TRIBUNNEWS.COM – Ketika baru memulai usahanya, Joko tidak pernah membayangkan bahwa produk UMKM miliknya akan berhasil terjual dan diekspor hingga ke tujuh negara.
Pria dengan nama lengkap Kurniawan Joko Purnomo ini adalah pemilik dari Kampung Souvenir, sebuah UMKM asal Bali yang menjual produk busana dan kerajinan khas pulau dewata. Berkat platform e-commerce Shopee, Kampung Souvenir mampu meningkatkan penjualan dan menembus pasar ke 7 negara di Asia Tenggara hingga Amerika Latin.
UMKM Kampung Souvenir sendiri dibangun oleh Joko pada tahun 2009. Sejak mulai merintis usahanya, pria yang memiliki latar belakang programmer ini memang kerap memanfaatkan teknologi digital sebagai fondasi bisnis untuk menyasar pasar online.
Pada awal perjalanannya, Joko sudah mulai aktif memasarkan produk yang diambil dari para penjual di pasar lokal melalui website yang ia buat. Langkahnya ini pun terbukti mampu membuat usahanya bertahan meski di tengah pandemi.
Selain itu, Joko pun tak henti mengembangkan bisnisnya lewat inovasi produk. Pada tahun 2013, ia menemukan bahwa fesyen berbahan rayon cukup diminati di Bali, namun belum banyak yang mengolahnya menjadi produk muslim.
Sebagai seorang sosok yang kreatif, Joko dengan sigap mengambil peluang tersebut dan mulai memproduksi busana muslim, seperti gamis dan mukena berbahan rayon. Inovasinya tersebut mendapatkan respon baik dari pelanggan, hingga ia bisa menerima 100-150 pesanan dalam sehari.
Jual lebih dari 10 Ribu produk per bulan hingga sukses ekspor berkat Shopee
Selain inovasi pada produk, Joko pun mencoba mendorong penjualan dengan berbagai strategi agar orang-orang tertarik mengunjungi websitenya. Namun, ternyata website saja tidak cukup. Selama beberapa tahun, penjualan Kampung Souvenir tak kunjung menunjukkan peningkatan yang signifikan, hingga akhirnya ia memutuskan untuk bergabung ke Shopee pada tahun 2016.
“Konsumen Kampung Souvenir adalah wisatawan dan penduduk luar Bali. Saya pikir, akan jauh lebih mudah untuk menjangkau mereka secara digital. Namun, website saja ternyata tidak cukup. Selang beberapa tahun, kami bergabung ke Shopee pada akhir 2016,” ungkap Joko.
“Hasilnya sangat mencengangkan, omzet pun meningkat sekitar 200 persen dibanding sebelum masuk ke Shopee. Kini, dalam sebulan kami bahkan bisa menjual rata-rata lebih dari 10 ribu produk,” terangnya.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.