dunia, telah membantu menurunkan harga gas AS: sejak awal musim panas, harga gas turun $1,20 – dan harga paling umum di SPBU saat ini adalah $3,29/galon. Atas arahan Presiden, Departemen Energi akan mengirimkan 10 juta barel lagi dari Cadangan Minyak Strategis ke pasar bulan depan, melanjutkan rilis bersejarah yang diperintahkan Presiden pada Maret,” tambahnya.

Mereka menjelaskan bahwa Presiden Joe Biden juga mendesak perusahaan energi Amerika untuk terus menurunkan harga BBM untuk menutup kesenjangan historis besar antara harga gas grosir dan eceran.

“Mengingat tindakan hari ini, Administrasi Biden juga akan berkonsultasi dengan Kongres tentang alat dan otoritas tambahan untuk mengurangi kendali OPEC atas harga energi,” kata pernyataan itu.

“Akhirnya, pengumuman hari ini adalah pengingat mengapa sangat penting bagi Amerika Serikat untuk mengurangi ketergantungannya pada sumber bahan bakar fosil asing. Dengan pengesahan Undang-Undang Pengurangan Inflasi, AS sekarang siap untuk melakukan investasi paling signifikan yang pernah ada di Amerika Serikat, dengan mempercepat transisi energi bersih sambil meningkatkan keamanan energi, dan meningkatkan ketergantungan kita pada teknologi energi dan energi bersih buatan Amerika dan produksi Amerika,” tambahnya.

 

Dunia dalam Bahaya jika Ukraina Gabung dengan NATO


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.